Kutukan Sungai Willow

Lady Opaline La Fay duduk di kursi sandaran yang miring di depan perapian, seorang diri, sambil mendengarkan suara gemeretak pelan yang ditimbulkan oleh pembakaran kayu dan juga suara hujan yang lembut dari luar rumah.

Tangannya diletakkan di atas perutnya yang membesar, dengan lembut mengelus anak yang tumbuh di dalam perutnya. Dia khawatir akan keselamatan anak tersebut. Khawatir dengan pemikiran bahwa anaknya tidak akan bisa melihat dunia, yang dalam satu cara baik karena kekotoran dan kekejaman yang mengelilingi tempat tersebut. Namun pada saat yang sama, dia berharap bisa memeluk anaknya dalam pelukannya dan mencintainya tanpa syarat.

Namun dunia tempat mereka hidup, khususnya bagi para penyihir, tidaklah aman.