Flying Alone

Benua Xuanqian, di mana sekte berdiri dalam jumlah besar dan ahli tersebar di mana-mana.
Pemuda, Zhou Heng, dengan Pedang Hitam yang Misterius yang Patah di Dantian-nya, muncul dari Kota Batu Asal dan berjuang untuk mengklaim sepotong dunia di era yang megah ini.
Terhadap yang sangat jahat, bunuh!
Terhadap mereka yang menindas teman dan keluarga saya, bunuh!
Terhadap mereka yang menghalangi jalan saya menuju pencerahan, bunuh!
Di jalan ke surga, saya melangkah dengan lagu, dengan pedang di tangan, saya sendiri yang terhormat di bawah langit!

Mengguncang Sembilan Surga Dengan Pedangku

(Melanjutkan dengan lima pembaruan lagi hari ini, meminta dukungan tiket bulanan, saudara laki-laki dan perempuan, tolong berikan satu ya~~~)


Sekte Bintang Surgawi telah mengirim orang untuk mengundang An Luochen, menjanjikan hadiah besar. Memiliki satu seniman bela diri lagi di Alam Pembukaan Surga berarti meningkatkan peluang kemenangan, yang dikaitkan dengan sepuluh persen hasil dari Tambang Batu Roh!


An Luochen dengan senang hati setuju untuk datang. Terpikat oleh tak terhitung banyaknya Batu Roh, dia tentu tidak keberatan membantu. Lagipula, tidak ada kerugian jika dia gagal. Kehidupan seorang Seniman Bela Diri tak terhindarkan dari kegagalan, dan mereka yang tidak bisa bangkit dari kegagalan tidak berhak telah sampai sejauh ini!


Baik Zhou Heng maupun An Luochen dijanjikan kondisi yang sama; jika mereka bisa memenangkan sepuluh persen dari Tambang Batu Roh untuk Negara Biru Dingin, maka mereka akan menerima dua puluh persen dari hasil tahunan dari bagian itu.


Bab 165: Paman yang Pelit? (1/5)