Perhiasan Aku

Kata-kata itu membuat hatiku mengembun. Sejujurnya, enam bulan terakhir ini tidak terasa sebagai pekerjaan berat bagiku sama sekali—mungkin karena badanku yang kuat berkat latihan, aku tidak pernah merasakan ketidaknyamanan yang biasanya dialami orang awam, dan semuanya berjalan terlalu lancar—namun tetap saja, Bai Ye tidak pernah melewatkan kesempatan seperti ini untuk mengingatkan bahwa dia tidak menganggap enteng usahaku. Dia selalu memberikan seluruh kredit kepadaku karena telah membawa kejutan terindah ke dalam hidupnya.

Rasa hangat memenuhi diriku saat itu. Napasnya menggelitik pipiku, dan aku menghembuskan napas lembut. "Lalu bagaimana dengan ibunya?" aku berkata pelan, mendekat ke arahnya untuk membawa kami sedikit lebih dekat. "Jika dia telah bekerja keras … Apa yang akan kamu lakukan untuk menghargai DIA?"