Setelah Gu Qiaoqiao selesai membersihkan diri, kereta makan belum mulai menyajikan makanan. Dia meregangkan tubuh dengan malas, membuka jendela dekat tempat tidurnya, dan duduk di ranjangnya, memandang ke arah hutan pagi musim panas di luar.
Angin sepoi-sepoi berhembus, menyentuh pipi Gu Qiaoqiao, mengangkat rambut-rambutnya yang terurai.
Rasanya lembut namun terasa berlama-lama.
Saat kereta bergerak maju, kereta itu mendekati sebuah stasiun kecil.
Dibangun di tengah-tengah hutan.
Tampak seperti sehelai daun yang terisolasi di laut hijau pepohonan.
Kereta perlahan berhenti.
Tepat saat itu, terdengar bunyi peluit kereta dari depan.
Itu adalah kereta dari Stasiun Kereta Api Kota Perbatasan.
Kedua kereta bertemu di sini.
Kereta lain itu juga berhenti perlahan.
Dan saat kereta di seberang berhenti, kereta ini hendak mulai bergerak perlahan.
Pada saat itu, Gu Qiaoqiao melihat dua sosok yang familiar duduk di dekat jendela kereta yang berlawanan.