Bab 55: Fajar Baru dan Ancaman yang Tak Terduga

Setelah pertarungan melawan Dewa Surgawi, Shen Wei dan murid-muridnya kembali ke Sekte Naga Putih dengan kemenangan dan pengalaman baru. Langit tampak lebih jernih, angin berhembus lembut, dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, mereka bisa merasakan kedamaian.

Namun, Shen Wei tahu bahwa kedamaian ini tidak akan bertahan lama.

Saat pagi menjelang, murid-muridnya berkumpul di halaman utama untuk berlatih.

Mei Er, yang selalu berada di sisi Shen Wei, mendekatinya. "Senior, apakah kau merasa sesuatu yang aneh?"

Shen Wei menatapnya, lalu menutup matanya, mencoba merasakan energi di sekitarnya. Setelah beberapa saat, ia membuka matanya perlahan.

"Aku tidak tahu pasti… tapi ada sesuatu yang mendekat. Sesuatu yang berbeda dari ancaman sebelumnya."

Chen Guang, yang sedang mengasah pedangnya, menoleh. "Ancaman lain? Bukankah kita baru saja mengalahkan Dewa Surgawi?"

Yu Lan, yang sedang berlatih teknik pedang bersama beberapa murid lain, menghela napas. "Sepertinya kita memang tidak akan pernah benar-benar bisa beristirahat, ya?"

Shen Wei tersenyum kecil. "Itulah jalan seorang kultivator. Semakin tinggi kita melangkah, semakin besar tantangan yang akan kita hadapi."

Tiba-tiba, langit di atas mereka bergetar.

Awan-awan yang semula putih berubah menjadi merah keemasan, dan energi yang tidak dikenal mulai mengalir ke seluruh penjuru sekte.

Seketika, semua murid terdiam dan menatap ke atas.

"Apa yang terjadi?!" seru salah satu murid.

Shen Wei mengangkat tangannya, menenangkan mereka. "Jangan panik. Aku akan melihat apa yang sedang terjadi."

Dengan satu langkah ringan, ia melesat ke atas menuju puncak paviliun utama dan menatap langit.

Di kejauhan, ia bisa melihat sesosok pria berjubah putih keperakan melayang di udara, dikelilingi oleh cahaya berkilauan seperti bintang-bintang.

Wajah pria itu tenang, penuh wibawa, dan aura yang dipancarkannya tidak memiliki kegelapan—melainkan sesuatu yang lebih kuno dan agung.

"Siapa dia…?" Mei Er bertanya, berdiri di samping Shen Wei.

Shen Wei mengamati pria itu dengan hati-hati sebelum akhirnya suara lembut namun penuh otoritas menggema di udara.

"Shen Wei… Akhirnya aku menemukannya."

Suara itu terdengar tenang, tetapi mengguncang seluruh dimensi.

Shen Wei menajamkan tatapannya. "Siapa kau?"

Pria itu tersenyum. "Aku adalah Ling Tian, Dewa Perbatasan Langit."

Shen Wei menatap pria yang mengaku sebagai Dewa Perbatasan Langit dengan penuh kewaspadaan.

Mei Er dan yang lainnya menahan napas, menunggu penjelasan lebih lanjut.

"Dewa Perbatasan Langit?" Chen Guang mengulang dengan bingung. "Aku belum pernah mendengar nama itu sebelumnya."

Yu Lan menatap pria itu dengan tajam. "Kalau dia Dewa, apa dia datang untuk menantang senior kita?"

Ling Tian tertawa kecil. "Tidak, aku tidak datang untuk bertarung. Aku datang untuk menawarkan sesuatu kepada Shen Wei."

Shen Wei menyilangkan tangannya. "Apa yang kau inginkan dariku?"

Ling Tian mengangkat satu tangannya, dan seketika, sebuah portal bercahaya muncul di belakangnya.

"Di balik portal ini, ada sebuah tempat yang hanya bisa dimasuki oleh mereka yang telah mencapai tingkat keilahian absolut. Aku ingin kau datang bersamaku, Shen Wei. Ada sesuatu yang perlu kau lihat."

Murid-murid Shen Wei terkejut.

Mei Er langsung menggenggam lengan Shen Wei. "Senior… jangan pergi!"

Chen Guang menatap Ling Tian dengan curiga. "Apa jaminannya kalau ini bukan jebakan?"

Ling Tian tersenyum kecil. "Aku tidak butuh jebakan untuk menghadapi Shen Wei. Jika aku ingin bertarung, aku akan melakukannya secara langsung."

Shen Wei menatap Ling Tian dalam diam.

Instingnya tidak merasakan niat jahat dari pria ini, tetapi apa pun yang ada di balik portal itu pasti sesuatu yang besar.

Akhirnya, setelah beberapa saat, Shen Wei berbicara. "Baik. Aku akan ikut denganmu."

Mei Er menggeleng cepat. "Tidak, Senior! Bagaimana kalau sesuatu terjadi?"

Shen Wei mengelus rambutnya dengan lembut. "Jangan khawatir. Aku akan kembali."

Dengan langkah mantap, Shen Wei melangkah ke dalam portal, dan cahaya keemasan menyelimuti tubuhnya.

Dalam sekejap, ia menghilang.

Ketika Shen Wei membuka matanya, ia berdiri di sebuah tempat yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Di hadapannya terbentang hamparan bintang dan galaksi yang bergerak perlahan.

Ia berdiri di atas sebuah platform kristal raksasa, dengan pilar-pilar bercahaya menjulang di sekelilingnya.

Di tengah ruangan, sebuah patung raksasa berdiri, menggambarkan sosok pria dengan jubah panjang dan pedang yang terhunus ke atas.

Ling Tian melangkah di sampingnya. "Shen Wei… ini adalah Makam Para Dewa."

Shen Wei terkejut. "Makam Para Dewa?"

Ling Tian mengangguk. "Di sinilah para Dewa yang telah tiada beristirahat. Tetapi lebih dari itu, tempat ini menyimpan rahasia yang telah dilupakan sejak lama…"

Ia menatap Shen Wei dengan serius.

"Shen Wei, tahukah kau mengapa dunia ini selalu berada dalam bahaya?"

Shen Wei diam, menunggu penjelasan.

Ling Tian menghela napas. "Karena ada sesuatu yang lebih kuat dari para Dewa… sesuatu yang bahkan kami tak mampu kendalikan."

Tiba-tiba, patung di depan mereka mulai bersinar, dan suara kuno bergema di udara.

"Pewaris Cahaya… saatnya kau mengetahui kebenaran."

Shen Wei menatap cahaya itu dengan mata tajam.

Ia tahu… perjalanannya belum selesai.

(BERSAMBUNG KE BAB 56…)