Kita Bertemu Lagi

Eve

Itu seperti tenggelam, tangan saya meronta-ronta dalam kedalaman yang menekan. Panik memenuhi tubuh saya seperti air yang sekarang ingin mengambil saya. Saya menatap ke atas atau apa yang saya harapkan sebagai atas saat saya mendorong diri ke atas.

Paru-paru saya terbakar, jantung saya berdetak seperti drum perang di telinga saat saya mencakar melalui beban tebal dari apa pun mimpi, atau ingatan, yang membuat saya terjebak. Saya tidak bisa melihat, tidak bisa bernapas, tidak bisa berpikir.

Sampai saya keluar ke permukaan.

Sebuah teriakan tajam mengoyak dari tenggorokan saya.

Saya duduk begitu cepat sampai terasa seperti sengatan, tubuh saya mencengkeram ke depan saat udara memenuhi paru-paru seperti api.

Dunia berputar.

Tangan saya terbang ke tanah, jari-jari menggali sesuatu yang lembut, rumput? Karpet?

Saya mengedipkan mata dengan keras.

Sekali lagi.