"""
Pandangan Delia
Aku salah. Aku berpikir dalam hati.
Bagaimana mungkin Kral memiliki mata yang begitu lembut dan berair? Itu adalah kilau dingin ambisi, seperti pedang yang terhunus. Hanya saja tatapannya dibalut dengan atmosfer seperti mimpi, menggunakan chip menggoda seperti gula dalam upaya membuatku tunduk.
Seperti sekarang, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari jubah hitamnya, memegangnya di depanku. Lalu, salah satu tangannya tampak dengan santai bersandar di bahuku, menggunakan nada yang tak bisa ditolak, dia berkata, "Bukalah, Delia."