Sudut pandang Alen
Langit terlihat mendung, awan tebal menutupi cakrawala, seolah siap turun ke bumi kapan saja. Di tembok dan gerbang kota imperial, para prajurit saling bertukar sinyal menggunakan spanduk merah yang dihiasi lambang-lambang.
Tak lama kemudian, terdengar gemuruh yang suram, dan balok-balok panjang diturunkan. Ratusan kuda yang meringkik melintasi jembatan darurat di atas parit, dan pasukan besar berangkat dari kota imperial.
Pangeran Kral menunggang kuda di depan saya. Jubah hitamnya berkibar di tiup angin, seperti spanduk yang terbentang. Penjaga kerajaan melindungi kereta yang mengikuti di belakang. Meskipun memiliki status yang terhormat, Kral memilih untuk tidak berada di dalam kereta; alih-alih, ia berada di atas kuda, tampak seperti seorang jenderal.
Saya mengikuti di sampingnya. Tuding hitamnya menyembunyikan wajahnya, dan jubahnya menutupi bentuk tubuhnya. Yang bisa saya lihat hanyalah baju zirah peraknya yang keabuan dan pedang pendeknya.