Semua yang Ku Inginkan Adalah Kamu

"Bai Ye!" Aku protes, merasa adegan ini agak familiar. "Kamu tidak meminta izinku!"

"Dan aku memintanya sekarang," katanya saat menurunkan aku ke tempat tidur. "Kamu tidak akan menolak suamimu di malam pertama, kan?"

"Masih jauh dari malam!" Aku menatapnya dengan tajam di siang bolong. Kulit seseorang terasa terlalu tebal selama pemulihannya. "Dan masih seminggu lagi sampai akhir— um ..."

Kata-kataku berubah menjadi erangan lembut ketika dia menyapu bibirnya di daun telingaku. "Kamu sepertinya tidak terlalu peduli dengan kesejahteraanku ketika kamu menguburku dalam tumpukan salju itu," bisiknya sambil tertawa pelan. "Lagipula, pakaian kita semua basah. Kita akan kedinginan jika tidak segera melepasnya."