Salju terus berjatuhan. Helai-helai putih mendarat di rambutnya, kontras indah dengan warna hitam pekat yang mengalir di bahunya. Bai Ye tiba-tiba teringat waktu terakhir dia menariknya ke taman di hari musim dingin, membiarkannya berdiri di sana bersamanya hingga serpihan salju menutupi rambut mereka. Dia berkata kepadanya bahwa dia baru saja belajar hal ini dari buku yang dibacanya—bahwa itu adalah berkah bagi sepasang kekasih sejati untuk menyaksikan rambut satu sama lain menjadi putih saat mereka menua bersama.
Dia tidak pernah bisa melupakan pemandangan itu darinya. Dia tidak pernah menyangka bahwa pertemuan berikutnya dengan dia yang berselimutkan salju, akan terjadi dalam keadaan seperti ini.