Di sebuah tepi jembatan yang sangat sunyi, seorang gadis remaja berdiri dan sambil menangis, saat ini dia sangat sedih hingga ingin mengakhiri hidupnya. Dia masih berumur 13 tahun saat ini. Dia adalah Amanda Yulandari.
Jembatan itu masih dikelilingi dengan garis polisi akibat kecelakaan yang terjadi dua hari yang lalu dan dimana korban kecelakaan tersebut adalah ibunya sendiri.
Akan tetapi setelah kecelakaan terjadi ibunya hanya mampu bertahan beberapa jam saja dan hari ini ibunya baru saja dimakamkan beberapa jam yang lalu.
Amanda merasa sangat sedih, dia menangis sambil memanggil ibunya.
" Mamah..... "
" Mamah kenapa pergi,,,, "
" Mamah kenapa tidak mengajak ku"
" Mamah... Papah sudah menikah lagi" Kata Amanda menangis mengingat kejadian satu jam yang lalu.
" Manda..... " Panggil Bi Ija yang bekerja sebagai asisten rumah tangga.
" Apa bi... " Kata Amanda
" Pa Elon memanggil kamu, beliau di ruang tamu" Kata Bi Ija
" Baik bi,,, aku akan kesana " Kata Amanda menuruni tangga menuju ruang tamu. Saat tiba diruang tamu dia pun melihat seorang wanita bersama dengan seorang anak perempuan yang seumuran dengan nya.
" Ada apa pah.... " Kata Amanda duduk di kursi.
" Manda.... Kenalkan ini adalah Irma. " Kata Elon
" Tante.... " Kata Amanda menyalam tangan wanita itu.
" Dan ini Laura, kedepannya semoga kalian akur. " Kata Elon Amanda pun tersenyum melihat kearah Laura.
" Manda,,,,ada beberapa hal penting yang ingin papah katakan padamu " Kata Elon
" Ada apa pah" Kata Amanda
" Sebenarnya tante Irma adalah istri papah, dan Laura adalah kakak kamu. karena mamah kamu sudah meninggal jadi mulai sekarang Irma dan kakak kamu akan tinggal disini. " Kata Elon
" Tidak mau.... Aku tidak mau.... " Kata Amanda pergi meninggalkan rumahnya. Akan tetapi tanpa sadar Amanda sudah tiba di tempat kejadian ibunya kecelakaan.
Saat ini hujan sangat deras akan tetapi Amanda masih tetap berdiri disana dan pada saat itu sebuah mobil berhenti disana tidak lama kemudian seorang pria berumur 18 tahun keluar dari dalam mobil itu.
" Hei kamu sedang apa disini?"
"tempat ini sangat berbahaya, " Kata pria itu dan dia adalah Nathan Pradana.
Amanda pun tidak memperdulikan perkataan Nathan. Nathan melihat sekitar bahwa tempat itu masih dikelilingi garis polisi dan ditambah lagi Amanda hanya sendiri disana. Nathan pun menghampiri Amanda.
"Dimana rumahmu, mari aku antar kamu pulang " Kata Nathan
" Aku tidak mau pulang, aku mau disini " Kata Amanda
" Tapi tempat ini berbahaya, kamu tidak lihat masih terpasang tanda peringatan disini? " Kata Nathan
" Aku tidak perduli, mendingan kamu pergi jangan ganggu aku. " Kata Amanda marah, melihat itu Nathan pun akhirnya mengalah.
" Oke-oke,,,, "
" Aku tidak akan menggangu mu, akan tetapi aku akan mengawasi mu" Kata Nathan menjauh dari Amanda dan setelah itu dia pun menghubungi polisi.
Setelah beberapa menit kini polisi tiba di tempat, polisi pun membawa Amanda ke kantor polisi dan setelah itu menghubungi ayahnya Amanda.
Setelah tiba di rumah Elon pun langsung memukul Amanda.
" Memalukan kamu.... "
" Kenapa kamu berlari kesana, kamu mau mati juga iya... " Kata Elon
" Mas.... Udah dong, dia masih sedih, wajar dia kesana karena bagaimana pun juga Sela kecelakaan disana. " Kata Irma memeluk Amanda akan tetapi Amanda mengibaskan tangan Irma.
" Sekali lagi kamu melakukan hal memalukan seperti ini, aku akan mengirim mu ke panti asuhan" Kata Elon. Mendengar itu Amanda pun berlari masuk ke dalam kamarnya dan disana dia pun menangis.
Keesokan harinya Amanda sudah mulai bersekolah, dan hari ini mereka kedatangan murid baru dan dia adalah Laura. Setelah memperkenalkan dirinya guru pun menyuruh Laura duduk. Laura pun menghampiri Amanda.
" Manda.... Bisa kah aku duduk disamping mu" Kata Laura, Amanda pun langsung meletakkan tasnya di bangku kosong tersebut.
" Masih banyak kursi kosong yang lain, aku ingin sendiri. " Kata Amanda. Untuk saat ini Laura pun memilih untuk mengalah.
Waktunya pulang sekolah, seperti biasa sebuah mobil sudah tiba di gerbang sekolah menunggu Amanda untuk menjemput Amanda . Saat Amanda masuk kedalam mobil dia pun melihat Laura sudah lebih dulu duduk disana.
" Hai Man.... "
" Kata papah mulai saat ini mobin ini untuk kita berdua" Kata Laura
" Aku tidak sudi duduk bersama mu, sekarang juga ksmu keluar " Kata Amanda
" Tapi aku pulang naik apa" Kata Laura
" Aku bilang keluar " Kata Amanda dengan suara yang keras Laura tidak punya pilihan lain akhirnya dia pun keluar dari mobil itu.
" Lain kali bapak jangan pernah mengijinkan siapa pun masuk kedalam mobil ini tanpa ijin diriku" Kata Amanda
" Baik nona" Kata supir pribadinya Amanda
Setelah beberapa menit berlalu kini Amanda sudah tiba dirumah, saat memasuki rumah Amanda pun mendengar bunyi suara piano ibunya. Amanda pun langsung berlari ke sumber suara tersebut.
" Jangan sentuh barang-barang ibuku" Kata Amanda marah.
" Manda,,,, apa kamu lupa, saat ini aku juga ibu kamu loh" Kata Irma
" Ibuku hanya satu dan sampai kapan pun kamu tidak akan pernah bisa menjadi ibuku" Kata Amanda
" Kamu tidak perlu marah seperti itu, aku juga tidak akan pernah memaksa mu untuk memanggil ku mamah" Kata Irma
" Jika kamu suka bermain piano, kamu tinggal bilang saja pada papah. Papah pasti akan membelikan yang baru untuk mu. " Kata Amanda
" Tapi aku suka barang bekas ibumu, bagaimana dong? " Kata Irma
Mendengar itu Amanda pun pergi meninggalkan Irma, melihat itu Irma pun kembali memainkan piano tersebut. akan tetapi tidak lama kemudian kini Amanda kembali dan membawa sebuah tongkat baseball . Melihat itu wajah Irma pun seketika panik bercampur takut.
Tanpa berkata sedikitpun Amanda langsung memukul piano tersebut dihadapan Irma dan dalam sekejap piano tersebut sudah dihancurkan oleh Amanda.
"Aku tidak akan pernah memberimu kesempatan menyentuh barang-barang ibuku" Kata Amanda
Pada saat itu juga Elon baru saja pulang, mendengar suara tersebut dia pun langsung mengampiri tempat itu.
" Ada apa ini? " Kata Elon Melihat tongkat kasti ditangan Amanda dan kemudian pandangan nya menuju piano yang sudah dirusak oleh Amanda.
" Mas,,,,,, "
" Maafkan aku, aku yang salah. Aku tidak tahu Manda akan semarah itu saat aku meminjam piano Sela. "
" Seharusnya aku tidak menyentuhnya tanpa ijin dulu. " Kata Irma dengan wajah bersalah dan pada saat itu Laura batu juga sampai.
" Manda apa-apaan ini" Kata Elon
" Jika dia sangat suka bermain piano sebaiknya papah beli lah yang baru untuk nya. Cukup hanya papah saja yang merupakan bekas mamah yang dia koleksi. "
" Kasihan dia yang selalu menerima barang bekas" Kata Amanda
" Manda... Tutup mulut mu"
" Cepat minta maaf sekarang juga" Kata Elon
" Aku berkata yang sejujurnya jadi aku tidak perlu meminta maaf" Kata Amanda pergi meninggalkan ketiga orang itu. Irma dan Laura pun hanya terdiam mendengar perkataan Amanda.
" Anak ini.... " Kata Elon marah akan tetapi Irma pun langsung menahan Elon.
" Mas sudah.... Biarkan saja dia, wajar dia bersikap seperti itu. Dia baru saja kemarin kehilangan ibunya ditambah lagi dengan pernikahan kita yang mengagetkan nya jadi mungkin dia masih syok."
" Nanti juga setelah keadaannya membaik dia akan mengerti" Kata Irma menenangkan Elon
" Mah.... Pah..... Aku kekamar dulu" Kata Laura pergi meninggalkan mereka berdua.