Untuk sebuah momen yang panjang dan tanpa kata, Bai Ye hanya menatapnya. Wajah di depannya adalah wajah yang tidak dikenal dari seorang gadis berusia enam tahun, tetapi dia tahu saat dia menatap matanya, dia melihat roh pedang. Dia melihat orang yang telah dia tunggu-tunggu selama dua ratus enam puluh tahun.
Dia tidak tahu apa yang harus diharapkan. Dia tidak tahu apakah dia akan bangun dengan ingatan tentang dirinya. Dia mencari tanda-tanda pengenalan di wajah gadis tersebut, tetapi dia tidak menemukannya. Gadis itu berkedip, lalu menatap lewat dirinya ke arah orang tuanya.
"Mommy?" dia memanggil, suaranya serak karena penyakit tapi penuh dengan kehidupan. "Daddy?"