2 Sebuah Pidato untuk Tunanganku

POV Sibyl

Aku berdiri di kamar tidurku.

Kamar kecil itu terpisah oleh tirai transparan.

Aku berdiri di dalam tirai. Ada tunik dan gaun yang terlipat rapi di samping tempat tidur, serta beberapa mutiara dan perhiasan mewah di meja rias.

Tanganku dengan lembut menyentuh pakaian dan hiasan yang mewah itu. Sutra yang mahal memiliki sentuhan yang unik, membuatnya terasa seperti menyentuh awan di langit. Benang emas terjalin di dalamnya, tetapi tidak menambah beratnya. Sebaliknya, perasaan hangat lahir dari kontak antara daun emas dan kulit. Dan mutiara-mutiara itu tumbuh dari laut dalam dengan kilau perak yang samar, seolah menambah daya tarik yang suci dan misterius bagi pemiliknya.

Sebagai seorang putri, aku belum pernah melihat pakaian yang begitu indah. Aku hanya membaca di buku-buku tentang hal-hal ini yang hanya dimiliki keluarga kerajaan. Mereka jelas bukan milikku, tetapi dipinjamkan kepadaku oleh Sang Ratu sebagai gaunku untuk bertemu tunanganku malam ini.