CHAPTER 42

Setelah demonstrasi berakhir, suasana aula kembali tenang, meskipun ada ketegangan yang masih tersisa di udara. Para siswa dari Akademi Ruang mulai kembali ke tempat mereka, dan Rasya bersama kelompoknya juga mundur ke belakang panggung. Rael dan Kael tetap berdiri di tengah aula, keduanya terlarut dalam pikiran mereka masing-masing.

Kael menghela napas panjang, masih berusaha memproses semua informasi yang baru saja diterimanya. "Rael, aku tidak bisa berhenti memikirkan apa yang dikatakan Rasya tentang distorsi. Itu... kedengarannya sangat berbahaya. Tapi di sisi lain, apakah kita benar-benar harus takut pada sesuatu yang tidak kita pahami sepenuhnya?"

Rael menatap Kael dengan serius. "Ketakutan bukanlah hal yang harus kita rasakan, Kael. Namun, kewaspadaan adalah. Kita mungkin tidak tahu sepenuhnya tentang dampak manipulasi ruang dan waktu, tapi ada sesuatu yang mencurigakan. Rasya mengatakan bahwa ada entitas yang bisa muncul akibat distorsi, dan aku rasa itu bukan sesuatu yang bisa kita anggap sepele."

Kael mengangguk perlahan, meskipun masih ada keraguan di wajahnya. "Jadi... apa yang akan kita lakukan? Kita tidak bisa hanya berdiri diam dan berharap semuanya baik-baik saja."

Rael berpikir sejenak, menimbang-nimbang berbagai kemungkinan. "Kita harus mulai menggali lebih dalam. Mencari tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi di Akademi Ruang, dan apakah ada hubungan antara distorsi yang mereka sebutkan dengan kejadian-kejadian aneh yang pernah terjadi di Akademi Waktu."

"Seperti apa kejadian-kejadian aneh itu?" tanya Kael dengan raut wajah penasaran.

Rael mengerutkan kening, mencoba mengingat kejadian-kejadian yang pernah ia dengar. "Ada beberapa cerita dari para senior yang pernah mengalami gangguan waktu yang tidak bisa dijelaskan. Seperti halnya ruang yang tiba-tiba berubah bentuk tanpa sebab yang jelas, atau waktu yang seolah-olah terhenti beberapa saat. Tapi itu semua hanya rumor, dan tidak ada yang benar-benar bisa membuktikan kebenarannya."

Kael tampak semakin tertarik. "Berarti, kamu berpikir kalau ada kemungkinan hubungan antara waktu dan ruang yang lebih kuat dari yang kita duga?"

Rael menatap ke depan, matanya fokus pada bayang-bayang di sudut aula. "Aku rasa begitu, Kael. Mungkin ada kekuatan yang lebih besar di luar pemahaman kita, dan jika kita tidak berhati-hati, kita bisa terjebak dalam sesuatu yang jauh lebih berbahaya daripada sekadar manipulasi waktu atau ruang."

"Jika itu benar, kita harus segera mencari tahu lebih banyak. Aku tidak bisa membiarkan sesuatu yang berbahaya mengancam kita begitu saja," kata Kael dengan tekad yang semakin kuat.

Rael tersenyum tipis. "Aku tahu. Itulah sebabnya kita tidak bisa hanya bergantung pada apa yang diajarkan di akademi. Kita harus lebih kritis, lebih waspada, dan tentu saja, lebih siap."

Mereka berdua berdiri di sana sejenak, menatap aula yang mulai kosong karena para siswa mulai keluar, masing-masing membawa pemikiran dan kesimpulan mereka sendiri tentang apa yang baru saja mereka saksikan. Namun, di dalam hati Rael, ada rasa yang lebih kuat dari sekadar keingintahuan. Ada perasaan bahwa perjalanan mereka menuju pemahaman yang lebih dalam tentang waktu, ruang, dan ancaman yang tersembunyi, baru saja dimulai.

Beberapa hari kemudian, Rael dan Kael kembali ke ruang latihan mereka, tempat di mana mereka sering berlatih mengendalikan kemampuan mereka terkait waktu. Namun, kali ini, mereka memiliki tujuan yang berbeda. Rael mengeluarkan sebuah buku tua yang ia temukan di perpustakaan akademi, sebuah buku yang tampaknya menyimpan informasi tentang hubungan antara waktu dan ruang.

"Apa yang kamu cari, Rael?" tanya Kael yang duduk di sebelahnya, penasaran dengan buku itu.

Rael membuka halaman pertama dengan hati-hati. "Aku mencari petunjuk tentang bagaimana waktu dan ruang bisa saling mempengaruhi. Jika ada distorsi yang terjadi, kita harus tahu bagaimana cara menghindarinya. Buku ini mungkin bisa memberi kita gambaran."

Kael mendekat, ikut memeriksa halaman-halaman buku yang penuh dengan tulisan yang rumit dan simbol-simbol yang sulit dipahami. "Apa itu? Apa yang mereka maksud dengan 'sumbangan waktu terhadap kelengkungan ruang'?"

Rael menelusuri kalimat demi kalimat, mencatat setiap detail yang mungkin berguna. "Ini... seperti teori yang menghubungkan dua kekuatan itu. Jika kita bisa memahami bagaimana waktu mempengaruhi ruang, kita mungkin bisa memanipulasinya dengan cara yang lebih aman."

Kael mengerutkan kening. "Tapi apakah itu berarti kita harus mempelajari ruang lebih dalam lagi? Aku tidak tahu apakah kita sudah siap."

Rael menutup buku itu dengan perlahan dan menatap Kael. "Kadang, kita tidak punya pilihan selain melangkah ke tempat yang belum kita pahami sepenuhnya. Kalau kita ingin mencegah sesuatu yang lebih buruk terjadi, kita harus berani mencari tahu."

Kael menunduk sejenak, merenungkan kata-kata Rael. Lalu, ia mengangguk pelan. "Kita akan melakukannya bersama-sama."

Rael tersenyum tipis. "Bersama-sama."

Dan dengan tekad yang semakin bulat, mereka berdua memulai perjalanan baru, perjalanan yang bukan hanya akan mengungkap misteri tentang waktu dan ruang, tetapi juga membuka tabir ancaman yang mengintai dunia mereka.

Dengan tekad yang semakin kuat, Rael dan Kael menghabiskan waktu berhari-hari mempelajari buku-buku tua dan salinan teks yang mereka temukan di perpustakaan akademi. Setiap hari, mereka berlatih dengan lebih keras, mencoba menggabungkan teori-teori tentang waktu dan ruang yang mereka pelajari, meskipun banyak konsep yang masih terasa kabur. Mereka merasakan adanya hubungan yang semakin jelas antara dua kekuatan besar tersebut, namun untuk memahaminya sepenuhnya, mereka harus lebih mendalami aspek yang lebih misterius dan berbahaya.

Suatu malam, setelah beberapa minggu penuh dengan riset intens, Rael duduk di depan meja besar yang dipenuhi dengan berbagai buku dan catatan, merenungkan temuan-temuannya. Kael yang duduk di seberangnya terlihat kelelahan, namun tetap semangat untuk melanjutkan pencarian mereka.

"Rael, aku rasa kita mulai mendekati sesuatu," kata Kael dengan suara yang penuh keyakinan. "Aku bisa merasakan ada sesuatu yang lebih besar di sini. Apa yang kita pelajari tentang distorsi ruang dan waktu... Rasya tidak bercanda soal ancaman itu."

Rael mengangguk, matanya tidak lepas dari halaman buku yang sedang ia buka. "Aku merasa itu juga, Kael. Tapi kita harus berhati-hati. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar teori. Sumbangan waktu terhadap kelengkungan ruang... ada potensi untuk merusak lebih dari sekadar ruang dan waktu itu sendiri. Ini bisa memengaruhi seluruh eksistensi."

Kael mendekatkan dirinya, menatap catatan yang telah diambil Rael dengan cermat. "Jadi, kamu benar-benar berpikir bahwa ada sesuatu yang bisa mengubah seluruh dunia kita hanya dengan mengubah sedikit waktu atau ruang?"

Rael menghela napas, matanya berkilau dengan pemahaman yang semakin dalam. "Ya. Jika manipulasi ruang dan waktu ini dilakukan tanpa kendali, kita bisa menciptakan kesalahan yang mengakibatkan distorsi besar. Bayangkan jika satu titik ruang-waktu dibiarkan terlepas, keberadaan kita bisa terancam. Mungkin itu yang dimaksud Rasya dengan entitas yang bangkit."

Kael terdiam, mencerna kata-kata Rael. "Tapi jika itu benar, kita tidak bisa tinggal diam. Kita harus menghentikannya sebelum terlalu terlambat."

Rael mengangguk. "Aku tahu, Kael. Tapi kita harus mencari tahu lebih banyak. Jika ada entitas yang bangkit, kita perlu tahu bagaimana cara menghentikannya. Kita tak bisa hanya mengandalkan teori tanpa persiapan."

Malam itu, mereka berdua memutuskan untuk mengunjungi Ruang Pengetahuan Terlarang di akademi, tempat yang konon menyimpan arsip rahasia tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan catatan sejarah yang terlupakan. Hanya sedikit yang berani masuk ke dalamnya, karena ada rumor bahwa ruang itu dijaga oleh kekuatan tak terlihat yang bisa membingungkan pikiran atau bahkan menghapus ingatan.

Ketika mereka tiba di depan pintu besar Ruang Pengetahuan Terlarang, Rael merasakan sensasi aneh, seperti ada sesuatu yang mengawasi mereka. Namun, Kael tampaknya tidak merasakannya, atau mungkin ia terlalu bersemangat untuk melangkah lebih jauh.

"Rael, ini pasti jawaban yang kita cari!" seru Kael dengan antusias, meskipun suara itu sedikit bergetar.

Rael menatap pintu dengan serius, menilai kemungkinan yang ada. "Kita harus hati-hati. Tempat ini bisa sangat berbahaya."

Dengan hati-hati, mereka membuka pintu yang berat itu dan memasuki ruangan yang dipenuhi dengan rak-rak besar yang dipenuhi dengan gulungan kertas kuno dan buku-buku tebal. Suasana di dalamnya sangat sunyi, hanya ada suara langkah kaki mereka yang menggema di ruang yang sangat luas ini. Lampu-lampu kuno yang terpasang di langit-langit menerangi setiap sudut dengan cahaya temaram.

"Tempat ini... terasa aneh," kata Kael, suaranya lebih rendah. "Seperti ada sesuatu yang bersembunyi di sini."

Rael mengangguk, perasaan yang sama melingkupi dirinya. "Hati-hati, Kael. Kita tidak tahu apa yang bisa kita temui di sini."

Mereka mulai mencari-cari catatan yang berhubungan dengan manipulasi ruang dan waktu, membaca dengan cepat setiap gulungan yang mereka temui. Setelah beberapa waktu, Rael menemukan sebuah buku tua dengan sampul kulit yang tampak sangat usang. Tertulis dengan tinta merah di sampulnya, "Keterbatasan Ruang dan Waktu". Begitu membuka halaman pertama, Rael merasa ada sesuatu yang kuat, bahkan agak menakutkan, mengenai buku itu. Tulisan di dalamnya sangat rumit dan penuh simbol-simbol yang bahkan belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Kael, lihat ini," panggil Rael. "Ini... ini bisa menjadi kunci untuk memahami distorsi yang terjadi."

Kael bergegas mendekat, dan mereka berdua mulai memeriksa halaman-halaman buku tersebut. Semakin dalam mereka membaca, semakin jelas bahwa ada hubungan yang sangat erat antara ruang dan waktu, sesuatu yang lebih dari sekadar ilmu yang mereka pelajari. Buku ini menjelaskan bagaimana pergeseran yang salah dapat menyebabkan kelahiran entitas, makhluk yang lahir dari kekacauan ruang-waktu yang tidak terkendali. Mereka bahkan disebut "Penjaga Distorsi", entitas yang muncul ketika keseimbangan waktu dan ruang terganggu oleh kekuatan yang lebih besar dari apa yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.

Rael merasa tubuhnya kaku saat membaca kalimat berikutnya: "Mereka yang menguasai ruang dan waktu tanpa kebijaksanaan akan membangkitkan mereka, Penjaga yang tidak pernah bisa dikendalikan, entitas yang akan menghancurkan dunia untuk mengembalikan keseimbangan yang hilang."

Kael menatap Rael dengan ekspresi ketakutan yang sangat nyata. "Rael, apakah ini artinya?"

Rael menutup buku itu dengan cepat, matanya penuh kekhawatiran. "Kita harus berhenti mencoba memanipulasi ruang dan waktu dengan sembarangan, Kael. Jika kita tidak segera mencari cara untuk menghentikan distorsi ini, kita akan menghadapi ancaman yang lebih besar dari apa pun yang bisa kita bayangkan."

Kael mengangguk, wajahnya serius. "Kita harus memberitahu yang lain. Tidak hanya Akademi Waktu, tapi juga Akademi Ruang. Mereka harus tahu tentang ini."

Namun, Rael ragu. "Jika kita memberitahukan mereka sekarang, apakah mereka akan percaya? Apa yang mereka tahu tentang Penjaga Distorsi? Rasya sudah memperingatkan kita, tapi mungkin ada lebih banyak yang dia sembunyikan."

Kael menatapnya dengan penuh keyakinan. "Jika kita diam, kita hanya akan memberi kesempatan bagi ancaman ini untuk berkembang lebih besar. Kita harus bertindak, Rael. Kita harus memperingatkan mereka, bahkan jika itu berarti kita harus menghadapi kenyataan yang lebih gelap dari yang kita bayangkan."

Rael menghela napas panjang, menyadari bahwa jalan yang mereka pilih sekarang akan membawa mereka ke dalam bahaya yang lebih besar dari sebelumnya. Tapi dia tahu satu hal pasti: tidak ada jalan mundur. Mereka harus melangkah maju dan menghadapi ancaman yang akan datang, apa pun bentuknya.

Dengan tekad baru, mereka berdua meninggalkan Ruang Pengetahuan Terlarang, siap menghadapi tantangan besar yang menanti mereka. Dunia mereka, yang dulunya hanya tentang waktu dan ruang, kini telah berubah menjadi medan pertempuran yang lebih luas, di mana keberadaan mereka, dan mungkin seluruh alam semesta, tergantung pada apa yang mereka pilih untuk lakukan selanjutnya.