"Saa.... Mari kita mulai pertunjukan nya!" Ucap Shido sambil menyelimuti diri nya dengan slime putih.
Tak lama setelah itu, muncul kembali sosok Shido dengan jubah perang nya yang berwarna putih di padukan dengan warna emas.
Tu ShanTong yang melihat pertama kali pun terkejut dibuat nya.
'Pakaian milik Wuye juga memiliki kekuatan yang besar' pikir Tu ShanTong karena ia merasakan bahwa jubah yang dikenakan oleh Shido memiliki sihir yang besar.
"Kalian para serangga berani menyentuh wilayah ku, jangan harap kalian dapat kembali hidup-hidup" Gumam Shido dengan nada dingin.
*****
Seluruh pasukan musuh telah bersiaga di posisi mereka masing-masing.
Dan akan selalu siap untuk menyerang kapan pun.
Alice yang melihat ini pun hanya bisa memandang rendah musuh yang ada di depan nya.
'Tuan, apakah saya boleh ngamuk sesuka hati?' tanya Alice dengan Shido menggunakan telepati
'Kau bebas melakukan nya~' ucap Shido
'Terima kasih tuan'
Kemudian Alice pun langsung mengaktifkan skill yang sudah ia tanam diam-diam di seluruh wilayah musuh.
Di wilayah musuh, terlihat sebuah pohon yang aneh.
Karena penasaran semua warga yang ada di sana pun mendekati nya.
Namun, itu adalah pilihan yang sangat salah.
Karena saat mereka berada di dekat pohon itu, tiba-tiba pohon itu meledak, dan membasahi semua warga dengan cairan berwarna merah.
Cairan merah itu adalah parasit.
Yang menyebabkan seluruh warga yang terkena cipratan air merah itu pun merasakan sakit yang luar biasa.
Dan perlahan mengubah mereka menjadi manusia darah, layaknya zombie.
Dan mereka semua pun langsung menuju ke medan perang untuk menyerang pasukan Aliansi.
Kembali saat ini.
Saat ini seluruh pasukan Aliansi telah melakukan serangan yang besar-besaran pada Kekaisaran.
Namun, yang tidak mereka tahu adalah bahwa mereka telah masuk ke dalam perangkap.
Dan juga mereka telah di kepung dari segala tempat oleh pasukan darah milik Alice yang telah Alice siapkan sebelumnya.
Di medan perang telah terdengar suara tembakan, dan musik perang yang telah di main kan.
"Siapkan senjata sihir kalian!" Ucap seorang komandan dari ras manusia yang mengaba-aba kan pasukan senjata sihir.
Dan pasukan sebanyak satu batalyon bergegas memegang senjata sihir yang baru di keluarkan oleh Kerajaan manusia.
"Isi tenaga!"
Seluruh moncong senjata sihir mengisi kekuatan mereka.
"Tembak!"
Namun, saat hendak di tembakan tiba-tiba ada sesuatu yang menghalangi jalan keluar peluru.
Yang alhasil nya semua senjata sihir yang di pegang oleh satu batalyon meledak.
Dan menyebabkan seluruh batalyon mengalami luka berat, bahkan tidak sedikit yang meninggal.
"A-apa!? Apa yang terjadi?!" Ucap pemimpin itu yang melihat bahwa semua senjata sihir yang di pegang oleh batalyon nya meledak.
Alice yang melihat ini dari atas benteng pun langsung tersenyum.
"Semua nya, hujani mereka dengan teknik yang sudah tuan ajarkan kepada kalian!" Ucap Alice mengomandoi pasukan Kekaisaran dari atas benteng.
"Baik"
Semua orang di atas benteng langsung merentangkan tangan mereka ke depan.
Dari sana muncul sebuah lingkaran sihir beraneka ragam warna dan bentuk nya.
"Teknik gabungan : ragnarok"
Kemudian semua lingkaran sihir itu menyatu, dan menghasilkan sebuah serangan yang mematikan bagi batalyon senjata sihir, dan juga batalyon yang berdekatan.
Serangan itu berbentuk seperti hydra dan juga naga timur (Ryuu).
Mereka yang melihat ada gambaran dua binatang suci, di buat tercengang dan juga takut di saat yang bersamaan.
"Semua musuh telah ketakutan! Saat nya tembak!" Ucap Alice
"Baik"
Kemudahan kedua serangan itu pun langsung menyerang batalyon senjata sihir dan juga di dekat nya.
Dari kejauhan, lebih tepat nya di tenda komando para aliansi.
Mereka sedang membahas strategi selanjutnya.
Saat mereka sedang membahas, tiba-tiba salah seorang (?) masuk dengan tergesa-gesa.
"Raja ku... Gawat..."
Semua orang pun langsung melihat ke arah nya.
"Ada apa?" Tanya raja manusia
"Batalyon Senjata Sihir, Batalyon Mesin Pengepungan, Batalyon Kultivasi telah di musnahkan" Ucap nya
Semua orang yang ada di sana pun di buat terkejut atas informasi yang di berikan.
"A-apa kau yakin?"
"Kenapa tidak ada suara ledakan?"
"Saya bersumpah, saya melihat nya dengan mata saya sendiri" Ucap prajurit itu
"Hmmm... Gimana mereka bisa melakukan genosida seperti ini?" Gumam
"Ah... Mungkinkah..."
"Saudari ku ikut aku sekarang"
"Eh... Kau mau kemana?"
"Memastikan sesuatu"
"Baik"
Kemudian mereka berdua pun keluar dari tenda komando.
Sedangkan untuk yang lain mereka langsung membuat rencana yang baru.
*****
Kembali ke medan perang.
Di medan perang telah bertumpuk beratus-ratus tubuh makhluk yang terbunuh.
Setelah Kekaisaran melancarkan serangan rahasia mereka.
Situasi nya telah berbanding terbalik.
Seluruh musuh masih berusaha untuk menerobos gerbang Kekaisaran, walaupun itu percuma.
Sedang kan Alice ia sedang mengomandoi pasukan Kekaisaran untuk menyerang musuh, dan menunggu pasukan darah nya datang.
Walaupun di medan perang telah banyak darah, namun Alice sedang menunggu mangsa yang akan datang.
"Hmm, kemari lah kalian para immortal sialan" Gumam Alice sedang menunggu
******
Ke Shido
Saat ini Shido masih duduk di atas dahan pohon yang rimbun, dengan Tu ShanTong yang sedang tiduran di pangkuan nya dalam bentuk rubah hitam kecil nya.
Dan Shido dengan senang hati mengelus-elus Tu ShanTong.
Tu ShanTong yang di perlakukan seperti ini hanya bisa mendengkur halus dan merasa senang.
Saat mereka sedang memiliki waktu bersama, tiba-tiba Shido merasakan ada seseorang (?) yang akan segera datang.
"Kau boleh keluar sekarang, aku tau kau di sana bukan kakek tua?" Ucap Shido sambil masih mengelus-elus Tu ShanTong
"Seperti yang di harapkan dari Kaisar rubah putih kita" Ucap nya
Kemudian orang (?) itu pun langsung keluar dari persembunyian nya.
Orang itu adalah salah satu tetua yang ada di Kekaisaran, tetua Feng.
"Salam pemimpin dan " Ucap nya menyapa Shido
"Bagaimana?" Tanya Shido
"Sesuai dengan arahan anda tuan, mereka memakan umpan nya" Ucap Tetua Feng
"Bagus lah kalau begitu~" Ucap Shido dengan menganggukkan kepala nya dan masih mengelus-elus Tu ShanTong
Saat sedang asik mengelus-elus Tu ShanTong, Shido merasakan bahwa ada sepasang orang (?) yang telah memasuki jangkauan radar milik Shido.
"Pak tua, seperti nya kita memiliki tamu yang tidak di undang~" Ucap Shido
"Hmm?! Mungkinkah..."
"Yups... Tebakan mu benar, mereka berdua yang datang kali ini~" Ucap Shido
Kemudian Shido pun langsung membangunkan Tu ShanTong.
"Tong'er, bangun... Waktu nya telah tiba~" Ucap Shido
Tak lama kemudian Tu ShanTong pun mulai bangun dari posisi tidur nya dan langsung duduk di dahan pohon yang sama dengan Shido.
Sedangkan Shido juga langsung memposisikan tempat nya.
Tak lama kemudian terlihat dua sosok yang tiba.
Mereka adalah :
Su Wei, wakil pemimpin aliansi sepuluh ribu iblis, Kaisar Merah.
Dan
Hu Wu, wakil pemimpin aliansi sepuluh ribu iblis, kaisar Hijau.
"Tebakan ku benar, bahwa si tua Feng ada yang tidak beres dengan nya..." Ucap Su Wei
"Kau benar saudari" Ucap Hu Wu
"Hmm? Su Wei dan juga Hu Wu, ku kira siapa... Ternyata kalian berdua~" Ucap Tetua Feng
"Pak tua, jelaskan kenapa kau menjebak kami!?" Tanya Su Wei
"Itu demi tujuan kaisar putih~" Ucap tetua Feng
"Kaisar putih! Kaisar putih apa nya! Kekaisaran sekarang telah tidak memiliki Kaisar putih! Yang ada rubah putih yang tidak berguna!" Teriak Su Wei
Tu ShanTong yang mendengar ini pun geram atas hinaan yang di lontarkan oleh Su Wei.
Sedangkan Shido, dia memiliki senyuman tipis dan juga tatapan dingin yang mengarah ke arah mereka berdua.
"Kau berani menghina keturunan Kaisar putih!" Ucap tetua Feng dengan nada dingin
Shido yang melihat ini pun langsung masuk ke mode manusia rubah nya, dan langsung mengayunkan pedang nya.
Saat Su Wei dan tetua Feng berdebat, tiba-tiba terdengar teriakan yang berasal dari belakang mereka.
Mereka melihat bahwa Hu Wu terbaring di tanah, dengan tangan kiri nya yang telah terpotong.
Su Wei yang melihat ini pun langsung teriak karena marah.
"Tua Feng! Apa yang kau lakukan!" Teriak Su Wei
Sebelum sempat menjawab, tiba-tiba mereka bertiga mendengar sebuah suara yang sangat dingin.
"Kalian berdua berkhianat terhadap Kekaisaran dan juga menghina putri Kaisar" Ucap Shido dengan nada dingin.
Mereka bertiga pun reflek langsung menoleh ke atas dahan pohon yang lebat.
Su Wei dan Hu Wu yang melihat pemandangan ini pun mengalir keringat dingin yang sangat banyak, seakan mereka melihat sebuah hantu.
"W-wuye! B-bagaimana ini mungkin...."
TO BE CONTINUED