Saya akan menggerakkan Tentara Terlarang!

Matahari tenggelam rendah di balik menara menjulang istana Alam Ketujuh, melemparkan bayangan panjang di atas tangga masuk besar tempat Kaisar Ryon berjalan mondar-mandir dengan gelisah.

Marmer di bawah sepatunya terasa dingin, tetapi rasa frustrasinya yang semakin memuncak membara lebih panas dengan setiap jam yang berlalu. Tatapannya tetap tertuju pada cakrawala, menunggu berita dari jauh Pulau Tak Bernama. Dia mengharapkan pulau itu memberi petunjuk, jejak dari setengah juta tentara yang telah dia kirim.

"Mereka seharusnya telah kembali sekarang," gumam Ryon pelan, tangannya menggenggam dan melepas di sisinya.

Cahaya emas di senja hari memandikan halaman istana, tetapi tidak ada utusan yang datang, tidak ada tanda-tanda tentara yang dia kirim untuk mengambil alih gerbang teleportasi. Seolah-olah angin telah menelan mereka seluruhnya.

Suara langkah kaki tersamar bergema di belakangnya. Salah satu penasihatnya mendekati dengan ragu-ragu, membungkuk rendah.