CHAPTER 43

Rael dan Kael berjalan dengan cepat keluar dari Ruang Pengetahuan Terlarang, kedua tangan mereka memegang erat buku yang baru saja mereka temukan. Kael tampak cemas, matanya tak lepas dari halaman yang terbalut dalam misteri itu, sementara Rael dengan cepat menganalisis informasi yang baru saja mereka pelajari.

"Rael, jika entitas itu memang ada, kita mungkin sudah terlambat. Distorsi waktu dan ruang... apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Kael dengan suara yang penuh kecemasan. Dia merasa seperti terjebak di dalam pusaran ketidakpastian, di ambang sesuatu yang sangat besar dan mengerikan.

Rael menatap langit malam yang pekat, seolah mencari jawaban di bintang-bintang yang jauh. "Kita harus mencari cara untuk mencegah terjadinya distorsi itu. Kita mungkin tidak tahu banyak tentang entitas itu, tapi satu hal yang jelas, kita harus mencegah perubahan yang tak terkendali. Jika kita terus bereksperimen tanpa hati-hati, kita bisa membangkitkan mereka lebih cepat dari yang kita bayangkan."

Mereka berdua tiba di perpustakaan utama, tempat yang biasa mereka gunakan untuk mencari referensi dan buku-buku tua. Di sana, mereka segera membuka buku-buku lain yang mungkin berhubungan dengan entitas yang disebut Penjaga Distorsi. Namun, semakin mereka membaca, semakin mereka merasa terjebak dalam kebingungannya. Tidak ada yang benar-benar menjelaskan bagaimana cara melawan entitas itu, seolah-olah dunia ini telah melupakan atau sengaja menyembunyikan hal tersebut.

"Ada sesuatu yang aneh dengan semua ini," kata Kael, yang kini duduk di meja besar dengan sebuah gulungan besar di hadapannya. "Sepertinya ada bagian yang hilang, sebuah kunci yang belum kita temukan."

Rael mengangguk, matanya menyapu ruangan sekelilingnya. "Apa yang kita pelajari selama ini... semua itu terlalu terbatas. Sepertinya ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang lebih kuat, yang melampaui apa yang kita ketahui tentang ruang dan waktu."

Tiba-tiba, suara pintu perpustakaan yang terbuka membuat mereka menoleh. Seorang gadis muda dengan rambut pirang panjang dan mata yang tajam muncul di ambang pintu. Dia mengenakan jubah biru gelap yang mencolok, tampak seperti siswa dari Akademi Ruang, namun berbeda. Gadis itu memiliki aura yang lebih misterius dan intens, dan di tangannya ia memegang sebuah gulungan kuno yang tampak sangat tua.

"Rael, Kael," suara gadis itu terdengar pelan namun penuh wibawa. "Aku tahu apa yang kalian temukan."

Rael langsung berdiri, terkejut namun segera waspada. "Siapa kamu? Apa maksudmu?"

Gadis itu tersenyum samar. "Nama saya Elyra. Saya adalah siswa dari Akademi Ruang, dan saya datang untuk memperingatkan kalian."

Kael menyipitkan matanya, merasa bingung. "Elyra? Bukankah... kamu sudah lama tidak muncul di akademi? Apa yang kamu bicarakan?"

Elyra melangkah lebih dekat, matanya menatap dalam-dalam ke arah mereka. "Apa yang kalian temukan di Ruang Pengetahuan Terlarang, itu bukan kebetulan. Aku sudah mengetahui hal ini sejak lama, Rael. Aku datang untuk membantu kalian mengerti apa yang sebenarnya terjadi."

Rael merasakan getaran aneh di dalam dirinya. Elyra, yang selalu bersama Kael dulu, kini tampak berbeda. Ada ketenangan yang aneh, hampir seperti ada kekuatan yang jauh lebih besar di dalam dirinya.

"Jika kau tahu, kenapa tidak memberitahukan kami lebih awal?" tanya Rael dengan nada tajam, mencoba menyembunyikan rasa curiganya.

Elyra menundukkan kepalanya, seolah merenungkan sesuatu yang dalam. "Aku tidak bisa memberitahumu lebih awal. Aku juga baru menemukan sebagian dari kebenarannya. Tapi sekarang, kita tidak punya waktu. Penjaga Distorsi sudah semakin dekat."

Rael dan Kael saling bertukar pandang, hati mereka berdebar. "Penjaga Distorsi?" Kael bertanya, suaranya bergetar. "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang harus kami lakukan?"

Elyra menghela napas panjang. "Aku telah mengamati keseimbangan ruang dan waktu ini selama bertahun-tahun. Aku tahu bahwa manipulasi ruang dan waktu memiliki risiko yang lebih besar dari yang kalian bayangkan. Dan aku tahu bahwa kalian berdua memiliki potensi yang lebih besar dari sekadar belajar tentang teori ini." Dia menatap mereka berdua dengan tatapan tajam. "Kalian berdua bisa menjadi kunci untuk menstabilkan semuanya... atau menghancurkannya lebih cepat."

Rael merasa tercekik oleh kata-kata Elyra. Kunci? Mereka? Apa yang sebenarnya dimaksud dengan itu?

"Stabilkan?" tanya Rael dengan cemas. "Bagaimana kami bisa menstabilkan sesuatu yang kami bahkan tidak sepenuhnya pahami?"

Elyra menatap mereka dengan tatapan yang lebih serius. "Itu karena kalian adalah satu-satunya yang bisa memahami hubungan antara waktu dan ruang. Satu-satunya yang bisa menghentikan distorsi ini sebelum menjadi terlalu besar dan membangkitkan Penjaga Distorsi yang akan merobek seluruh alam semesta."

"Bagaimana kita bisa melakukannya?" tanya Kael, suaranya penuh harapan dan kebingungan.

Elyra melangkah lebih dekat dan membuka gulungan kuno yang ada di tangannya. "Ada cara untuk memperbaiki keseimbangan ruang dan waktu. Tapi untuk itu, kalian harus mempelajari Ritual Penjaga Ruang, sebuah teknik kuno yang hanya sedikit yang mengetahui, bahkan di Akademi Ruang sekalipun. Itu adalah satu-satunya cara untuk menutup celah yang telah terbuka dan mencegah entitas itu bangkit."

Rael merasa terkejut. "Ritual Penjaga Ruang? Dimana kita bisa menemukan informasi lebih lanjut tentang itu?"

Elyra menatap mereka dengan tatapan yang penuh arti. "Itu ada di dalam Ruins of Eternity, sebuah tempat yang terlupakan. Tempat itu tersembunyi di antara dimensi, dan hanya mereka yang benar-benar memahami ruang yang dapat menemukannya. Tapi hati-hati, Rael, Kael... tidak semua orang yang mencoba mencari tempat itu berhasil kembali."

Kael mendekat dengan penuh semangat. "Kami akan menemukannya, Elyra. Kami harus berhenti distorsi ini sebelum terlambat!"

Elyra hanya tersenyum tipis. "Aku akan menemani kalian. Tapi ingat, perjalanan ini tidak akan mudah. Kalian akan menghadapi lebih banyak dari sekadar kekuatan yang kalian pahami. Waktu dan ruang tidak akan berpihak pada kalian jika kalian tidak berhati-hati."

Rael menatap Kael dan Elyra, tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Sebuah perjalanan yang akan membawa mereka ke dalam dunia yang lebih gelap dan lebih berbahaya dari yang mereka bayangkan. Namun, satu hal yang pasti, mereka tidak bisa mundur sekarang. Dunia ini, ruang dan waktu, mungkin tergantung pada keberhasilan mereka.

Rael memandang Elyra dengan penuh tekad. "Jika kita harus mencari Ruins of Eternity, maka kita akan melakukannya. Kita tidak punya pilihan." Kael yang berdiri di sampingnya tampak cemas, namun matanya menyiratkan keinginan untuk melangkah maju bersama sahabatnya.

Elyra mengangguk perlahan, ekspresinya serius. "Baik, kita akan mulai persiapan. Tapi ingat, perjalanan ini lebih dari sekadar menemukan tempat itu. Kita akan menghadapi tantangan yang tak terbayangkan, baik dari dalam diri kita sendiri maupun dari kekuatan-kekuatan yang telah ada jauh lebih lama dari yang kita ketahui."

Rael menggenggam tangannya dengan erat. "Kami siap. Kita tidak akan mundur."

Elyra menarik napas panjang. "Baiklah. Kita mulai perjalanan ini besok pagi. Malam ini, kita harus bersiap. Aku akan mengatur segala sesuatunya agar kita bisa melakukan perjalanan ini dengan aman. Kalian harus berhati-hati. Dunia yang kita hadapi jauh lebih berbahaya dari yang kalian bayangkan."

Mereka pun berpisah malam itu dengan perasaan cemas namun penuh harapan. Rael dan Kael menghabiskan waktu di perpustakaan untuk mempersiapkan diri, membaca lebih banyak tentang Ritual Penjaga Ruang dan sejarah yang tersembunyi di balik Ruins of Eternity. Setiap lembar buku yang mereka buka membawa mereka lebih dalam ke dalam misteri yang mereka coba pecahkan. Namun, setiap jawaban yang mereka temukan membawa lebih banyak pertanyaan. Mereka semakin merasa bahwa dunia ini jauh lebih kompleks dan penuh bahaya daripada yang mereka bayangkan.

Malam pun berlalu, dan esoknya mereka berkumpul dengan Elyra di tempat yang telah disepakati. Pagi itu, langit tampak mendung, seolah menyiratkan bahwa perjalanan yang mereka jalani akan penuh dengan tantangan. Elyra membawa mereka menuju hutan terlarang yang terletak di pinggiran akademi, sebuah tempat yang jarang sekali dijamah oleh siapapun.

Di tengah hutan itu, ada sebuah portal yang tersembunyi, tersembunyi di balik kabut tipis yang tak pernah hilang. Elyra berhenti di depan sebuah batu besar yang terukir dengan simbol kuno, lalu dia memulai sebuah ritual. Dengan gerakan tangan yang halus dan suara lembut yang mengucapkan kata-kata dalam bahasa yang tak pernah mereka dengar, portal itu mulai berkilauan.

"Ini adalah gerbang menuju Ruins of Eternity," kata Elyra, menatap mereka dengan serius. "Hanya mereka yang mampu memahami dimensi ruang yang bisa melewatinya. Ini akan menguji ketahanan kalian, tidak hanya fisik, tapi juga mental dan emosi kalian."

Rael dan Kael saling bertukar pandang, sebelum akhirnya mereka mengangguk dan melangkah maju. Tanpa kata-kata lagi, mereka memasuki portal yang terbuka. Seketika, dunia di sekitar mereka mulai berputar, dan mereka merasa seolah-olah ditarik melalui sebuah lorong gelap yang tak berujung. Waktu dan ruang terasa saling melipat, menciptakan kekacauan yang begitu sulit untuk dijelaskan. Setiap langkah mereka terasa seperti terjebak di antara dimensi yang saling bertabrakan.

Kemudian, seketika itu juga, mereka terjatuh ke tanah yang keras. Mereka berdua mengangkat kepala, hanya untuk mendapati diri mereka berada di sebuah ruangan besar yang gelap dan kosong. Ruangan itu penuh dengan reruntuhan, dindingnya hancur, dan udara terasa berat dengan energi yang tak terlihat. Namun, di tengah-tengah ruangan itu, ada sebuah altar besar yang tampak tak tersentuh oleh waktu.

Elyra sudah berdiri di depan mereka, tampak tenang meskipun tempat ini begitu mencekam. "Selamat datang di Ruins of Eternity," katanya, suaranya bergema dalam keheningan yang melingkupi mereka. "Tempat ini adalah pusat dari segala pengetahuan tentang ruang dan waktu. Namun, ingat, tidak semua yang ada di sini adalah untuk kita."

Rael dan Kael berdiri, matanya mengamati ruangan yang penuh dengan simbol dan tulisan kuno. "Bagaimana kita bisa menemukan Ritual Penjaga Ruang di sini?" tanya Rael, suaranya penuh rasa ingin tahu dan kekhawatiran.

Elyra mengangkat tangan, menunjuk ke arah altar di tengah ruangan. "Ritual itu terhubung dengan altar ini. Untuk bisa memulai, kalian harus memahami lebih dalam tentang hubungan antara ruang dan waktu. Kalian harus menemukan cara untuk membuka kunci yang tersembunyi di dalamnya."

Kael melangkah maju, tangannya hampir menyentuh altar, namun sebelum dia sempat melakukannya, sebuah suara menggema di seluruh ruangan. "Kalian tidak tahu apa yang kalian lakukan," suara itu begitu dalam dan mengancam, seolah berasal dari dalam tanah itu sendiri.

Rael segera menarik Kael mundur, matanya menyusuri ruangan itu dengan cemas. "Siapa itu?" tanyanya, suara terkejut dan waspada.

"Entitas itu," jawab Elyra dengan suara yang rendah, "itu adalah salah satu dari banyak penjaga yang mengawasi Ruins of Eternity. Mereka bukan hanya melindungi tempat ini, mereka juga melindungi rahasia yang tak boleh diketahui oleh sembarang orang."

Rael merasakan hawa dingin meresap ke dalam tubuhnya. "Jadi... kita harus melewati mereka?"

Elyra mengangguk, wajahnya tegas. "Tidak hanya itu. Untuk memulai ritual, kalian harus menghadapi ujian yang diberikan oleh entitas ini. Mereka tidak akan membiarkan kita begitu saja. Tetapi, jika kalian berhasil, kalian akan mendapatkan kekuatan untuk menstabilkan ruang dan waktu."

Kael menggenggam tangannya. "Kita tidak punya pilihan lain. Kita harus melakukannya."

Rael mengangguk, namun hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran yang mendalam. Apa yang sebenarnya mereka hadapi di tempat ini? Apa yang akan terjadi jika mereka gagal?

"Berhati-hatilah," kata Elyra, suaranya serius. "Entitas itu tidak akan mudah dikalahkan. Jika kalian gagal, bukan hanya kalian yang akan terjebak di sini, tetapi seluruh alam semesta akan terpengaruh."

Ketegangan di udara semakin terasa, dan Rael tahu, perjalanan mereka akan segera memasuki fase yang lebih berbahaya dari sebelumnya. Mereka harus siap menghadapi segala kemungkinan, dan mungkin, untuk pertama kalinya, mereka akan benar-benar memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik ruang dan waktu.