Monochrome Glasses

Su Nan secara tidak sengaja berhubungan dengan sebuah permainan yang disebut "Dunia Iblis" dan memperoleh bakat unik. Tepat ketika dia berpikir akan memamerkan keahliannya dalam permainan tersebut, dia menemukan berbagai tanda yang menunjukkan bahwa permainan yang dia mainkan tidaklah sederhana. Pemain yang mengamuk, iblis yang abadi, monster yang merasuki... Berbagai macam hal yang luar biasa terjadi satu demi satu, dan dunia nyata secara perlahan menjadi aneh. Merasakan bahaya di sekitarnya, Su Nan dengan tegas memilih untuk berkembang sendiri secara diam-diam. Ketika permainan bergabung dengan kenyataan, dia menengok ke belakang dan menyadari bahwa dia telah lama menjadi iblis terbesar di mata para pemain.

Aku Diam-Diam Mengembangkan Diri di Dunia Iblis

Begitu melihat informasi dalam ramalan, Su Nan terkejut.


Hanya manusia yang akan membangun kota, iblis tidak membutuhkannya.


Jika bukan karena informasi dalam ramalan, dia tidak akan pernah membayangkan bahwa kota seperti itu yang dibangun oleh manusia akan ada di tempat yang diduduki oleh banyak iblis.


"Informasi yang diberikan oleh Paviliun Tiangong hanya berisi pengenalan umum tentang Gua Tulang Putih, tetapi tidak ada detailnya. Ini bukan karena Paviliun Tiangong tidak tahu, tetapi karena pihak lain tidak menjualnya padaku."


Mengingat kembali informasi yang dia beli di Paviliun Tiangong selama waktu ramalan tidak lama lalu, Su Nan merasa agak tidak puas.


Situasi ini pernah terjadi sebelumnya, terakhir kali dengan informasi tentang Kuil Dewa Kota.


Jelas, beberapa hal yang sangat rahasia tidak akan dijual kepada orang biasa oleh Paviliun Tiangong, meskipun mereka memiliki esensi dan darah untuk ditawarkan.


Bab 153: Tiga Jalan Berbeda