Medan perang di Gunung Meru jatuh dalam keheningan yang mengerikan ketika Kent kini memegang tenggorokan pangeran iblis di udara.
Rambut Kent yang berwarna emas berderak dengan energi, dan cakarnya, bertumpah darah, mencengkeram tenggorokan pangeran. Pangeran yang dulu sombong kini hancur dalam kesakitan, wajahnya berkerut dalam ketakutan.
Setan-setan di bawah, yang sebelumnya meraung dengan percaya diri, membeku. Mata mereka membelalak saat menyaksikan pemimpin mereka terombang-ambing tak berdaya di genggaman besi Kent. Ketakutan menyebar melalui barisan mereka saat udara penuh dengan jeritan tersiksa pangeran.
"Turunkan pangeran kami!" salah satu para tetua setan berteriak, suaranya bergetar dengan otoritas paksa. "Kau tidak bisa menyakiti pangeran Alam Bawah! Lepaskan dia sekarang, manusia, atau hadapi kemarahan seluruh ras kami!"
Seorang tetua lainnya maju, mencoba menggerakkan pasukan. "Serang dia! Kalahkan dia dengan jumlahmu!"