Langkah Baru

Liora sudah sangat lama di rumah sakit, setelah berhari hari penundaan operasi penyaluran darah, ayah liora memberitahu doktor bahwa liora akan di rawat secara mandiri di rumah, doktor itu setuju dan menyuruhnya ke administrasi rumah sakit untuk meminta resep obat agar darah liora bisa bertambah sedikit demi sedikit, ayah liora pun setuju, lalu ia pergi berjalan menuju administrasi dan mengurus semuanya, setelah selesai, kedua tangan liora di tumpuh oleh ibunya dan dibawa kedalam mobil, ketika di dalam mobil, ayah liora menyalakan mesin mobil dan mulai mengendarai dengan tenang, Perjalanan pulang terasa sangat nyaman bagi Liora.

sementara ibunya, sibuk dengan ponselnya di kursi depan.

Liora sendiri duduk di belakang, menempelkan dahinya ke kaca jendela, memperhatikan kelap-kelip lampu jalan yang berpendar di malam hari.

Dalam hati, ia berharap eksperimen kecil yang ia lakukan terhadap tanamannya akan berhasil.

Setelah beberapa lama menatap pemandangan yang monoton, Liora menghela napas dan mengeluarkan ponselnya. Jarinya dengan cekatan membuka aplikasi Whits untuk membalas beberapa pesan yang tertunda.

- (seseorang tidak diketahui) : "Liooo! Kapan pulang? Aku mau lihat tanaman percobaanmu! Udah numbuh daun warna-warni belom?"

- Liora: "Dalam perjalanan pulang. Belum tahu, nanti aku cek pas nyampe rumah. Semoga aja berhasil."

- (seseorang tidak diketahui): "Ya ampun, aku penasaran parah! Kalo berhasil, kita harus bikin jurnal bareng. Udah kepikiran nama keren buat tanamannya?"

- Liora: "Belum… Mungkin 'Eluvia'?"

- (seseorang tidak diketahui): "Bagus tuh! Berasa kayak nama dari dunia lain!"

Liora tersenyum kecil, lalu beralih membuka Toktoktok, menonton beberapa video singkat tentang eksperimen tanaman dan sains.

Beberapa konten langsung menarik perhatiannya, terutama yang membahas pengaruh musik terhadap pertumbuhan tanaman. Ia menyimpan video tersebut untuk ditonton lebih lanjut nanti.

Saat membuka Tube, ia melihat rekomendasi video tentang sains

---

Malamnya, di Kamar Liora

Begitu tiba di rumah, Liora langsung menuju kamar kecil di sebelah ruang tamu yang ia jadikan laboratorium mininya.

Dengan hati-hati, ia menyalakan lampu kecil di atas meja eksperimen. Di depannya, ada beberapa pot tanaman dengan kondisi yang berbeda.

Salah satu pot berisi tanaman yang ia semprot dengan Eluvia, larutan udara yang ia kembangkan.

Liora menahan napas sebelum mendekat.

"Ya ampun…"

Ia terkejut melihat perubahan yang terjadi.

Daun-daun tanaman itu tampak lebih hijau dibandingkan dengan pot kontrol yang tidak diberi larutan Eluvia.

Beberapa bahkan memiliki semburat warna ungu samar di pinggirannya.

Jantungnya berdebar kencang.

Liora segera mengambil buku catatannya dan mulai menuliskan pengamatannya.

Tanaman yang diberi Eluvia: Daun lebih hijau, muncul semburat ungu.

Tanaman kontrol: Tidak ada perubahan signifikan.

Kemungkinan penyebab: Efek dari larutan Eluvia terhadap peningkatan penyerapan cahaya ?

Ia mengambil ponselnya dan menghubungi (seseorang tidak diketahui) melalui panggilan video.

"Liooo! Udah dicek? Gimana?" (seseorang tidak diketahui) langsung bertanya dengan antusias.

Liora membalikkan kameranya, menunjukkan tanaman itu. "Lihat ini. Warna daunnya berubah."

(seseorang tidak diketahui) membelalakkan mata. "WOAH! Ini berhasil dong?! Seriusan?"

"Belum tahu pasti, tapi ada perubahan." Liora menggigit bibirnya. "Aku harus lanjut observasi. Tapi kalau ini benar-benar berefek, ini bisa jadi terobosan baru."

(seseorang tidak diketahui) tertawa. "Lio, ini keren banget. Besok aku ke rumahmu, kita analisis lebih lanjut!"

Setelah menutup panggilan, Liora menatap tanamannya lagi. Ada rasa bangga

Ia mengambil napas dalam dan menutup jurnalnya lalu merebahkan tubuhnya ke kasur dan beristirahat.

Keesokan paginya, sinar matahari masuk melalui celah tirai kamar Liora, membangunkannya dengan lembut.

Setelah mandi dan mengganti baju dengan kaos oversized dan celana jeans favoritnya, ia merasa lebih segar.

Hari ini, ia berencana melanjutkan eksperimennya yang sempat tertunda.

Saat sedang merapikan rambutnya, terdengar ketukan di pintu depan. "Liora, ada temenmu datang," panggil ayahnya, Arya, dari ruang tamu.

Liora mengernyit. "Temen ? Siapa ya?" gumamnya penasaran.

Ia berjalan menuju pintu kamar, tapi langkahnya terhenti ketika mendengar nada suara ayahnya berubah tegas.

"Maaf, tapi Liora perlu istirahat sekarang. Mungkin lain kali bisa berkunjung lagi," ujar Arya dengan sopan namun jelas menolak.

Ibunya, Nadira, menambahkan, "Betul sekali. Untuk sementara, biarkan Liora beristirahat di rumah dulu ya."

Liora mengintip dari balik pintu kamar, melihat sosok pria yang dikenalnya berdiri di depan pintu dengan raut wajah kecewa. Pria itu berusaha berargumen, tapi ayah dan ibunya tetap kukuh. Akhirnya, dengan enggan, pria itu berbalik dan pergi.

Setelah suasana tenang, Liora kembali ke kamarnya. Ia duduk di tepi tempat tidur, mengambil ponselnya, dan membuka aplikasi Whits.

Benar saja, pesan terakhir dari pria itu tidak bisa dibuka. "Diblokir, huh ?" Liora mendesah pelan. "Yah, bodo amat lah."

Untuk mengalihkan pikirannya, ia membuka notifikasi dari komunitas Lololope.

Para Vtuber di agensinya sedang asyik membahas topik-topik unik dan lucu.

Ada yang cerita tentang pengalaman kocak saat belanja online, ada yang membahas teoris konspirasi aneh, sampai ada yang nge-share meme terbaru yang bikin ngakak.

Liora tersenyum sendiri membaca chat mereka. "Seru banget mereka," pikirnya. Tiba-tiba, ia tersadar. "Eh, aku juga udah lama nggak live ya ?, Subscriber pasti kangen nih."

Ia segera menyalakan laptopnya dan menyiapkan semua peralatan untuk streaming.

Avatar digitalnya yang telah diciptakan oleh agensi Lololope, muncul di layar dengan ekspresi ceria.

Setelah memastikan semuanya siap, ia memulai live di aplikasi Tube.

"Heyyy, halo semuanya!" sapa Liora dengan semangat. Chat langsung ramai dengan pesan-pesan dari para subscriber.

🌱 GreenieChoco: "Liora kembali!"

💦 Mphs: "Akhirnya live lagi !"

🔥 Ahh: "Kami kangen banget!"

Liora tersenyum hangat. "Maaf ya aku lama nggak muncul. Kemarin-kemarin aku sempat dirawat di rumah sakit, tapi sekarang aku udah jauh lebih baik!"

Chat semakin heboh dengan ucapan selamat dan doa untuk kesehatannya.

"Makasih banyak ya atas perhatiannya. Kalian memang terbaik deh!"

Selama beberapa jam, Liora berbagi cerita tentang pengalamannya di rumah sakit, rencana-rencananya ke depan, dan tentu saja, eksperimen tanamannya. "Oh iya, aku lagi coba sesuatu nih dengan tanaman di rumah. Nanti kalau berhasil, aku bakal share ke kalian ya!"

💜 MoonBunny: "Tanaman apa tuh, Lio ?"

🌸 PetalPuff: "Kasih spoiler dong!"

"Hahaha, sabar ya. Nanti kalau udah keliatan hasilnya, pasti aku kasih tau kok," jawabnya sambil tertawa.

Waktu berlalu tanpa terasa. Liora benar-benar menikmati interaksinya dengan para penonton. Ia merasa energi positif mengalir deras, membuatnya semakin bersemangat.

Menjelang sore, Liora menutup live-nya dengan pesan, "Oke deh, segini dulu ya livestream kita hari ini. Makasih banyak buat kalian yang udah nemenin aku. Jangan lupa jaga kesehatan dan tetap semangat! Sampai jumpa di stream berikutnya!"

Setelah mematikan laptop, Liora meregangkan tubuhnya. "Wah, seru banget tadi," ujarnya pada diri sendiri. Ia merasa jauh lebih baik setelah berbagi dengan subscribernya.

Malam harinya, sambil menikmati camilan, Liora merenung tentang kejadian pagi tadi. Meski temannya memblokir nomornya, ia tidak terlalu ambil pusing. "Kalau dia nggak bisa ngerti kondisiku, ya sudahlah," pikirnya.

Ia kemudian mengecek tanamannya.

Daun-daunnya tampak lebih segar, dan ada tunas baru yang muncul. "Yes! Progres nih," serunya dengan gembira.

Liora mengambil catatan dan mulai menulis perkembangan terbaru dari eksperimennya. Ia merasa optimis bahwa usahanya akan membuahkan hasil yang baik.

Sebelum tidur, ia kembali membuka komunitas Lololope. Ada pesan dari salah satu Vtuber lain yang mengajaknya kolaborasi. "Wah, asik nih !, Besok aku jawab deh," ujarnya sambil tersenyum dan menutup mata.

Pagi itu, sinar matahari masuk melalui celah tirai kamar Liora, membangunkannya dengan lembut.

Ia mengusap matanya sambil menguap kecil. "Hmm, pagi yang cerah," gumamnya. Nadira, ibunya, muncul di ambang pintu dengan senyum hangat.

"Sayang, ini obatmu. Jangan lupa diminum ya," ucap Nadira sambil menyerahkan segelas air dan beberapa pil.

"Thanks, Mom," jawab Liora sambil mengambil obat itu. Setelah meneguknya, ia merasakan energi mulai mengalir dalam tubuhnya. Hari ini adalah hari penting.

Setelah Nadira keluar dari kamar, Liora segera duduk di mejanya. Di depannya, ada notebook penuh dengan catatan untuk kolaborasi istimewa hari ini. Ia akan berkolaborasi dengan salah satu Vtuber paling imut dan terkenal di agensinya bernama Hana.

"Oke, fokus ! Kita harus bikin narasi yang keren," ujar Liora pada dirinya sendiri. Jarinya mulai menari di atas keyboard, merangkai kata demi kata. Ia ingin memastikan kolaborasi ini berjalan sempurna.

Setelah beberapa jam tenggelam dalam kreativitas, akhirnya narasi itu selesai.

"Yes! Ini bakal epic banget," serunya dengan semangat. Ia berdiri sejenak, meregangkan tubuh, lalu melirik jam di dinding. "Waktunya siap-siap untuk live!"

Liora membuka laptopnya dan menyalakannya.

Sambil menunggu sistem berjalan, ia mengambil headset dan mengecek mikrofon. "Semuanya harus on point," pikirnya. Kemudian, ia membuka software Vtube dan mulai menyesuaikan avatarnya.

"Aku pengen tampil super imut hari ini," katanya sambil memilih kostum virtual yang lucu. Ia memadukan dress bertema pastel dengan aksesoris yang menggemaskan Tapi yang membuatnya istimewa adalah telinga kelinci asli miliknya yang berpadu sempurna dengan avatarnya. "Perfect!"

Setelah semuanya siap, ia mengambil napas dalam-dalam. "Oke, let's go live!"

Saat tombol "Start Streaming" ditekan, layar chat langsung banjir dengan pesan dari para penonton. "Wah, rame banget!" Liora terkejut melihat angka viewers yang terus melonjak. "10 juta orang?! Seriusan?!"

"Hallo semuanya! Selamat datang di live streaming spesial hari ini!" sapa Liora dengan suara ceria. Chat semakin ramai dengan ucapan selamat dan emotikon berhamburan.

Tak lama kemudian, Hana bergabung dalam streaming. Avatar-nya yang super imut muncul di layar, melambai ke arah penonton. "Hai hai~ Apa kabar semuanya?" sapanya dengan suara lembut.

"Ini dia partner kolaborasi istimewaku, Hana! Senang banget akhirnya kita bisa collab," kata Liora sambil tersenyum.

"Aku juga senang banget, Lio! Kita bakal bersenang-senang hari ini!" jawab Hana dengan antusias.

"Alright, kita mulai dengan Q&A dulu ya!" kata Liora. "Kalian bisa tanyain apa aja ke kita berdua!"

Pertanyaan mulai membanjiri chat.

"Pertanyaan dari user123: 'Kalian pertama kali ketemu di mana?'"

Hana tertawa kecil. "Kita ketemu waktu event internal agensi. Waktu itu Liora tampil dengan kostum kelinci yang super cute, aku langsung nge-fans!"

"Loh, padahal aku yang nge-fans sama kamu duluan!" balas Liora sambil tertawa.

Pertanyaan berikutnya: "Apa inspirasi kalian jadi Vtuber?"

Liora berpikir sejenak. "Hmm, aku suka banget berinteraksi dengan orang-orang dan berbagi cerita. Dunia Vtuber bikin aku bisa mengekspresikan diri dengan lebih bebas."

Hana menambahkan, "Kalau aku, karena aku pikir ini cara yang asik untuk menyebarkan kebahagiaan ke banyak orang!"

"Next, kita masuk ke segmen ASMR!" ujar Hana sambil mengambil mikrofon khususnya.

Liora mengambil sepasang earphone dan menyiapkan peralatan. "Siap bikin kalian rileks nih~"

Mereka mulai membisikkan kata-kata lembut, suara gemericik air, hingga suara halaman dibalik. Chat kembali penuh dengan komentar seperti "Suara kalian menenangkan banget!", "Bikin ngantuk nih~", dan "ASMR terbaik!"

"Terima kasih sudah ikut relaksasi bareng kami," kata Liora. "Sekarang, kita mau nyanyiin lagu spesial buat kalian !,"

Hana mengangguk semangat. "Bener banget ! Kita bakal bawain dua lagu istimewa."

Liora memberi pengumuman singkat sebelum bernyanyi "Jika kalian ingin mendengarkan lagu ini, lagu ini sudah tersedia di Youtube - Channel Publisher Bernama= Isla Corvel (FLAWTRU)"

Ketika pengumuman singkat selesai, Mereka mulai menyanyikan lagu "『特別』マイバニーガール 「欺きの舞台 (あざむき の ぶたい)」". Suara mereka berpadu harmonis, membawa nuansa energik dan catchy. Penonton terpukau, terbukti dari chat yang terus memuji penampilan mereka.

Setelah itu, mereka melanjutkan dengan "『特別』マイバニーガール 「仮面のない顔」", sebuah lagu dengan melodi lebih mellow dan lirik yang menyentuh hati. Beberapa penonton mengaku sampai merinding mendengarnya.

"Wah, nggak kerasa udah berjam-jam kita live," kata Hana dengan senyum manis.

"Iya nih, seru banget sampai lupa waktu," tambah Liora. "Sebelum kita akhiri, ada yang mau kita sampaikan ke kalian semua."

Hana mendekatkan wajah avatarnya ke layar. "Terima kasih banyak udah nemenin kita hari ini. Kalian semua luar biasa!"

Liora ikut mendekat. "Bener banget. Kalian bikin hari kita jadi spesial."

Tiba-tiba, Liora membuat suara ciuman ke arah mikrofon. "Mwah~ Sampai jumpa di streaming berikutnya ya!"

Hana tertawa kecil. "Eh, kok jadi genit sih?"

"Kenapa nggak?" Liora menjawab sambil terkekeh. "Kan biar penonton makin semangat!"

Chat langsung meledak dengan respon heboh. "Kyaaa!", "Liora nakal!", "Aku nggak kuat nih!"

Setelah berpamitan, streaming pun berakhir. Liora melepas headsetnya dan meregangkan badan. "Gila, capek tapi puas banget!"

Ponselnya bergetar, ada pesan dari Hana. "Lio, itu keren banget! Kita harus collab lagi nanti!"

Liora membalas, "Setuju! Thanks ya hari ini, seru banget!"

Malam itu, Liora merasa sangat bahagia.

Kolaborasi pertamanya dengan Hana sukses besar. Jumlah penonton mencapai angka fantastis, dan feedback yang mereka terima sangat positif.

Ia berjalan ke jendela dan menatap langit malam.

Bintang-bintang bertaburan.

Sebelum tidur, ia mengecek media sosial dan melihat namanya menjadi trending topic.

Komentar-komentar positif dan fan art mulai bermunculan. Senyum tak lepas dari wajahnya.

Ibunya mengetuk pintu. "Liora, sudah malam, Jangan tidur terlalu larut ya."

"Iya, Bu. Sebentar lagi," jawabnya.

Nadira masuk dan duduk di tepi tempat tidur. "Tadi Ibu lihat kamu live. Kamu kelihatan bahagia sekali."

"Iya, Bu. Aku senang banget. Rasanya semua kerja keras terbayar."

Ibunya mengelus rambutnya. "Ibu bangga sama kamu. Tapi jangan lupa jaga kesehatan ya."

Liora mengangguk. "Pasti, Bu. Besok aku juga mau lanjut eksperimen tanamanku."

"Baiklah. Istirahat yang cukup."

Setelah ibunya keluar, Liora merebahkan diri.

"Ini hari yang sempurna," bisiknya sebelum akhirnya terlelap dengan senyum di wajah.

Keesokan harinya, Pagi ini, ponsel Liora bergetar hebat di atas meja samping tempat tidurnya.

Dengan mata setengah tertutup dan rambut acak-acakan, ia meraba-raba mencari sumber suara tersebut. "Halo?" jawabnya dengan suara serak

Di seberang sana terdengar tawa lembut. "Waduh, masih tidur ya, Lio ?" Suara itu adalah milik Nina, perwakilan dari agensi Lololope.

"Oh, Nina... Ada apa nih pagi-pagi ?" Liora berusaha menyesuaikan diri, duduk sambil bersandar pada bantal.

"Nggak apa-apa sih, cuma kepala agensi kita, Kak Bella, ingin ketemu kamu secara pribadi hari ini. Bisa datang ke kantor?"

Liora menguap kecil. "Kak Bella pengen ketemu aku ? Wah, ada apa ya ?"

Nina tertawa lagi. "Tenang aja, bukan hal buruk kok. Nanti aja kita bahas. Jadi, bisa kan?"

"Okay deh, nanti aku ke sana."

"Great! See you soon!"

Setelah menutup telepon, Liora bangkit dari tempat tidur. "Wah, harus cepet-cepet siap-siap nih." Ia segera menuju kamar mandi, mengambil handuk dan mulai mandi dengan cepat. Air dingin membantu menyegarkan pikiran dan tubuhnya.

Selesai mandi, ia mengenakan pakaian casual favoritnya: kaos putih oversized dan jeans sobek. Sedikit lipstik dan eyeliner tipis cukup untuk membuatnya terlihat segar. Sambil menatap cermin, ia berkata pada dirinya sendiri, "Semangat, Lio! Siapa tahu ini kesempatan bagus."

Di meja makan, Nadira, ibunya, sudah menyiapkan sarapan sederhana. "Mau ke mana pagi-pagi begini?" tanya Nadira sambil menyodorkan roti panggang dan telur mata sapi.

"Ada meeting di kantor agensi, Bu. Kata Nina, kepala agensi pengen ketemu langsung."

Nadira tersenyum bangga. "Wah, bagus dong. Semoga lancar ya."

"Iya, Bu. Doain aja."

Setelah sarapan, Liora berpamitan. "Aku jalan dulu ya, Bu!"

"Hati-hati di jalan!"

Di depan rumah, ia memesan GOLEBA CAR melalui aplikasinya. Tak berapa lama, mobil berwarna biru itu tiba. "Ke Perusahaan Agensi Lololope ya, Mbak?" tanya sopir dengan ramah.

"Iya, Pak. Makasih."

Sepanjang perjalanan, Liora mencoba menenangkan diri. "Apa ya kira-kira yang mau dibicarain Kak Bella?" pikirnya. Ia mencoba mengingat-ingat apakah ada hal yang mungkin ia lakukan salah, tapi sejauh ini semuanya baik-baik saja.

Sesampainya di depan gedung perusahaan, Liora turun sambil mengucapkan terima kasih kepada sopir. Gedung itu tampak megah dengan desain modern minimalis. "Oke, let's do this," katanya sambil menarik napas dalam.

Saat masuk ke lobi, ia disambut oleh Nina yang sudah menunggunya. "Hai, Lio! Tepat waktu banget nih."

"Eh, hai Nina. Iya dong, kan nggak mau bikin Kak Bella nunggu."

Nina tersenyum dan mengisyaratkan Liora untuk mengikutinya. "Yuk, langsung aja ke ruangan Kak Bella."

Mereka berjalan melewati lorong dengan dinding berhiaskan poster-poster Vtuber terkenal dari agensi mereka. "Masih deg-degan ya?" tanya Nina sambil melirik.

"Sedikit sih. Aku nggak nyangka aja dipanggil langsung sama kepala agensi."

Nina menepuk bahunya. "Tenang aja, Kak Bella orangnya asik kok. Kamu pasti suka."

Mereka berhenti di depan pintu bertanda "Isabella - Head of Agency". Nina mengetuk pintu dengan pelan. "Kak Bella, Liora sudah datang."

"Masuk aja!" terdengar suara lembut dari dalam.

Nina membuka pintu dan mempersilakan Liora masuk. Di dalam ruangan yang luas dengan jendela besar, duduklah seorang wanita cantik dengan senyum manis. Rambut cokelat panjangnya tergerai indah, matanya bersinar penuh kehangatan. "Hai, Liora. Senang akhirnya kita bisa ketemu langsung," sapanya.

"Selamat siang, Kak Bella," jawab Liora sambil sedikit membungkuk.

"Kamu bisa panggil aku Bella aja. Santai aja ya." Bella berdiri dan menghampiri Liora. "Silakan duduk."

Setelah duduk di sofa yang empuk, Bella memulai pembicaraan. "Aku udah lama pengen ngobrol langsung sama kamu. Aku lihat performamu belakangan ini luar biasa."

"Ah, terima kasih. Aku cuma berusaha melakukan yang terbaik."

Bella tersenyum. "Itu terlihat. Kolaborasimu dengan Hana kemarin sangat sukses. Kamu berhasil menarik perhatian banyak orang."

Liora tersipu. "Iya, aku juga nggak nyangka bakal seramai itu."

Mereka kemudian mulai membahas tentang kepribadian Liora, bagaimana ia bisa sangat natural dan dekat dengan penontonnya. Bella tampak sangat tertarik dengan ide-ide dan pendekatan yang Liora gunakan. "Kamu punya bakat alami untuk berinteraksi. Itu nggak mudah lho."

"Wah, makasih banyak atas penghargaannya."

Percakapan berlanjut ke masa lalu.

Bella bercerita bagaimana ia memulai agensi Lololope dari nol, tantangan yang ia hadapi, dan perjuangannya untuk membawa agensi ke titik sekarang.

"Dulu, aku pernah hampir menyerah. Tapi melihat semangat para talent seperti kamu, aku jadi terus termotivasi," ujarnya.

Liora mendengarkan dengan seksama. "Kak Bella, kamu hebat banget bisa membangun semua ini."

Bella menghela napas. "Tapi belakangan ini, aku merasa ada masalah yang semakin sulit diatasi."

Liora menatapnya dengan penuh perhatian. "Masalah apa, kalau boleh tahu?"

Bella ragu sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Ada persaingan ketat dengan agensi lain. Mereka menggunakan cara-cara yang kurang fair. Beberapa talent kita bahkan ditarik ke sana dengan iming-iming tertentu."

"Wah, seriusan? Itu nggak bener banget."

"Iya, dan aku khawatir ini akan berdampak buruk ke agensi dan kalian para talent."

Liora berpikir sejenak. "Mungkin kita perlu pendekatan baru untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas talent dan penonton."

Bella mengangguk. "Kamu punya saran?"

"Menurutku, kita bisa fokus pada peningkatan kualitas konten dan keterlibatan komunitas. Bikin event khusus, workshop, atau program pengembangan diri untuk para talent. Jadi mereka merasa dihargai dan berkembang di sini."

"Itu ide bagus. Tapi bagaimana dengan tekanan dari kompetitor?"

"Kita nggak perlu fokus pada apa yang mereka lakukan, Lebih baik kita perkuat internal kita, Transparansi dan komunikasi yang baik antara manajemen dan talent bisa jadi kunci. Kalau hubungan kita kuat, godaan dari luar nggak akan mudah menggoyahkan."

Bella tersenyum lebar. "Kamu bijak sekali, Liora. Nggak nyangka dapat insight sebagus ini darimu."

Liora tersipu. "Ah, aku cuma berpikir dari sudut pandang talent aja."

Waktu berlalu tanpa mereka sadari. Percakapan semakin mengalir, mulai dari membahas strategi hingga cerita-cerita pribadi. Bella menceritakan kenangan lucu saat awal merintis karir, dan Liora pun berbagi pengalaman uniknya selama menjadi Vtuber.

Tak terasa, langit di luar mulai gelap. Nina mengetuk pintu dan masuk. "Maaf mengganggu, Kak Bella, tapi ini sudah larut malam."

Bella terkejut melihat jam. "Wah, nggak kerasa ya udah malam. Maaf ya Liora, jadi kelamaan ngobrolnya."

"Nggak apa-apa kok, Kak. Aku senang bisa ngobrol banyak hari ini."

Bella berdiri dan menjabat tangan Liora. "Terima kasih banyak atas masukannya. Aku akan pertimbangkan semua yang kamu sampaikan. Kamu benar-benar aset berharga bagi agensi ini."

"Senang bisa membantu. Kalau ada apa-apa, jangan ragu untuk hubungi aku ya."

Setelah berpamitan, Liora keluar dari ruangan diantar oleh Nina. "Wah, kalian ngobrol lama banget ya," canda Nina.

"Iya nih, sampai lupa waktu."

"Jadi, gimana? Semua baik-baik aja kan?"

"Baik banget malah. Aku senang bisa share ide-ideku."

Nina tersenyum. "Baguslah kalau gitu. Ayo, aku antar kamu sampai depan."

Di depan gedung, angin malam berhembus sejuk. "Kamu mau langsung pulang?" tanya Nina.

"Iya, sepertinya begitu."

"Mau aku pesenin GOLEBA CAR ?"

"Boleh deh, makasih ya."

Saat menunggu mobil datang, Liora menatap bintang di langit.

Ia merasa lega dan bersemangat. Pertemuannya dengan Bella membawa perspektif baru baginya.

"Gimana perjalananmu ke depannya?" tanya Nina tiba-tiba.

"Maksudnya?"

"Ya, setelah semua ini, apa rencanamu?"

Liora tersenyum. "Aku pengen terus berkembang, bikin konten yang lebih kreatif, dan mungkin membantu agensi ini jadi lebih baik lagi."

"Itu jawaban yang keren. Kamu memang berbeda, Lio."

GOLEBA CAR tiba, dan Liora berpamitan. "Thanks banget ya, Nina. Sampai jumpa besok!"

"See ya ! Hati-hati di jalan."

Di dalam mobil, Liora merasa hari ini adalah salah satu hari terbaiknya. Ia membuka ponselnya dan melihat pesan dari Bella.

"Terima kasih sekali lagi, Liora. Aku berharap kita bisa bekerja sama lebih erat ke depannya."

Liora membalas, "Sama-sama, Kak. Aku juga berharap begitu."

Sesampainya di rumah, Nadira sudah menunggunya dengan secangkir teh hangat. "Bagaimana harimu, nak ?" tanya ibunya.

"Hebat, Bu. Aku banyak belajar hari ini."

Nadira tersenyum. "Ibu senang mendengarnya. Sekarang istirahat ya. Besok pasti masih banyak hal menarik menunggumu."

"Iya, Bu. Makasih."

Malam itu, sebelum tidur, Liora memikirkan semua yang terjadi hari ini. Ia merasa lebih percaya diri, Dengan perasaan puas, ia menutup mata.

Pagi ini, cahaya matahari menyelinap melalui jendela kamar Liora.

membelai wajahnya yang masih terlelap.

Perlahan ia membuka mata, mengedipkan perlahan sambil menyesuaikan diri dengan cahaya. "Ah, pagi yang cerah," gumamnya sambil meregangkan tubuh. Ingat akan eksperimen tanamannya, ia segera bangkit dari tempat tidur.

Dengan langkah ringan, Liora menuju sudut kamar tempat tanaman eksperimennya ditempatkan.

Matanya melebar saat melihat pertumbuhan yang signifikan. "Wah, kamu tumbuh cepat banget!" serunya dengan antusias. Tanaman itu kini hampir setinggi pinggangnya, padahal baru beberapa hari lalu tingginya cuma setinggi lutut.

Merasa tanaman itu butuh ruang lebih luas, Liora memutuskan untuk memindahkannya ke halaman depan rumah.

"Biar kamu bisa tumbuh lebih baik di luar sana," ujarnya sambil tersenyum. Dengan hati-hati, ia membawa pot besar itu melewati ruang tamu menuju pintu depan.

Di halaman, ia mencari tempat yang pas—agak jauh dari rumah, di area yang mendapat sinar matahari cukup tapi tetap terlindung dari angin kencang. Setelah menemukan spot yang tepat, ia menempatkan pot tersebut dengan hati-hati. "Nah, semoga kamu betah di sini."

Selesai dengan urusan tanamannya, Liora kembali masuk ke dalam rumah. "Hmm, mandi dulu deh biar seger," pikirnya. Ia menuju kamar mandi, menikmati aliran air hangat yang menyegarkan tubuhnya. Setelah itu, ia mengenakan tank top hitam dan celana jeans pendek—outfit yang sederhana tapi nyaman.

Perutnya mulai berbunyi. "Ah, sarapan dulu kali ya." Namun, pikirannya teralihkan ketika melihat laptopnya di meja. "Eh, mending live sekarang aja deh! Sarapan belakangan aja."

Ia menyalakan laptopnya dan mulai menyiapkan semua peralatan untuk streaming.

Kali ini, ia ingin tampil dengan avatar yang sedikit berbeda.

"Coba ganti style dulu ah, biar nggak bosen," katanya sambil memilih kostum dan aksesori baru untuk avatarnya.

Ia memilih tema ilmuwan keren dengan sentuhan futuristik, lengkap dengan kacamata stylish dan headphone canggih.

Judul live-nya pun sudah terpikirkan. "Hmm, 'Eksperimen Sains Terbaik' keren nih!" Setelah semuanya siap, ia menekan tombol "Start Streaming".

"Hey, hey! Selamat pagi semuanya!" sapa Liora dengan semangat. Chat langsung dibanjiri oleh penonton yang antusias.

"Morning, Liora!"

"Wih, avatarnya keren banget!"

"Apa nih eksperimen barunya?"

Liora tersenyum. "Hari ini aku mau share sedikit tentang eksperimen tanamanku yang lagi berkembang pesat. Kalian pasti bakal excited deh!"

Namun, saat sedang asyik bercerita, ia tersadar bahwa alat-alat sains yang dimilikinya masih kurang untuk melakukan penelitian lebih lanjut. "Eh, ngomong-ngomong, aku butuh alat yang lebih canggih nih buat analisis," ujarnya sambil berpikir.

Tanpa pikir panjang, Liora membuka situs belanja online favoritnya. "Oke, kita lihat apa aja yang bisa dibeli." Ia mulai memasukkan beberapa item ke dalam keranjang belanja:

-Mikroskop Elektron: "Bisa banget nih buat lihat struktur seluler tanamanku."

- Kromatografi Gas dan Cair: "Ini penting buat analisis komponen kimia."

-Scanning Tunneling Microscope: "Wah, bisa lihat sampai tingkat atom!"

-Large Hadron Collider: "Eh, ini sih gede banget... tapi siapa tahu berguna?"

-Sekuenasi Genomik Tinggi (Next-Generation Sequencing): "Dengan ini, bisa tahu genetik tanamanku secara detail."

Setelah semua dimasukkan, ia melihat total harganya. "Dua miliar dolar? Hmm... ah, nggak masalah lah!" katanya sambil terkekeh. Tanpa ragu, ia menekan tombol checkout. "Untung aja ada saldo khusus dari hasil streaming kemarin," pikirnya dengan santai.

Penonton di chat mulai heboh.

"Liora, seriusan beli itu semua?!"

"Gila, sultan banget!"

"Large Hadron Collider? Itu kan alat raksasa!"

Liora tertawa. "Tenang aja guys, ini semua demi ilmu pengetahuan kok!"

Setelah urusan belanja selesai, ia kembali fokus ke streaming. "Oke, sambil nunggu alat-alat itu datang, kita lanjut sesi ASMR yuk !"

Ia mengambil mikrofon khususnya dan mulai membuat suara-suara menenangkan.

Dari ketukan jari lembut, suara halaman buku yang dibalik, hingga bisikan-bisikan manis. Suaranya yang lembut dan merdu berhasil membuat penonton terpaku.

"Eh, kalian suka nggak kalau aku baca puisi ?" tanya Liora sambil tersenyum.

"Yes, baca dong!"

"Pasti keren!"

Ia mulai membacakan puisi dengan intonasi yang pas, membuat suasana semakin syahdu.

Setelah itu, ia menggoda penonton dengan candaan-candaan ringan.

"Kalian pada ngantuk belum nih?", "Atau pengen aku kecup bibir kalian satu-persatu ?" godanya.

Chat kembali ramai.

"Ah, Liora mah nakal banget !"

"Nggak bisa tidur kalau belum denger suara kamu !"

"Wah, jadi salah tingkah nih !"

Waktu berlalu tanpa terasa. Liora begitu menikmati interaksinya dengan penonton.

"Wah, udah malam aja ya. Gimana kalau kita akhiri streaming hari ini dengan sedikit kejutan ?"

"Apa tuh?!"

"Kejutan apa?"

Ia mendekatkan wajah avatarnya ke layar, matanya berkedip manja.

"Terima kasih ya udah nemenin aku hari ini. Kalian bikin hariku jadi spesial." Ia kemudian membuat gesture meniupkan ciuman ke kamera. "Sampai jumpa besok!"

Penonton pun heboh.

"Kyaaa !"

"Liora bikin meleleh!"

"Best streamer ever!"

Setelah menutup streaming, Liora meregangkan tubuhnya. "Capek juga ya, tapi seru banget!" Ia melihat jam di dinding. "Wah, udah tengah malam."

Perutnya kembali berbunyi. "Hmm, baru kerasa lapar nih." Ia turun ke dapur dan melihat ibunya, Nadira, masih terjaga.

"Belum tidur, Sayang?" tanya Nadira sambil menyiapkan teh hangat.

"Belum nih, Bu. Abis live tadi."

"Ibu dengar kamu ketawa-ketawa sendiri dari kamar. Seru ya?"

Liora terkekeh. "Iya, penontonnya asik-asik. Tadi aku juga pesen beberapa alat sains untuk eksperimenku."

"Oh ya? Alat apa aja?"

"Ya... cuma mikroskop elektron, kromatografi, gitu-gitu deh."

Nadira mengangguk pelan. "Wah, canggih-canggih ya. Semoga eksperimenmu berhasil."

"Amiiin.... ! Makasih ya, Bu."

Setelah menghabiskan camilan tengah malam, Liora kembali ke kamarnya. Ia membuka ponselnya dan melihat banyak pesan masuk, termasuk dari Bella, kepala agensinya.

"Beli Large Hadron Collider? Kamu kocak banget, Lio!" tulis Bella disertai emoji tertawa.

Liora membalas, "Hahaha, siapa tahu berguna kan?"

Bella menjawab, "Kalau alat sebesar itu dikirim ke rumahmu, bisa penuh itu halaman!"

Mereka berdua tertawa membayangkan hal tersebut.

Sebelum tidur, Liora melihat ke luar jendela. Bulan bersinar terang, menerangi tanamannya yang kini berada di halaman. "Semoga kamu tumbuh dengan baik ya," bisiknya.

Ia merebahkan diri di tempat tidur, merasa puas dengan hari yang dijalaninya. "~~" pikirnya sebelum akhirnya terlelap.

Pagi ini, seperti biasa, sinar matahari menyelinap melalui celah tirai kamar Liora, membangunkannya dari tidur lelap. Ia membuka mata perlahan, mengedipkan beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk. "Pagi yang cerah," gumamnya sambil tersenyum tipis.

Dengan malas, Liora meraih ponselnya di samping tempat tidur, mengecek notifikasi yang menumpuk. "Nanti aja deh," pikirnya sambil meletakkannya kembali.

Ia bangkit, meregangkan tubuhnya yang masih kaku, lalu berjalan menuju kamar mandi.

Di kamar mandi, ia menyalakan keran air hangat. Sambil menunggu bak mandi terisi, Liora menyikat gigi sambil menatap cermin. Rambutnya yang acak-acakan justru menambah kesan imut. "Harus semangat hari ini," ujarnya pada diri sendiri.

Setelah itu, ia melepas piyamanya dan masuk ke dalam bak mandi. Air hangat menyentuh kulitnya, memberikan sensasi nyaman yang membuatnya menghela napas lega. Ia menutup mata sejenak, menikmati momen ketenangan sebelum hari yang sibuk dimulai.

Selesai mandi, Liora mengenakan handuk dan berjalan ke kamarnya. Ia membuka lemari pakaian, mencari outfit yang pas untuk hari ini. "Hmm, yang ini aja," katanya sambil mengambil tank top putih dengan gambar kelinci kecil di bagian depan. Dipadukan dengan celana pendek denim, penampilannya terlihat santai namun tetap stylish.

Sambil menyisir rambutnya, ia memutuskan untuk menguncirnya setengah, membiarkan sebagian rambut terurai di bahu. Sedikit lip tint dan blush on tipis membuat wajahnya terlihat segar. "Perfect!" serunya sambil tersenyum ke cermin.

Perutnya mulai berbunyi, tanda ia butuh sarapan. Liora berjalan ke dapur, di mana ibunya, Nadira, sudah menyiapkan roti bakar dengan selai cokelat dan segelas jus jeruk.

"Pagi, Sayang," sapa Nadira sambil tersenyum.

"Pagi, Bu! Sarapannya menggoda nih," balas Liora sambil duduk di meja makan.

"Sibuk streaming lagi hari ini?"

"Iya, Bu. Mau main game baru yang lagi hype banget!"

"Oh ya? Semangat ya! Jangan lupa istirahat kalau capek."

"Siap, Bu!"

Selesai sarapan, Liora naik ke kamarnya. Ia menyalakan laptop dan mulai menyiapkan peralatan streaming. "Judul live hari ini apa ya?" gumamnya sambil berpikir. "Ah, 'Main Game AAA Grafis Gila: CyberRealm Saga'! Mantap!"

Setelah semuanya siap, ia memulai streaming. "Halo halo semuanya! Selamat datang di live streaming pagi ini!" sapa Liora dengan semangat. Chat langsung ramai dengan sapaan dari subscribernya.

"Morning, Liora!"

"Wih, main game baru nih!"

"Grafisnya pasti mantul!"

Liora tertawa. "Bener banget! Hari ini kita bakal main 'CyberRealm Saga', game AAA dengan real engine dan grafis terbaik saat ini. Siapin mata kalian ya!"

Permainan dimulai, dan Liora langsung terpukau dengan visualnya. "GILA! Ini sih realistis banget! Detailnya parah!" serunya dengan mata berbinar.

Ia mulai menjelajahi dunia game tersebut, melintasi kota futuristik dengan neon berwarna-warni. Namun, di tengah asyiknya bermain, tiba-tiba karakter yang ia mainkan terjatuh ke jurang karena salah melompat.

"Eh, WHAT?! Kok bisa jatuh sih?!" Liora tertawa terbahak-bahak. Chat pun meledak dengan komentar.

"Hahaha, noob banget!"

"Fokus dong, Lio!"

"Jangan kebanyakan ngelamun!"

Liora menggaruk kepala sambil tersenyum malu. "Maaf, maaf! Ternyata kontrolnya agak beda sama game yang biasa aku mainin."

Lanjut bermain, ia berusaha lebih hati-hati. Tapi lagi-lagi, subscribernya menggoda di chat.

"Liora, udah sarapan belum? Nanti lemes lho!"

"Itu rambutnya kok cantik banget hari ini?"

"Aku mimpiin kamu semalam, deh!"

Liora tertawa kecil. "Aduh, kalian jangan bikin aku baper dong! Ntar aku jadi salah pencet tombol lagi nih."

Benar saja, karena kurang fokus, karakter Liora malah menabrak dinding dan gagal menyelesaikan misi. "Ya ampun! Kalian berhasil bikin aku gagal misi!" ujarnya sambil berpura-pura kesal.

"Kami nggak salah lho!"

"Maaf deh, Lio~"

Setelah bermain cukup lama, Liora memutuskan untuk istirahat sejenak. "Oke guys, kita break dulu ya. Tanganku pegal juga ternyata."

"Sip, Lio!"

"Sambil Q&A yuk!"

Liora melepaskan headsetnya sejenak, meregangkan jari-jarinya. "Gimana kalau kita ngobrol-ngobrol santai sekarang?"

Pertanyaan mulai berdatangan.

"Liora, gimana caranya biar jago main game kayak kamu?"

"Tips skincare dong!"

"Kapan collab lagi sama Hana?"

Liora menjawab dengan santai. "Wah, kalau soal jago main game sih, aku juga masih sering noob kok! Yang penting enjoy aja. Untuk skincare, aku selalu cuci muka sebelum tidur dan pakai moisturizer. Kalo collab sama Hana, tunggu tanggal mainnya ya!"

Chat terus berjalan dengan aliran pertanyaan dan komentar. Liora merasa senang bisa lebih dekat dengan subscribernya.

Menjelang malam, Liora merasa sudah saatnya mengakhiri streaming. "Oke teman-teman, sepertinya sampai sini dulu ya live kita hari ini."

"Jangan dulu lah!"

"Baru juga mulai!"

Liora tersenyum manja. "Aduh, kalian bikin aku nggak tega nih. Tapi aku harus istirahat juga dong."

Sebelum menutup live, ia mendekatkan wajah avatarnya ke kamera. Dengan suara lembut dan sedikit menggoda, ia berkata, "Jangan kangen aku ya~ Besok kita ketemu lagi. Mimpi indah semuanya!"

Chat pun heboh dengan respon.

"Kyaaa! Liora bikin deg-degan!"

"Suara manjanya bikin nggak tahan!"

"Love you, Lio!"

Setelah menutup streaming, Liora merebahkan diri di kursinya. "Capek juga ya, tapi puas banget," pikirnya sambil tersenyum. Ia mematikan laptop dan beranjak ke tempat tidur.

Sambil menatap langit-langit kamar, ia teringat akan mimpi buruk yang sempat menghantui pikirannya tadi pagi. "Ah, mungkin cuma karena kebanyakan mikir aja," gumamnya mencoba menenangkan diri.

Matanya perlahan mulai menutup. "Besok harus lebih semangat lagi," batinnya sebelum akhirnya terlelap dalam tidur yang nyenyak.

Pagi itu, sinar matahari menerobos masuk melalui jendela kamar Liora, membangunkannya dari tidur lelap. Ia meraih ponselnya yang bergetar di samping bantal. "Eh, ada notifikasi apa nih?" gumamnya sambil mengusap mata.

Matanya melebar saat melihat pesan dari aplikasi NADA. **"Saldo sebesar Rp200.000.000 telah ditransfer ke akun Anda."**

"WHAT?! Dua ratus juta?!" serunya kaget. Jantungnya berdebar kencang. "Kak Bella ngirimin uang sebanyak ini? Ada apa ya?"

Tanpa pikir panjang, Liora segera menghubungi Kak Bella, kepala agensinya. "Halo, Kak Bella? Maaf ganggu pagi-pagi. Ini aku baru aja nerima transferan dari kakak sebesar dua ratus juta. Emang bener ya?"

Di seberang telepon, suara lembut Kak Bella terdengar. "Hai, Liora! Iya, itu bonus buat kamu atas performa kamu yang luar biasa belakangan ini. Subscriber kamu naik drastis, dan kolaborasi kamu sukses besar. Agensi sangat menghargai kerja kerasmu."

Liora tersipu. "Wah, makasih banyak, Kak! Aku nggak nyangka bakal dapet apresiasi sebesar ini."

"Kamu pantas mendapatkannya. Teruslah berkarya ya!"

Setelah menutup telepon, perasaan bahagia memenuhi hati Liora. "Gila, rezeki nomplok nih!" ujarnya sambil tersenyum lebar.

Dengan semangat, ia beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Sambil mandi, Liora tak henti-hentinya bersenandung riang. Air hangat yang mengalir membuatnya merasa segar. Setelah selesai, ia mengenakan pakaian kasual: kaos crop top abu-abu dan celana jeans high waist. Rambutnya ia biarkan terurai, memberi kesan santai namun tetap stylish.

Di meja makan, Nadira, ibunya, sudah menyiapkan sarapan roti panggang dengan selai stroberi dan segelas susu almond. "Pagi, Sayang! Kok ceria banget hari ini?" tanya Nadira sambil tersenyum.

"Bu, tadi aku dapet bonus dari agensi! Dua ratus juta lho!" jawab Liora antusias.

"Wah, syukur alhamdulillah! Selamat ya! Kamu memang kerja keras, pantas mendapatkannya."

"Iya, Bu. Aku mau ambil uangnya sekarang deh."

"Baiklah, tapi hati-hati ya di jalan."

Setelah sarapan, Liora memesan **GOLEBA BIKE** melalui aplikasinya untuk menuju bank. Tak lama kemudian, datanglah driver dengan motor matic berwarna merah.

"Selamat pagi, Mbak Liora ya?" sapa pria paruh baya itu dengan ramah.

"Iya, Pak. Pagi!"

"Perkenalkan, saya Pak Arang. Kita langsung berangkat ya?"

"Siap, Pak!"

Di perjalanan, Pak Arang sesekali melirik ke spion, melihat Liora yang sibuk dengan ponselnya. "Mbak Liora, bener nih Vtuber yang terkenal itu ya?" tanyanya tiba-tiba.

Liora terkejut. "Eh, iya Pak. Kok tahu?"

"Saya sering nonton live streaming Mbak. Anak saya juga suka banget sama Mbak. Katanya Mbak Liora punya telinga kelinci asli?"

Liora tersenyum. "Hehe, iya Pak. Ini memang asli."

"Wah, unik banget ya. Kalau boleh tahu, gimana ceritanya bisa punya telinga kelinci?"

Setelah ragu sejenak, Liora memutuskan untuk berbagi sedikit cerita. "Sebenarnya, saya terlahir dengan kondisi khusus akibat campuran DNA yang nggak sengaja, Pak. Jadi ya begini deh, punya telinga kelinci."

Pak Arang mengangguk-angguk. "Oh begitu. Tapi tetap cantik kok, Mbak."

"Ah, terima kasih, Pak."

Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan dengan obrolan ringan. Sesampainya di bank, Liora turun dari motor.

"Pak Arang, makasih ya. Bapak bisa lanjut ambil orderan lain."

"Tidak apa-apa, Mbak. Saya tunggu saja di sini. Siapa tahu nanti bisa antar Mbak pulang lagi. Hemat biaya kan?" ujarnya sambil tersenyum.

"Oh, baiklah kalau begitu. Makasih ya, Pak."

Di dalam bank, proses penarikan uang berjalan lancar. Liora memasukkan uangnya ke dalam tas dengan hati-hati. "Uang sebanyak ini harus dijaga baik-baik," pikirnya.

Keluar dari bank, ia terkejut melihat Pak Arang masih menunggunya. "Lho, Pak? Masih di sini?"

Pak Arang melambai. "Iya, Mbak. Ayo saya antar pulang. Nanti saya kasih diskon spesial deh."

Liora tertawa kecil. "Wah, baik banget sih Pak. Ya udah, yuk."

Di perjalanan pulang, mereka kembali mengobrol. Kali ini, Pak Arang bercerita tentang anaknya yang ingin jadi Vtuber juga. Liora memberikan beberapa saran dan semangat.

Sesampainya di rumah, Liora membayar ongkos dengan tambahan tip. "Ini Pak, makasih banyak ya."

"Terima kasih kembali, Mbak. Sukses selalu ya!"

Setelah Pak Arang pergi, Liora masuk ke rumah dan langsung merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. "Capek juga ya hari ini," gumamnya sambil menutup mata sejenak.

Tiba-tiba, ia teringat sesuatu. "Eh, aku kan harus cek jadwal sekolah!" Ia segera bangkit dan mengambil laptopnya. Membuka situs SMA Cahaya Cendekia, Liora melihat info tentang Jadwal Masuk

"Wah, ternyata minggu depan sudah masuk. Lumayan nih, bisa ketemu teman-teman," ujarnya sambil tersenyum.

Waktu berlalu dengan cepat. Tanpa terasa, langit mulai gelap. Liora memutuskan untuk membuat konten singkat. "Kayaknya seru nih kalau bikin short video," pikirnya.

Ia menyalakan kamera dan merekam dirinya memberikan flying kiss sambil mengedipkan mata. Hanya empat detik, tapi cukup menggemaskan. "Perfect!"

Setelah mengedit sedikit, ia mengunggah video tersebut ke akun **Tube** miliknya. "Pasti banyak yang suka nih," katanya sambil tertawa kecil.

Selesai semuanya, Liora merasa lelah. Ia meregangkan tubuhnya dan bersiap untuk tidur. "Besok harus semangat lagi," ujarnya sambil menarik selimut.

Sebelum terlelap, ponselnya bergetar. Ada notifikasi dari **Tube**. Video shorts yang baru saja diunggahnya meledak dengan ribuan like dan komentar dalam waktu singkat.

"Wow, cepet banget responsnya," pikir Liora sambil tersenyum puas. Dengan perasaan bahagia, ia menutup mata