Liam mengepalkan tinjunya dengan penuh semangat. Dia tahu apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Sudah saatnya untuk bekerja keras.
Dia tersenyum dan membungkuk untuk meraih rubah kecil yang diam-diam mengunyah daging beruang segar.
Baru saja dia memikirkannya, dia cepat menghubungkan titik-titiknya. Si rakus kecil ini makan sepanjang waktu!
"Bukankah kamu baru saja makan? Kenapa sudah lapar lagi?"
Mendengar kata-katanya, wajah rubah kecil itu langsung berubah.
Wajahnya berubah dari senyum yang penuh kasih, menggemaskan, menjadi terkejut besar dan kemudian menyadari, diikuti oleh ekspresi cemberut, kesal, dan penuh rasa iba.
Liam terdiam. Dia hanya mengatakan yang jelas, jadi kenapa reaksi gadis ini begitu berlebihan!
"Maaf. Maaf. Saya salah bicara. Maksud saya… karena kamu belum makan banyak, kamu pasti lapar sekarang. Aha ha ha."
Liam tersenyum dan terus membujuk rubah kecil tersebut. "Bagaimana kalau kamu membawa mereka dan berburu?"