115 Tempat Terdekat ke Hatinya

POV Sibyl

Aku tidak tahu berapa lama aku tidur. Ketika aku bangun, aku melihat Nuri berbaring miring, memegang kepalanya dengan satu tangan, menatapku.

Aku masih mengantuk dan menyembunyikan diriku dengan malu di bawah selimut. "Jam berapa sekarang?"

"Kamu sudah melewatkan sarapan."

"Benarkah?" Mataku terbelalak. Kenapa aku tidur selama itu?

Aku merengut dan mengeluh, "Kenapa kamu tidak membangunkanku?"

Nuri mengusap kepalaku dengan penuh kasih sayang. "Itu salahku. Aku membuatmu sangat lelah tadi malam."

Dia mengedipkan mata padaku.

Nuri yang nakal ini! Aku mengambil bantal dan melemparkannya ke arahnya.

Dia mengambil bantal itu dan mendekatiku. "Aku libur hari ini. Apa kamu ingin menunggang kuda bersamaku di Padang Rumput? Aku yakin kamu sangat bosan di istana."

"Baiklah." Aku duduk dengan senang hati. "Aku benar-benar bosan. Aku rindu kebebasan di rumah si Penyihir."