Pagi hari
"Hoaaaahm, eh jelek banget muka lu," Mahendra terkejut melihat muka monyet.
"Iya nih gw ngantuk berat, semaleman gak tidur, ini buku ternyata seru juga,"dia mengembalikan buku 'panduan sihir pemula'
"Lu baca ini, emang paham? gw aja sulit ngerti nya," Mahendra meragukannya.
"Easy, api membara, fire ball," lingkaran sihir keluar di telapak tangan nya di ikuti gumpalan api.
Mahendra terkejut sekaligus iri akan hal itu.
"Bukannya lu bisa pake sihir juga, seperti kemarin."
"Itu bukan sihir melainkan kekuatan artefak, artefak ini membuat penggunanya bisa mengendalikan elemen tapi hanya satu elemen dalam satu waktu," Mandau 7 rupa adalah artefak tingkat S (spesial).
Monyet itu pergi tidur, dan ketika Mahendra mau pergi ke lobi penginapan terdengar teriakan kencang.
"MANA BOCAH ITU!!!!" Kelompok perampok kemarin itu, mereka menarik kerah baju bapak penjaga penginapan.
"Oi oi lu orang cuman berani sama bapak bapak ya? Seperti anak kecil aja," Mahendra mempermalukan mereka di bar.
"BAJINGAN!!!!!," seseorang melesat dengan cepat untuk meninju Mahendra.
"Dum," seseorang menahan tinju itu dan berkata, "kau pikir kau ada dimana? Ini adalah wilayah ku."
Seseorang yang terasa familiar, otot kekar itu seperti pernah melihat nya.
"Hei bocah penawar baru sehari sampai sudah ada masalah aja," orang yang menahan tinju itu ternyata sipenjaga toko kemarin.
"Minggir Aragna, dia yang menyakiti orang orang ku kemarin" Broin adalah bos dari party 'fodog'.
Aragna adalah bos dari clan 'arunika', geng arunika salah satu dari 3 clan besar yang ada di kota petualang.
"Bocah apa kau ada pembelaan?" Dengan dahi yang mengkerut Aragna bertanya.
"Mereka kemarin merampok putri kedua dari keluarga duke gram," ucap Mahendra sambil menunjuk empat orang di belakang.
Aragna melirik ke arah empat orang itu.
"Kau percaya kata pendatang itu?" Hawa membunuh yang sangat kuat dari Broin.
"Kalau begitu kita lakukan tradisi disini, yang kuat adalah yang berkuasa pertarungan antar party diadakan!!!"
Seketika bar itu langsung pecah, teriakan dimana mana "MATA DIBALAS MATA GIGI DIBALAS GIGI!!!"
"Baiklah nanti sore di alun alun, ku pastikan kau akan mati di tangan ku," mereka pun keluar dari bar.
"Dari pada kau melamun mending cari artefak tingkat B untuk di jadikan taruhan," tangan besar Aragna menepuk belakang Mahendra sehingga itu menyadarkan nya.
Sepertinya otak nya Mahendra lambat merespon apa yang sedang terjadi.
"Kenapa harus beli artefak?"
"Ya buat taruhan la, beli di tempat ku aja."
Setibanya kami di toko sumber jaya.
"Apa artefak yang berhubungan dengan sihir gak?" Sepertinya itu artefak cocok untuk si monyet.
"Kebetulan ada yang cocok, nih mana ring," Aragna memberikan cincin perak di tengahnya ada sebuah kristal mana berwarna biru.
Kristal mana adalah kristal yang berasal dari inti monster, kristal mana juga ada tingkatkan nya mulai dari yang terendah berwarna abu-abu, biru, orange, merah dan hitam pekat jadi yang terkuat, kegunaan kristal mana adalah memberikan pengguna tambahan mana dan pengisian mana yang cepat.
"Ini dengan buku sihir tingkat menengah part 1, totalnya jadi berapa?" Mahendra menatap Aragna dengan tajam.
"5 gold, sumpah bener 5 gold" berpose piece sambil menutup matanya sebelah.
"Huek," sepertinya Mahendra mau muntah dia melihat sesuatu yang sangat menjijikan.
_____
Siang hari
"Monyet bangun sudah siang, Kita ada pertandingan sore ini," Mahendra mau membangunkan monyet.
"Huh apa? Gimana?" Dengan nyawa yang masih belum kekumpul monyet mencerna perkataan Mahendra.
"Ini artefak mana ring dan buku sihir menengah, ini buat lu semua."
"Hah, tunggu gimana bisa jadi ada pertandingan waktu ku tidur."
"Udah cepat hapal ini sihir tingkat menengah, soalnya lawan kita party rank B dari clan dhairya."
Mau tidak mau monyet harus ikut karena dia termasuk kedalam party nya Mahendra, Mahendra mulai menjelaskan rencana dia.
"Apa kau pikir itu bakal berhasil?" Monyet sambil baca buku sihir tingkat menengah part 1.
"70% berhasil kalo lu bisa sihir tingkat menengah dengan cepat."
________
Sore harinya
Di colloseum lumayan banyak orang berkumpul.
"HADIRIN SEKALIAN HARI INI KITA AKAN MELIHAT PERTANDINGAN ANTARA, ROOKIE SUPER YANG MENGALAHKAN CORRUPTED BOAR SEORANG DIRI, MAAAAAAHENNNDRA," seorang dengan menggunakan sihir pengeras suara.
"Hei tunggu dia seorang tammer kah? Bukannya rumornya dia pakek pedang dan sihir" Ucap petualang yang duduk di colloseum.
"Hei lihat itu kenapa para pilar ada di sini."
"Apa kau gak tau, rumornya party fodog nyerang pelanggan nya, di daerah clan arunika," petualang lain nya.
Kota petualang terbagi menjadi 3 wilayah sama rata yang di pimpin oleh kepala klan masing-masing.
Di wilayah timur ada klan arunika yang diketuai oleh Aragna Sang 'orge Medan tempur', seorang laki-laki dengan tubuh yang kekar dan tinggi dan rambut berwarna putih pendek dia membawa dua kapak berukuran sedang.
Di wilayah Utara ada klan tushar yang diketuai oleh Puspita sang 'mawar biru', seorang perempuan dengan tubuh ramping dan tinggi dan rambut biru muda panjang dia membawa kapak dua tangan yang memiliki dua mata pisau.
Di wilayah barat ada klan dhairya yang diketuai oleh Anala sang 'pedang akhir', seorang laki-laki dengan tubuh yang cukup kekar dan rambut merah panjang dia membawa pedang dua tangan.
"LAWAN NYA JUGA GAK KALAH KUAT, ROOKIE YANG NAIK KE RANK B HANYA DALAM SATU BULAN, FOOOODOOOOGG."
Fodog keluar dengan full party nya yang berisikan 5 orang terdiri dari 1 tank, 1 swordman, 1 archer dan 2 penyihir.
"Puspita kenapa kau kesini, ini masalah arunika dengan dhairya," Aragna bingung dengan hal itu.
"Memang benar ini masalah kalian, tapi kalau kalian berdua berkelahi siapa yang sanggup menahan kalian berdua," tatap tajam Puspita ke Aragna dan Anala.
"Lagi pula, aku juga ingin melihat kemampuan orang yang bisa mengalahkan corrupted boar seorang diri," Puspita melihat Mahendra.
"Aragna gimana kau mendapatkan orang itu," Anala juga melihat Mahendra.
"Dia masih belum masuk klan manapun," ucap Aragna.
Puspita dan Anala terkejut akan hal itu.
"Akan ku selesaikan ini dengan cepat," hawa membunuh Broin sangat kuat, hawa membunuh itu membentuk pola tengkorak.
"Kau pikir kau siapa," Mahendra tersenyum sangat lebar sambil menatap Broin.
"Bro," insting monyet nya sedikit merasa takut akan Mahendra.
Bersambung_______
Sekilas info
1. Arunika diambil dari bahasa sansekerta yang memiliki arti "merah". Arunika juga dapat diartikan sebagai "cahaya matahari terbit", "awal permulaan", atau "kebangkitan".
2. Kata dalam bahasa Sansekerta yang berarti "dingin" adalah tushar. Kata ini juga bisa berarti "beku" atau "salju".
3. Kata dalam bahasa Sansekerta yang berarti keberanian adalah dhairya.