Bab 83: Kemenangan dan Penguatan Hati

Setelah pertempuran yang menghancurkan Xie Tian, langit kembali cerah dan dunia kembali damai. Namun, suasana tenang ini tak mampu menghapuskan beban yang terperangkap di dalam hati Shen Wei. Tubuhnya yang sebelumnya diliputi oleh kegelapan kini disinari cahaya abadi. Rambutnya yang putih bagaikan salju bersinar lebih terang, seolah mencerminkan kekuatan ilahi yang baru ia raih.

Shen Wei berdiri tegak di tengah medan pertempuran yang telah berubah menjadi puing-puing, menatap ke arah Mei Er yang berlari menuju dirinya. Meskipun tubuhnya masih terasa lelah setelah pertarungan panjang, ada sesuatu yang lebih besar yang memberinya kekuatan untuk bertahan—cinta dan harapan yang ia temukan dalam dirinya dan murid-muridnya, terutama Mei Er.

Mei Er berlari dengan air mata mengalir di pipinya. Langkahnya terhenti beberapa meter dari Shen Wei, namun tidak ada lagi kata yang bisa terucap. Hanya emosi yang meluap, menyatu dengan aliran air mata yang jatuh tak terkendali.

"Senior…" suaranya bergetar, sukar menahan isak tangis. "Aku… aku takut kehilanganmu."

Shen Wei mendekat dengan langkah penuh keyakinan. Ia memandang wajah Mei Er dengan penuh kasih sayang. Tanpa sepatah kata pun, ia membuka tangan dan menarik Mei Er ke dalam pelukannya. Rambut putihnya yang berkilau menyentuh wajah Mei Er yang kini menatapnya dengan penuh rasa lega dan syukur.

"Mei Er," bisiknya lembut, "Aku tidak akan pergi. Aku akan selalu berada di sini untukmu, sekarang dan selamanya."

Kekuatan yang dimiliki Shen Wei tak hanya berasal dari energi ilahi yang kini mengalir di tubuhnya. Kekuatan sejati berasal dari rasa kasih sayang yang mendalam, rasa cinta yang melampaui batas waktu dan ruang. Ketika ia memeluk Mei Er, ia merasa seolah-olah dunia yang kacau ini menjadi tenang kembali, dan hatinya kembali menemukan kedamaian yang sudah lama hilang.

"Aku takut jika sesuatu terjadi padamu," kata Mei Er, suaranya bergetar, "Kau telah berjuang begitu keras. Aku tidak bisa membayangkan dunia tanpa dirimu."

Shen Wei menarik napas dalam-dalam, lalu dengan lembut mengusap rambut Mei Er. "Tidak ada yang perlu ditakutkan lagi. Kita telah mengalahkan kegelapan ini bersama, dan kini saatnya untuk melangkah maju."

Setelah beberapa saat berdiam diri dalam pelukan, Shen Wei akhirnya melepaskan Mei Er, tetapi tetap menatapnya dengan tatapan penuh kasih. "Kita telah sampai di titik ini bersama, dan aku tahu, kita akan terus berjalan bersama, tidak peduli apa yang terjadi."

Mei Er tersenyum, meskipun air matanya masih mengalir, senyumnya terlihat lebih lega, lebih kuat. "Aku akan selalu bersamamu, Senior. Apapun yang terjadi, aku akan menunggumu. Aku percaya padamu."

Shen Wei mengangguk pelan, kemudian perlahan berdiri dan menatap langit yang kini cerah, disinari cahaya matahari yang lembut. Cahaya itu bukan hanya berasal dari langit, tetapi juga dari dalam dirinya—sebuah kekuatan yang tak terlukiskan, yang lebih kuat daripada apapun yang pernah ia rasakan sebelumnya.

Namun, di dalam hatinya, Shen Wei tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai. Meskipun pertarungan melawan Xie Tian telah berakhir, ancaman besar lain masih bisa datang. Kekosongan yang ditinggalkan oleh kekuatan gelap Xie Tian belum sepenuhnya diisi. Ada banyak hal yang harus mereka hadapi ke depan.

"Tapi kita akan melakukannya bersama," Shen Wei berpikir dalam hati.

Mereka berdua berdiri di tengah reruntuhan medan pertempuran, merasakan kekuatan dan kedamaian yang perlahan mengalir melalui tubuh mereka. Namun, mereka tahu bahwa ketenangan ini hanya sementara, dan bahaya baru mungkin akan muncul kapan saja. Shen Wei tidak bisa melupakan misi mereka untuk menjaga keseimbangan dunia, melindungi yang lemah, dan memusnahkan kegelapan yang terus mengancam.

Tiba-tiba, sebuah suara dalam angin terdengar, mengingatkan mereka bahwa dunia ini tidak akan pernah benar-benar bebas dari pertempuran. Meskipun begitu, Shen Wei tahu satu hal yang pasti—selama ia bersama Mei Er dan murid-muridnya, tidak ada yang perlu ditakuti.

Mei Er merasakan perubahan pada aura Shen Wei, sebuah aura yang lebih kuat dan lebih dalam daripada sebelumnya. Dia meraih tangan Shen Wei, menggenggamnya erat. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanyanya.

Shen Wei tersenyum, menggerakkan tangannya di udara dan memandang Mei Er dengan tekad baru. "Kita akan melangkah bersama, kita akan melindungi dunia ini dan menjaga keseimbangan. Semua yang kita lakukan, kita lakukan untuk masa depan yang lebih baik."

Setelah itu, Shen Wei menatap jauh ke depan, seolah melihat jalan panjang yang menanti mereka. Dengan kekuatan baru yang dimilikinya, dengan keyakinan yang penuh, ia siap menghadapi segala tantangan yang akan datang. Namun, satu hal yang pasti, ia tidak akan pernah menghadapi dunia ini sendirian.

"Selama kau di sisiku, tidak ada yang bisa menghalangi kita," kata Shen Wei, suaranya penuh dengan keyakinan yang tak tergoyahkan.

Dengan langkah mantap, mereka berjalan bersama menuju masa depan yang penuh ketidakpastian. Namun, kali ini, mereka tidak hanya dipenuhi oleh tekad, tetapi juga oleh cinta yang menguatkan hati mereka—cinta yang tidak akan pernah padam, seberapapun gelapnya dunia yang mereka hadapi.

Shen Wei mengulurkan tangannya, dan Mei Er menggenggamnya erat. Bersama-sama, mereka akan menghadapi apa pun yang datang, dan dunia ini akan merasakan perubahan yang datang bersama mereka. Karena, seperti yang telah mereka buktikan, ketika cahaya yang sejati bersatu, tidak ada kegelapan yang dapat bertahan.