"Apakah kau mengatakan bahwa Catherine dan aku akan menjalani ujian Ratu untuk memutuskan siapa ratu masa depan?"
Setelah mendengar cerita Kral, dia mengerutkan kening dalam-dalam.
Aku mengerti bahwa situasi Kral tidak semudah dipahami semua orang. Dari hari pertama aku tiba, bayangan keluarga kerajaan menggantung di kepalaku, seperti pembunuh misterius Bernice, para tua-tua yang serius, dan ancaman tersembunyi, termasuk kutukan Kral.
Hal-hal ini seperti duri di sekitar Kral. Sebagai pangeran mahkota, dia bahkan tidak bebas untuk mengumumkan pernikahan. Ketika dia mengumumkan calon istrinya, dia bahkan harus menunjukkan pedangnya kepada para tua-tua dan bangsawan.
"Apakah kamu takut, Delia?"
Kral mendekatiku. Dia menundukkan kepala dan menyentuh alisku yang berkerut dengan jari telunjuk panjangnya. Kehangatan yang lembut membuatku melihat ke atas.