Mencoba mempelajari rahasia bayangan adalah proses yang sangat lambat. Sunny hanya bisa melihat sekilas gaya bertarung misterius itu saat bertarung melawan Santo Batu, dan biasanya itu memerlukan seluruh konsentrasinya. Selama dia tidak sepenuhnya fokus pada lawannya, pertempuran mereka berakhir dalam hitungan detik, sehingga tidak ada yang bisa diamati.
Tapi ketika dia berkonsentrasi pada pertempuran yang sedang berlangsung, dia tidak bisa benar-benar memperhatikan bayangan, yang pada gilirannya menghilangkan kemungkinan untuk mengamatinya. Menemukan keseimbangan yang tepat antara dua tugas itu tidaklah mudah, belum lagi menyakitkan. Setiap kali dia gagal, memar baru muncul di tubuhnya.
Namun demikian, ada kemajuan. Meskipun Sunny masih belum bisa menyelami kedalaman seni bertarung itu, dia perlahan mulai merasakannya. Bayangannya lebih licik, cair, dan lentur daripada dirinya. Ada sentuhan irama anggun dalam gerakannya yang tidak ada pada dirinya.