Sebelum Levy sempat pergi, Reed mendarat di samping mereka. Setelah adipati dan rombongannya pergi, dia mengikuti sang pangeran sampai mereka memasuki istana sebelum kembali ke kawan-kawannya untuk melapor.
"Sialan! Aku sama sekali tidak suka pekerjaan ini. Kirim aku ke tembok saja, Zolan. Luc atau Leon bisa menggantikanku. Aku mohon! Aku tidak mau jadi penjaga sang putri lagi!" Wajah Reed merah membara sambil dia jongkok di tanah mengusap-usap pipinya yang memerah dengan telapak tangannya.
Levy hanya tertawa, menikmati pemandangan Reed yang mati-matian karena malu. Sungguh menyenangkan melihat seorang ksatria yang biasanya berwajah datar menjadi begitu malu.
"Jangan bilang kamu –"
"Tentu saja aku tidak melihat, sial, bagaimana aku berani? Apa kau berharap aku mati?!"
"Lalu kenapa kamu bereaksi seperti –"
"Aku yang paling dekat dengan mereka saat mereka melakukan itu di sini! Aku bisa mendengar mereka... keras dan... jelas... bahkan... sialan –"