THE BORDER AND HUMAN

Henry keluar dari jendela, waktu serasa melambat membuat Henry seperti melayang di udara, dengan rasa penasaran pada apa yang menantinya, perlahan Henry membuka mata.

Waaah! Henry berteriak terkejut dengan apa yang dilihatnya

Ternyata dia sudah keluar dari sebuah bangunan besar yang mirip dengan mansion miliknya. Namun bangunan tersebut terlihat lebih besar beberapa kali lipat dari mansion, dengan jendela dan pintu yang berlokasi secara acak. Ditambah lagi, bangunan tersebut tidak berdiri di atas tanah, melainkan mengambang di sebuah ruang, dikelilingi pada semua sisinya oleh pemandangan seperti langit berwarna indigo, dengan corak awan yang tidak biasa. Henry mengira dia akan jatuh ke bawah, ke dalam ruang tak berdasar, menembus salah satu awan bercorak unik tersebut.

Tiba-tiba, sebuah tekanan menarik Henry jatuh ke dinding bangunan. "Bruk!" Henry mendarat sedikit tidak mulus, namun tidak terlalu keras. Dia dapat bangkit dengan segera dan merasa terkejut ketika bisa berdiri di sisi dinding, seolah-olah sedang berdiri berpijak pada tanah atau lantai seperti biasa, hanya saja miring pada tembokada tembok dinding. Haidar juga muncul dari jendela, "Bruk!" Berbeda dengan Henry, Haidar mendarat dengan aman pada kedua kakinya.

Sebuah tangan pencengkram ikut muncul dari jendela mengikuti mereka. Tangan itu langsung mengincar Haidar sebagai yang paling dekat. Namun, sebelum tangan itu bisa mendekat kepada Haidar, "Bang!" Satu peluru ditembakkan langsung memotong lengan tangan tersebut dan membuatnya terjatuh ke dinding bangunan. Sisa dari tangan itu kemudian langsung menarik diri kembali ke dalam jendela.

"Makhluk keras kepala, Yo Pak Henry kau baik-baik saja?"  tanya Haidar sambil berjalan mendekati Henry

"Untuk sekarang, sepertinya masih utuh." jawab Henry sambil menghela napas

Haidar memperhatikan luka cakaran di wajah Henry. Dia kemudian memasukkan kapak dan revolver miliknya ke dalam slot pada holster, lalu mengambil sebuah botol berukuran segenggam tangan yang berisi cairan bening dari dalam kantong pada holster dan memberikannya kepada Henry.

"Gunakan ini pada lukamu dan coba juga untuk meminumnya." ucap Haidar sambil menyerahkan botol cairan itu

"Oh, kau membawa cairan laserasi, tapi memang bisa diminum?" tanya Henry keheranan

"Tidak, apa yang ini produk Trident, ada kegunaan lain jika diminum." ucap Haidar menjelaskan

Tanpa banyak bicara lagi Henry pun membasuh luka pada wajahnya, dia terlihat sedikit merasa perih namun lukanya perlahan menutup. Dan seperti saran Haidar, Henry juga meminum cairan tersebut sedikit. Pada awalnya tidak ada yang terjadi dan Henry merasa cairan tersebut terasa seperti air yang segar, namun tiba-tiba dia merasa badannya berat dan panas serta perutnya terasa seperti diaduk-aduk.

"Hoek!" Henry memuntahkan gumpalan cairan merah

Gumpalan cairan merah yang dimuntahkan Henry bergerak-gerak bergelombang seperti hidup dan terlihat mengeluarkan uap seperti asap dengan hawa dingin. Tubuh Henry juga mengeluarkan uap dingin yang bergerak sangat berbeda dengan uap atau asap normal yang bergerak oleh tiupan angin. Gumpalan cairan merah yang dimuntahkan itu tidak lama kemudian berhenti bergelombang dan perlahan memudar menghilang seperti terurai.

"Haah… seperti yang aku khawatirkan, tubuhmu sudah cukup lama teracuni oleh miasma dari the border " ucap Haidar sambil menghela napas

"Apa ini?" tanya Henry dengan panik

"Ecto material, itu adalah tanda kalau tubuhmu terkontaminasi oleh sesuatu dari the border" ucap Haidar menjelaskan

"Maksudmu seperti kerasukan?" ucap Henry

"Kerasukan adalah salah satunya, tapi untuk kasusmu yang tidak aktif dikendalikan, sepertinya lebih kepada terkontaminasi oleh lingkungan dari the border" ucap Haidar menjelaskan lebih lanjut

"Kita belum terlalu lama disini dan Bagaimana kau bisa baik-baik saja?" tanya Henry

"Itu tidak benar, saat ini aku juga terkontaminasi hanya saja kau terpapar lebih lama semenjak kau tinggal di mansion, pasti ada beberapa titik dimana miasma bocor dari the border lalu masuk menyebar didalam mansion".

"Tapi Ecto apalah itu sudah keluar bukan? Berarti aku aman?" tanya Henry

"Hmmm… Tidak juga" ucap Haidar

"Apa maksud mu?" tanya Henry serius

"Kewarasanmu belum hilang berarti masih aman dan seperti yang aku katakan ecto material hanyalah tanda jika ada sesuatu atau material dari the border pada tubuhmu. Dan normalnya jika hanya kontaminasi kecil, sehabis meminum cairan tadi tubuhmu hanya akan terasa tidak nyaman sebentar dan mengeluarkan uap kecil. Tapi melihat kau sampai muntah darah seperti itu, artinya kontaminasimu cukup berat sampai mempengaruhi tubuh hanya dari tegukan kecil." Haidar menjelaskan

"Kalau begitu apa yang akan terjadi padaku?" tanya Henry sedikit takut

Sebelum menjawab pertanyaan Henry, Haidar mengambil kompas dan membukanya, dia memperhatikan jarum berwarna biru dan memberikan isyarat kepada Henry untuk mengikutinya berjalan.

"Apa belakangan ini kau sering merasa marah tanpa sebab, tidak nyaman dengan cahaya dan merasa tidak tenang seperti diawasi terutama saat sedang tidur?" tanya Haidar

"Iya kurang lebih setelah pindah ke mansion" jawab Henry

"Berarti kau sedang mengalami dampaknya sekarang, dan dari awal aku ingin bertanya sesuatu" ucap Haidar

"Apa itu?" tanya Henry

"Sebelum aku datang, sudah terjadi lima pembunuhan yang aneh di mansion, tapi kenapa kau tetap memilih tinggal?, normalnya orang akan segera pergi untuk mencari aman bukan"  Tanya Haidar

"Ada alasan pribadi yang cukup mendesak untuk itu. Dan sebenarnya aku juga sempat berpikir untuk menyewa rumah lain dulu sampai masalah selesai. Bahkan putriku juga aku minta untuk tetap tinggal dulu di asrama atau mungkin tinggal di rumah orang tua ku dulu jika memang ingin pulang liburan" Henry menjelaskan

"Lalu kenapa kau tidak jadi menyewa tempat lain?" tanya Haidar.

"Seperti yang kau bilang, entah kenapa setiap matahari muncul cahayanya terasa sangat mengganggu, tubuhku selalu terasa berat dan lemas sampai membuatku memilih bekerja dari rumah. Dan selalu terngiang di benakku, aku harus tetap berda di mansion, bahwa tempatku adalah disini." Henry menjelaskan

Haidar terus berjalan menuju beberapa jendela dan pintu di ikuti oleh Henry, namun mereka belum bertemu dengan titik Lokasi yang dikunci oleh jarum biru pada Kompas.

"Apa kau merasa lebih nyaman di dalam mansion?" tanya Haidar kembali

"Aku tidak bisa bilang seperti itu juga, hanya saja seperti sebuah keharusan yang di penuhi. Maksudku Helena dan aku merasa sulit untuk tidur, saat waktu malam suasana seperti ramai tapi terasa sangat dingin, bahkan terkadang makanan pun terasa hambar dan tidak berselera. Tapi entah bagaimana kami merasa akan lebih baik jika tetap tinggal mansion" Henry menambahkan

"Perasaan campur aduk yang mengganggu para penghuni membaut mereka tidak betah, tapi memberi tekanan untuk tetap tinggal, apa mansion itu berfungsi sebagai peternakan untuk makanan para penyusup dari the border" gumam Haidar berbicara sendiri

Haidar dan Henry masih melanjutkan perjalanan, jarum biru pada Kompas masih menunjukkan jalan tapi belum menunjuk pada salah satu tempat yang menjadi target.

 "bisa dibilang kau cukup beruntung masih bisa hidup sampai saat ini" ucap Haidar

"Sudah ada kematian di mansionku dan kau bilang aku beruntung?" ucap Henry sedikit jengkel

"Bukan begitu maksudku, kalau semisal kemalangan yang terjadi di mansion mu adalah pengaruh dari makhluk yang bisa masuk dan mengendalikan manusia hidup, itu berarti lawan kita adalah makhluk yang cukup tangguh." Ucap Haidar menjelaskan

"Ada makhluk seperti itu? Makhluk yang kita sekarang hadapi saja sudah benar-benar merepotkan" ucap Henry jengkel

"Coba saja kau bayangkan jika yang kita hadapi bisa masuk dan mengendalikan orang-orang yang dekat dengan kita, makhluk seperti itu bisa berbuat kerusakan yang lebih dari sekedar kematian" ucap Haidar

Henry pun mulai mengerti maksud dari Haidar. Orang-orang yang dirasuki bisa saja hidup berdampingan Masyarakat, kita tidak tahu apa yang mereka rencanakan dan yang paling parah kemungkinan besar orang yang dirasuki tidak mengetahui dirinya sedang dikendalikan.

"Helena! Bagaimana dengan dia? Apa ada kemungkinan dia bisa dirasuki?" tanya Henry dengan panik

"Merasuki tubuh manusia tidaklah semudah itu, dan saat masih di aula aku yakin tidak ada yang dirasuki" ucap Haidar

"Dan dari mana kau bisa tahu itu?"  tanya Henry

Haidar berhenti berjalan, dia membalikkan badannya kepada Henry, kemudian menunjukkan Kompas miliknya pada Henry

"Pertama karena Kompas ini, jarum merah pada Kompas akan mengarah pada ancaman terdekat, yang mana tidak orang yang ditunjuk oleh jarum merah saat di aula. Dan meskipun ada makhluk yang bisa merasuki tubuh manusia hidup, jiwa mereka akan saling bertabrakan membuat makhluk itu tidak bisa menyembunyikan keberadaannya dari jarum merah Kompas" ucap Haidar menjelaskan

"Lalu bagaimana dengan Cahya, kau tertangkap olehnya bukan?" tanya Henry dengan keraguan

"Untuk perempuan itu, dia sudah meninggal, mayatnya jadi lebih mudah dipakai oleh makhluk-makhluk dari the border, bahkan yang terlemah sekalipun" Ucap Haidar sambil memalingkan badan dan lanjut berjalan.

Henry mengikuti Haidar berjalan, tidak lama kemudian mereka berdua sampai pada sebuah pintu yang terbuka dan tidak memiliki daun pintu. Gelap dan tidak berdasar hanya itulah yang dapat dilihat pada pintu tersebut, seperti sebuah lorong yang menelan cahaya, karena hanya kegelapan yang nampak.

Haidar memeriksa kembali jarum biru pada kompasnya, mau Haidar menjauh, bergerak kekanan dan kekiri, jarum pada Kompas mengunci targetnya pada pintu tersebut, Haidar pun memasukkan kompasnya kedalam saku. Haidar meangambil revolvernya "Cling-clang" suara selongsong berserakan kebawah, Haidar mengisi ulang revolver miliknya dan memasukkannya kembali pada slot di holster. Dia memperhatikan sekali lagi pintu yang gelap itu, namun sebelum melompat pergi lebih jauh kedalam Haidar melihat pada Henry dengan serius.

"Pak Henry, aku tahu kau khawatir pada istri mu dan jika memang kita akan berhadapan dengan makhluk yang bisa merasuki dan mengendalikan manusia hidup, aku sudah memiliki rencana untuk menanganinya." Ucap Haidar dengan serius

"Baiklah aku akan mengikuti keputusanmu, lagi pula aku tidak punya banyak pilihan" ucap Henry menghela napas

"Jika nanti sudah bertemu madam Helena, aku akan langsung memastikannya" ucap Haidar sambil memegangi botol berisi cairan laserasi

"Apa yang akan terjadi pada orang yang terasuki jika meminum cairan itu" Tanya Henry dengan wajah yang serius

"Jika makhluk yang merasukinya tidak terlalu kuat makan akan bisa langsung terusir, tapi jika makhluknya cukup kuat maka cairan ini akan memprovokasinya, sehingga mungkin aku harus sedikit kasar" jawab Haidar dengan dingin

Henry pun terdiam sejenak dia khawatir pada Helena, dia tahu dia tidak akan bisa berbuat apa-apa dalam menghadapi makhluk supernatural ini. Bahkan sedari awal dia hampir putus asa karena ini adalah pengalaman pertamanya berhadapan dengan masalah seperti ini, sedikit didalam hatinya dia masih berharap bahwa yang dialaminya sekarang hanyalah mimpi. Dan dia sedang menunggu alarm atau Helena untuk membangunkannya.

Lamunan ketidakpastian Henry pun berakhir dia mengumpulkan keberanian sekali lagi. Dan untuk kali ini dia akan mempercayakan sepenuhnya kepada Haidar, dia berpikir satu-satunya cara untuk dapat berguna bagi Helena adalah dengan tidak menghalangi Haidar dan seberusaha mungkin dapat membantunya atau setidaknya tidak membebaninya. Henry pun mengangguk kepada Haidar sebagai tanda kesiapannya, Haidar pun membalas anggukannya dan mereka berdua bersiap untuk melompat.

"Pak Henry aku akan melompat terlebih dahulu, jangan sampai tertinggal, kau tentu tidak lupa sekelilingmu, ini bukan dunia kita" Jawab Haidar sambil bersiap-siap dan mengingatkan Henry kepada pemandangan sekelilingnya yang tidak masuk akal.

"Ya baik"  jawab Henry dengan pasti

Haidar pun bersiap dan mengambil kapak silvernya, tanpa basa-basi lagi dia langsung melompat kedalam kegelapan pada pintu tersebut. Henry juga langsung mengikuti Haidar, dia melompat tanpa ragu dan ikut menghilang pada kegelapan. Seketika suasana tembok dinding yang penuh jendela dan pintu menjadi terlihat kesunyiannya, tidak ada konflik aktif yang mengancam nyawa seperti pada koridor.

Namun semakin jauh Gedung dilihat dinampakkan bagian yang tidak masuk pada pandangan Haidar dan Henry sebelumnya. Bagian yang dilihat oleh mereka berdua sebelum jatuh pada tembok memang mirip seperti mansion Henry, namun jika perhatikan dari jauh, pada sisi lainnya terlihat sebuah wajah terngkorak manusia. Gedung yang Haidar dan Henry singgahi mirip seperti sebuah kepala tengkorak yang mengapung para ruang gaib. Dan pada beberapa bagian awan yang bercorak aneh, muncul beberapa bola mata besar, dengan pupil yang tidak biasa, yakni berbentuk lubang lingkaran tapi dengan taring yang tajam melingkari bibir lubang dan menatap tajam seperti sedang mengawasi.

Bersambung