58 Anak Seorang Penyihir

POV Sibyl

Aku berjalan mondar-mandir di aula, terlalu gelisah untuk duduk diam di kursiku.

Nuri melihat kegelisahanku dan memegang bahuku saat dia menyuruhku duduk. "Jangan khawatir, Wayde telah pergi menjemput Manolo. Dia akan sampai di sini tepat waktu."

Aku duduk di kursi dan menyesap teh. Namun hatiku masih belum bisa tenang. Aku bahkan bisa mendengar detakan jantungku.

Nuri menggenggam tanganku dan merasakan denyut nadi di pergelangan tanganku.

"Kenapa kamu begitu bersemangat?" Dia bertanya, tersenyum. "Aku tidak ingat kamu pernah begitu bersemangat saat kita pergi ke Kuil Sistine untuk bertanya kepada seorang biarawati tentang ibumu."

Tanganku menekan dadaku. Aku memandang Nuri. "Aku tidak tahu kenapa jantungku berdetak begitu cepat. Aku punya firasat bahwa sesuatu yang sangat penting akan terjadi."

"Jangan khawatir. Manolo pasti membawa kabar baik. Kamu adalah istriku, dan jika sesuatu yang buruk terjadi padamu, aku akan berdiri di depanmu."