Sebaik Mungkin

Tubuhnya menekan erat tubuhku, hawa panas kulit kami berpadu satu sama lain. Aku larut dalam sensasi bahagia itu. Menyilangkan tanganku di atas lengannya, aku memejamkan mata menikmati getaran sisa yang berdenyut dalam diriku, dan saat itulah bayi perempuan kita menendang lagi.

"…"

Ketepatan waktunya membuat Bai Ye tertawa. "Dia sudah belajar." Nafasnya menggeli di pipiku. "Anak perempuan yang baik. Dia membuat segalanya sempurna untuk kita hari ini."

Aku terkekeh mendengar komentar itu. "Aku lihat kamu masih ingat bagaimana semuanya berakhir di pertama kalinya ketika dia tak berhenti protes," kataku, suaraku masih sedikit tidak stabil.