Setelah pertarungan yang penuh dengan darah dan air mata, Shen Wei berdiri tegak, menatap langit yang kini cerah, menandakan akhir dari pertarungan yang sengit. Sebelum ia melangkah lebih jauh, ia merasakan tangan lembut Mei Er di bahunya. Saat ia menoleh, Mei Er tersenyum, meski masih ada jejak air mata di wajahnya.
"Senior," katanya, suaranya lembut namun penuh kasih, "Rambutmu kembali seperti semula."
Shen Wei mengangkat tangannya dan meraba rambutnya yang kini kembali hitam pekat. Perubahan yang terjadi padanya—dari rambut putih yang bersinar terang hingga kembali ke warna semula—menandakan bahwa kekuatan ilahi yang dia peroleh selama pertarungan telah menjadi bagian dari dirinya. Meskipun ia telah melampaui batas-batas kemanusiaannya, ia tetap merasa bahwa ada yang hilang, ada bagian dari dirinya yang terus mencari keseimbangan. Namun, melihat Mei Er di hadapannya, segala sesuatu terasa lebih bermakna.
"Ya," jawab Shen Wei, suaranya penuh kehangatan, "Tapi perubahan ini hanya permulaan, Mei Er. Kita masih memiliki banyak hal untuk dilakukan."
Mei Er tersenyum, sedikit malu, namun hatinya penuh dengan kebahagiaan. "Aku senang melihatmu seperti ini, Senior. Kamu tidak hanya lebih kuat, tapi kamu juga tampak lebih bahagia."
Shen Wei menatapnya dengan tatapan lembut. "Kebahagiaan itu datang karena kita melakukannya bersama. Tanpa kalian, aku tak akan mampu bertahan."
Saat itu, terdengar langkah kaki mendekat. Shen Wei dan Mei Er menoleh, dan mereka melihat murid-muridnya, yang sudah menunggu mereka sejak lama. Mereka semua tampak lelah, namun wajah mereka penuh dengan harapan dan kegembiraan ketika melihat bahwa Shen Wei dan Mei Er kembali dengan selamat.
Yu Lan, yang biasanya tenang dan terkendali, berlari pertama kali menuju Shen Wei, memeluknya dengan penuh semangat. "Senior, kalian... kalian berhasil!" katanya, suaranya penuh dengan kelegaan.
Chen Guang, yang juga ikut berlari mendekat, memberikan senyuman lebar. "Kami menunggu kalian kembali. Aku sudah hampir tidak sabar menunggu untuk kembali ke Sekte Naga Putih dan merayakan kemenangan kita."
Shen Wei tersenyum kepada mereka, merasa hangat di dalam hatinya. "Kalian semua telah berjuang dengan sangat keras. Tanpa kalian, kemenangan ini tidak akan mungkin tercapai."
Mei Er mendekat, merangkul Yu Lan dan Chen Guang. "Kalian semua luar biasa. Tanpa kalian juga, kami tidak akan sampai sejauh ini."
Setelah beberapa saat berbincang, mereka memutuskan untuk kembali ke Sekte Naga Putih. Mereka sudah lama meninggalkan sekte untuk menghadapi ancaman yang mengancam dunia, dan kini saatnya untuk pulang dan merayakan kemenangan mereka. Shen Wei, Mei Er, dan murid-muridnya berjalan menuju gerbang Sekte Naga Putih dengan langkah yang penuh semangat dan keyakinan.
Perjalanan menuju sekte terasa berbeda kali ini. Tidak ada lagi kekhawatiran atau rasa takut akan ancaman besar yang mengintai. Shen Wei merasa kekuatan baru yang ia peroleh memberi rasa kedamaian dalam hatinya. Namun, ia tahu bahwa jalan mereka belum berakhir. Meskipun Xie Tian telah jatuh, kegelapan yang pernah mengancam dunia ini bisa muncul lagi kapan saja.
Namun, untuk sekarang, ia memilih untuk menikmati momen ini—bersama dengan orang-orang yang ia cintai dan percayai.
Sesampainya di gerbang Sekte Naga Putih, mereka disambut dengan penuh suka cita. Para tetua dan anggota sekte yang telah lama menunggu, menyambut mereka dengan tepuk tangan dan sorakan. Mereka telah mendengar kabar tentang keberhasilan Shen Wei dan murid-muridnya dalam mengalahkan ancaman besar, dan kini mereka ingin memberikan penghormatan yang layak kepada mereka.
Shen Wei menatap sekeliling, merasakan kedamaian yang selama ini hilang. Sekte Naga Putih, yang telah menjadi rumahnya sejak lama, kini terasa lebih berarti dari sebelumnya. Ada banyak hal yang masih harus mereka hadapi, tetapi untuk saat ini, mereka bisa menikmati kedamaian.
"Senior Shen Wei!" suara ketua sekte yang terhormat terdengar, dan para anggota sekte segera memberi jalan untuknya. Ketua sekte itu mendekat dengan senyum lebar, "Kami semua sangat bangga atas apa yang telah kalian capai. Dunia ini berhutang banyak kepada kalian."
Shen Wei membungkuk hormat, "Ini bukan hanya pencapaian saya, tetapi milik kita semua. Tanpa dukungan dari kalian, kami tidak akan berhasil. Terima kasih untuk semua yang telah kalian lakukan."
Setelah beberapa saat berbicara dengan para tetua dan anggota sekte, Shen Wei mengajak Mei Er dan murid-muridnya untuk menuju ruang dalam sekte. Mereka beristirahat sejenak setelah perjalanan panjang yang melelahkan.
Mei Er duduk di samping Shen Wei, mengambil nafas panjang. "Kita sudah kembali, Senior," katanya pelan. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?"
Shen Wei memandangnya dengan penuh perhatian. "Untuk saat ini, kita akan beristirahat dan merayakan kemenangan kita. Tapi ke depan, kita akan terus menjaga dunia ini. Masih banyak hal yang perlu dilakukan, dan kita harus selalu siap menghadapi apapun yang datang."
Mei Er tersenyum, meletakkan tangannya di tangan Shen Wei. "Apa pun itu, aku akan selalu berada di sisimu."
Shen Wei menatap Mei Er, merasa hatinya dipenuhi dengan kedamaian. Ia tahu bahwa, meskipun masa depan penuh ketidakpastian, ia tidak perlu menghadapinya sendirian. Bersama Mei Er, murid-muridnya, dan seluruh sekte yang mendukungnya, ia akan mampu menjaga keseimbangan dunia ini.
"Sama," jawab Shen Wei, "Selama kita bersama, tidak ada yang tidak mungkin."
Hari itu, mereka merayakan kemenangan mereka dalam kebersamaan. Tertawa, berbagi cerita, dan menikmati momen damai yang sangat mereka rindukan. Namun, di dalam hati Shen Wei, ia tahu perjalanan mereka belum berakhir. Ini baru permulaan.
Mereka akan terus menjaga dunia ini, menjaga cahaya yang ada, dan melawan kegelapan yang masih berusaha muncul. Tetapi, yang terpenting, mereka akan melakukannya bersama. Bersama, mereka lebih kuat dari apapun yang bisa datang menghadang.