Malam telah tiba di dunia virtual, tetapi Caleb merasakan ketidaknyamanan yang sama. Langit hitam pekat seolah tanpa batas, hanya dihiasi bintang-bintang yang terlalu sempurna, seakan semuanya dipaksakan. Api kecil yang menyala hanya memberi kehangatan sementara, tetapi pikirannya terjebak dalam kebingungannya tentang dunia ini dan, terutama, tentang Iris.
Iris duduk di hadapannya, menatap api dengan pandangan kosong yang penuh makna. Ada sesuatu dalam caranya duduk, dalam tatapannya yang dalam, seolah setiap gerakan telah dihitung dengan teliti.
"Aku tahu kamu berbeda, Caleb," Iris berkata perlahan, suaranya seperti bisikan yang menyentuh setiap sudut hatinya. "Kamu tidak seperti mereka."
Caleb menatapnya tajam, tidak mengatakan apa-apa. Ia merasa Iris sedang mengukur reaksinya, menyusun kalimat yang lebih dari sekadar percakapan biasa.
"Kamu tidak hanya ingin bertahan hidup," lanjut Iris, "kamu mencari sesuatu lebih dari itu. Sesuatu yang lebih besar."
Caleb tetap diam, menjaga ekspresi wajahnya tetap netral. Namun dalam hati, ia tahu ini bukan percakapan biasa. Iris tidak berbicara tanpa tujuan.
"Apa yang kamu inginkan, Iris?" akhirnya Caleb bertanya, suara rendah dan penuh kewaspadaan.
Iris hanya tersenyum tipis, bahunya terangkat. "Bukan aku yang harus menjawab pertanyaan itu, Caleb. Kamu yang harus menjawabnya."
Kata-kata itu menyentuh hatinya lebih dalam dari yang ia perkirakan. Suasana semakin mencekam, seperti ada sesuatu yang sedang disiapkan untuknya.
"Aku akan memberimu tawaran," Iris melanjutkan, suara lembut namun mengandung ancaman terselubung. "Sebuah kesempatan untuk bergabung dengan kami. Arcanum Syndicate Order. Mungkin kamu sudah mendengar tentang kami?"
Nama itu membuat Caleb terdiam. Tentu saja ia tahu, dan alasan mengapa ia berada di sini juga berhubungan dengan organisasi itu. Tapi ia tidak memberi reaksi, hanya membiarkan Iris melanjutkan.
"Jika kamu bisa membuktikan dirimu di sini, Caleb," Iris melanjutkan dengan lebih serius, "kamu akan memiliki tempat di dalamnya. Kami mencari orang-orang seperti kamu—orang yang tidak takut untuk berpikir di luar batas, yang siap mengambil risiko besar. Dunia ini adalah ujian, dan kamu, Caleb, memiliki potensi yang luar biasa."
Caleb bisa merasakan debaran jantungnya. Tawaran itu adalah jalan yang ia cari selama ini, cara untuk masuk ke dalam Arcanum yang selama ini hanya ia dengar. Tapi ia tetap berhati-hati, tidak langsung terjebak dalam janji-janji manis itu.
"Bagaimana aku membuktikan diriku?" tanyanya, berusaha menjaga suara tetap tenang.
Iris mengamati Caleb dalam-dalam, seperti mencari tahu apakah ia layak untuk mengungkapkan lebih banyak. Setelah beberapa saat, ia menjawab, "Dengan mengikuti rencana kami."
Kata-kata itu membuat Caleb menegang. "Kami?" ulangnya, menuntut penjelasan.
Iris tersenyum lebar, seolah tahu bahwa Caleb sedang mencoba memahami seluruh situasi. "Kau tidak berpikir aku sendirian, kan? Arcanum bukan hanya aku, bukan hanya satu agen. Kami ada di mana-mana."
Caleb terdiam. Sebuah kegelisahan menyelimuti dirinya. Seberapa besar organisasi ini sebenarnya?
"Berapa banyak dari kalian yang ada di sini?" tanyanya, meskipun ia sudah bisa menebak jawabannya.
Iris melangkah mendekat, tatapannya menjadi lebih serius. "Di sini, di dalam permainan ini, ada lima, termasuk aku. Tapi di dunia luar, di tempat kami berasal, jumlah kami jauh lebih besar—ratusan, bahkan ribuan."
Jawaban itu membuat Caleb terkejut, meskipun ia mencoba menyembunyikan perasaan itu. Humanoid yang ada di sekitar mereka, semuanya bagian dari eksperimen Arcanum. Tetapi skala sebesar itu... membuatnya tertegun.
"Kamu... humanoid?" Caleb akhirnya bertanya, meskipun ia sudah tahu jawabannya.
Iris mengangguk, tanpa ragu. "Benar. Tapi itu tidak penting. Yang penting adalah pilihanmu. Jika kamu ingin menjadi bagian dari Arcanum, kamu harus bergabung dengan kami. Kamu harus menunjukkan bahwa kamu bisa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari dirimu sendiri."
Caleb mengangguk pelan, tetapi dalam hatinya, ia merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar tawaran ini. "Apa rencana kalian?" tanyanya, suara semakin berat.
Iris memandangnya dengan intens. "Kami sedang mempersiapkan sebuah misi besar di dalam permainan ini. Misi yang akan mengubah segalanya, yang akan menunjukkan kekuatan kami dan memastikan dominasi kami atas dunia manusia. Kamu bisa memilih untuk bergabung, Caleb. Tapi ingat, keputusanmu harus tegas. Kami tidak mentolerir keraguan."
Tawaran itu menggoda, tetapi Caleb tahu satu hal: dunia ini tidak seperti yang ia kira. Setiap langkah yang diambilnya akan semakin dalam ke dalam jaringan kebohongan, dan hanya waktu yang akan menunjukkan siapa yang sebenarnya mengendalikan semuanya.
"Baik," kata Caleb akhirnya. "Aku akan mengikuti rencana kalian."
Iris tersenyum puas. "Bagus. Tapi ingat, Caleb, ini baru permulaan. Di dunia kami, kesetiaan diuji, bukan diminta."
Caleb mengangguk, meskipun dalam hatinya, ia tahu bahwa ia baru saja memulai perjalanan berbahaya—sebuah perjalanan yang akan menguji apakah ia bisa menghancurkan Arcanum dari dalam atau akan hancur bersama mereka