Kisah Air Mata, Darah, dan Penderitaan

Ketika William dan yang lainnya kembali ke akademi, mereka segera dipanggil oleh Dekan dan dengan tergesa-gesa dibawa ke kantornya.

Ini adalah pertama kalinya William masuk ke Kantor Dekan sejak dia mendaftar di Akademi Kerajaan. Ruangan itu kurang mewah dari yang dia bayangkan sebelumnya. Dia bahkan bisa mengatakan bahwa ruangan itu cukup sederhana. Tidak ada yang mencolok untuk membuatnya terlihat seperti ruangan orang paling berkuasa di dalam akademi.

Namun, meskipun ruangan itu tidak memiliki apa-apa untuk ditawarkan, orang yang duduk di kursi menghadap William dan yang lainnya adalah hal yang berbeda.

'Sungguh sebuah kehadiran yang kuat,' pikir William.

Meskipun Dekan hanya duduk di kursinya, William merasa seolah-olah ada sebuah gunung yang menekan pundaknya. Dia tahu bahwa Dekan tidak melakukan ini dengan sengaja, tetapi kehadirannya mirip dengan yang dimiliki oleh Tuannya, Celine, dan Kakeknya, James, saat mereka sedang merencanakan sesuatu yang serius.