Chapter 5 —Raja pembawa dimensi kegelapan, Synthosizer Revolt

Setelah itu, angin kencang sudah kembali menjadi angin yang tenang, tapi tidak setenang dengan situasinya.

Beberapa orang berjubah hitam kemudian berdiri kembali sambil melihat ritualnya berhasil.

Tiba-tiba, Kanuzaki terhenti ketika ia merasakan adanya sesuatu yang tidak beres akan datang dan terjadi.

lalu sesuatu yang perak, panjang, dan besar seperti sebuah tebasan pedang besar. Itu langsung mengenai kepala Kanuzaki dengan kecepatan yang luar biasa. Sebagai reaksi murni, dia mengangkat lengan kanannya untuk melindungi kepalanya dari serangan itu.

Kanuzaki menggerakkan belatinya untuk menangkis tebasan yang membelah angin terarah padanya.

CLANG!

Ia mencoba menahan tebasan cahayanya. Tetapi, tubuhnya tidak setangguh pedangnya. Membuat tangkisan Kanuzaki yang menggunakan pedangnya menjadi sia-sia.

Ia tidak bisa menahan lebih lama, pada akhirnya Kanuzaki terlempar dengan jarak yang cukup jauh dari tempat ia berdiri, ia terhempas ke belakang.

“Ack!”

Hempasan itu menciptakan asap-asap di arah jalan Kanuzaki terhempas. Lalu ia terhenti sebelum ia terjatuh ke jurang.

Semua orang terkejut akan hal itu dan bertanya-tanya mengenai apa yang menyerang Kanuzaki.

Apakah seseorang mengetahui tempat mereka berada?

“Apa itu?” tanya Rin. Matanya terbelalak terkejut.

“Kau tidak apa-apa, Kanuzaki!”

Kanuzaki menggeram.

“Krrrh..”

Rezon yang masih kesakitan akibat luka di dadanya, berusaha untuk mencerna sesuatu yang baru saja terjadi.

“Apa yang terjadi?”

Ia melihat sesosok laki-laki di depannya, sosok laki-laki yang sangat ia kenal.

Laki-laki dengan dua tanduk biru dikepalanya, rambutnya hitam dengan biru di bagian depan rambutnya, mengenakan kemeja hitam yang di tutupi dengan jas Diver Series Academy sambil memegang sebuah pedang besar yang tak asing pula di matanya.

Sebuah pedang besar berwarna perak dengan bola hijau neon di gagang yang digenggam olehnya.

Pedang itu mengarah ke tanah, akibat gerakan tadi untuk menyerang. Membuat lelaki itu sedikit membungkuk kebawah, kemudian lelaki didepannya menggerakkan badannya untuk berdiri tegak.

“Nathan...?!”

Ya, Sekarang Nathan berdiri depannya. Sambil mengayunkan pedangnya ke kanan dengan cahaya di pedangnya yang memudar.

Kemudian, Nathan menggerakkan tubuhnya untuk berbalik kebelakang, lalu mengayunkan pedangnya yang mengarah ke lengan kanannya Rezon yang masih terbelenggu.

Lalu bilahnya menghancurkan alat yang membelenggu lengan kanannya, kemudian, ia mengayunkan pedangnya kembali untuk menghancurkan yang kiri.

Dan akhirnya dapat membebaskan Rezon. Akibat luka yang ada di dadanya, Rezon hampir terjatuh karena masih sedikit merasakan sakit.

Tapi, dengan cepat, Nathan menopang tubuhnya dengan kedua tangannya.

“Kau baik-baik saja, Rezon?”

“Haa... Kau terlambat. Ada satu nyawa yang tidak bisa kita selamatkan. Serta... Sesuatu yang buruk akan terjadi.”

Nathan menutup matanya dengan senyuman santai, ia bukan mencoba untuk sok sok santai, tapi ia mencoba untuk tenang dalam keadaan yang sudah gawat.

“Begitu ya. Maaf untuk itu.”

Sebagi kewaspadaan, Pria berjubah lainnya menarik pedang dari sarung yang terletak di samping kiri sabuk mereka.

Orion kemudian ia berkata dengan nada berteriak kepada Nathan, hingga perkataannya menggema di seluruh tempat.

“Isurugi! Kenapa kau bisa ada disini! Kau seharusnya berada di pulau seleksi.”

Kemudian, Nathan dan Rezon berdiri. Nathan menjawab dengan dingin.

“Jika gua menjawab, itu akan terlalu banyak memakan waktu.”

“Tch..”

Nathan kemudian melihat NR-C yang melayang di udara jauh diatas lautan luas. NR-C, dari badannya memancarkan listrik-listrik berwarna hitam pekat yang lapisi dengan warna merah.

Asap-asap mulai mengepul di sekitar, menutupi seluruh tubuh robot itu hingga tidak terlihat oleh mata semua orang. Setelah perlahan menghilang...

Arsip-arsip dari ketiga Revolt yang masih dipegang oleh Rin, tiba-tiba terbang secara tak terduga hingga nampak seperti NR-C yang menyerap arsip-arsip itu ketubuhnya.

Dan ya. Memang benar, arsip-arsip itu masuk kedalam tubuhnya, yah memang itulah yang diinginkan oleh mereka.

Sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Kanuzaki melihat perubahan itu, dengan senyuman menyeringai, dan tatapan sinis melirik kearah NR-C yang melayang di udara layaknya tanpa adanya gravitasi.

Bajunya serta rambutnya bergerak tertiup oleh angin yang cukup kencang. Matanya menyipit, Kemudian berkomentar mengenai tubuh NR-C.

“Akademi membuat robot yang dapat terbang daya dorong yang lebih kuat dari bobot tubuhnya, Pantas saja dapat bertahan melayang di udara. Sungguh menakjubkan!”

Kanuzaki merentangkan kedua tangannya, dengan perasaan yang senang muncul. Lalu berteriak hingga suaranya terdengar serta menggema di seluruh tempat disana.

“Bangkitlah dari tidurmu! Raja pembawa dimensi kegelapan, Synthosizer!”

Dengan perasaan yang tidak enak, Rezon dan Nathan melirik kepada Kanuzaki, lalu dengan cepat kembali menatap kearah NR-C.

“Oke sekarang apa?” kata Nathan. Dengan tampak tak ada rencana.

Mengetahui Nathan tidak memiliki rencana, Rezon harus sedikit memutar otaknya untuk berpikir.

“Serius? Lalu untuk apa elu kesini?”

“Nyelamatin elu lah. Siapa lagi?”

Rezon kemudian berkata dengan nada yang agak menyindir.

“Tapi buat apa datang kalau gak ada rencana hah?”

“Yah gua pikir sih, Synthosizer Revolt tidak akan bangkit sebelum gua datang.”

Dengan nada mengejek, serta kebingungan dengan keadaan.

Lalu ia menunjuk ke Synthosizer Revolt, yang masih belum bergerak akibat masih mengumpulkan energi.

“Dan ternyata Revolt itu bangkit sebelum elu. Oh bagus. Sangat sangat bagus. Lagipula, Revolt apa itu? Dan bagaimana kau bisa menggunakan senjataku?

“Intinya. Revolt sintesis gabungan dari ketiga Revolt yang ada menjadi satu Revolt yang sangat kuat. Gua jelasin nanti untuk itu.”

Asap-asapnya mulai menghilang, menunjukkan tubuh NR-C secara perlahan.

Nathan menyipitkan matanya untuk mencoba melihat lebih jelas. Kemudian terkejut dengan perubahan dari NR-C Ke Synthosizer Revolt.

Tubuh besar, sekitar 5 meter, berbentuk humanoid namun terlihat tidak simetris karena perpaduan dari tiga entitas.

Topeng logam retak, sisa dari helm NR-C, dengan satu mata menyala merah menyala, dan satu lagi berupa mata lava hidup dari Lava Revolt.

Tanduk bercabang dari Dandera menjulur ke belakang seperti mahkota pecah. Dada bagian kiri menyala merah seperti magma cair dari Lava Revolt.

Kaki bersegmentasi tiga seperti serangga, memperkuat kesan deformasi.

Tangan kanan berbentuk senjata berbasis energi, yang bisa berubah menjadi pentungan atau pistol plasma energi. Bagian dari Delacizer Revolt.

Sayap besar & tajam seperti pedang yang membentang. Sayap ini memiliki tekstur seperti baja berwarna hitam dengan garis-garis merah menyala di setiap tulangnya. Ujung sayapnya berbentuk seperti bilah tajam, bisa digunakan untuk menebas lawan saat terbang rendah.

Di lengan kanannya yang besar, dengan cakar logam panjang sekitar 1,5 meter. Cakarnya berbentuk seperti sabit, hitam keunguan. Lengan dilapisi armor bersisik seperti naga, warna dominan hitam dengan aksen ungu di sela-sela sendi. Tentu saja dari Dandera Revolt.

— Synthosizer Revolt —

Sebuah drone terbang di udara, berada tak jauh dari tempat atau tebing. Drone itu adalah milik akademi—lebih tepatnya milik Hayase.

Drone itu sudah terbang dari akademi ke sana berbarengan dengan Nathan yang pergi ke tebing itu.

Di bridge yang sudah hancur.

Hayase—Bu Miyamura—Profesor memperhatikan kejadian dari monitor layar yang tersisa satu itu, menyaksikan langsung, perubahan NR-C yang menjadi Synthosizer Revolt secara real time.

“Sialan.”

Suara angin menggema di telinganya membuat jas, serta rambutnya meniup pelan rambutnya. Sontak ia menghela napasnya, seperti mencoba meyakinkan diri

Ia melepas jasnya. Lalu dengan tangan kanan untuk menyerahkannya pada Rezon. Nathan memiliki tujuan untuk menutupi tubuh Rezon yang setengah telanjang.

Setelah di serahkan jas milik Nathan, Rezon kebingungan sebentar.

“Apa?”

“Ayo cepet pake!”

Rezon mengangkat tangannya untuk mengambil jas akademi dari tangan kanannya Nathan. Seketika ia memakainya untuk menutupi bagian tubuh atasnya.

Lalu sedikit memajukan kaki kirinya.

Nathan masih dalam posisi tetap berdiri sambil melirik ke NR-C atau sekarang adalah Synthosizer Revolt.

Nathan menggenggam erat pedang besarnya.

“Ayo, Rezon!”

“Ya!”

Kemudian Rezon mendorong keras kakinya, berlari maju ke depan.

Kanuzaki, Rin dan Orion masihlah berada di pinggir tebing. Hingga tampak seperti menunggumu sampainya sesuatu.

Bajunya serta rambutnya bergerak tertiup oleh angin yang cukup kencang. Apalagi Rin yang memiliki rambut panjang, rambutnya pasti terus bergerak akibat angin.

Kanuzaki—melihat kegigihan mereka berdua dengan raut wajah santai.

ia melirik kearah wajah Orion yang berdiri di sampingnya, Nadanya santai seperti biasa.

“Orion.” ucap Kanuzaki.

Orion mendengar suara santai itu, lalu menoleh ke arah Kanuzaki.

Sesuatu tidak akan datang dengan sendirinya, tapi berbeda dengan kondisi ini. Orion mengerti dengan wajah Kanuzaki, ia seakan-akan mengetahui apa yang dikatakan olehnya.

Kesenangan menjalar ke tubuhnya, senyuman terukir di wajahnya.

Kemudian, ia berbicara dengan nada yang agak rendah.

“Baiklah, baiklah. Aku tahu pasti akan mendapatkan hal ini.”

Tiba-tiba, Rin menyuruh Orion untuk benar dalam urusan yang diberikan oleh Kanuzaki.

“Jangan membuat kacau loh.”

Kemudian Orion membalas dengan senyuman yang mengejek sambil melirik kearah wajah Rin.

“Iya, emangnya aku itu kau?”

Mendengar kata-kata nyelekit seperti itu, cukup membuat Rin kesal sendiri.

“Tsk.”

—Pada momen selanjutnya. Mereka berdua, Nathan serta Rezon, mencoba berlari dengan sekuat mungkin untuk mencapai tujuan yang mereka akan tuju.

Tapi langkah mereka terhenti ketika merasakan sesuatu yang akan datang.

“...?”

Sebuah lemparan yang berputar sangat kencang sekali mengarah pada mereka, itu bukan cakram lempar. Melainkan sebuah kapak besar berwarna merah yang membara.

Itu sudah cukup membuat mereka menjadi lebih baik untuk stabil.

“Wah?!”

Dengan gerakan yang sudah pas, Nathan mengayunkan pedangnya keatas lalu kebawah dengan cepat yang sejajar dengan dada, dengan kata lain Nathan mencoba untuk melindungi dadanya agar tidak terkena serangan tiba-tiba seperti itu.

Kedua logam itu bergesekan, menciptakan percikan api beterbangan di udara.

Nathan yang sudah dalam posisi menahan atau menangkis, mencoba untuk mengayunkan pedangnya ke bawah, sehingga kapak itu terpental ke arah tadi ia terlempar.

Menghentikan langkah kapak itu untuk melaksanakan sebuah tebasan.

Kapak besar yang terlempar, terhenti akibat gagangnya dipegang dengan kuat dan cepat sehingga menghentikan pergerakan dari perputaran kapak itu.

Kapak besar berwarna merah itu, milik Orion.

Orion tampak berdiri dengan menyisakan beberapa jarak dari ujung tebing, dengan sosok Kanuzaki dan Rin tidak terlihat di penglihatan mata Rezon.

"'Apakah mereka kabur?' Pertanyaan dari wajah Rezon yang tidak ia coba ucapkan.

Nathan mencoba menghentikan langkah Orion yang mencoba untuk menghalanginya.

“Minggirlah dari jalanku, Kaminaga. Aku harus meneruskannya.”

“Oh.. Isurugi. Di dalam sejarahmu... Kaminaga Orion, adalah nama dari orang yang pernah menghilangkan satu Life pointmu. Serta melawan semua orang di satu pulau.”

Rezon kebingungan dengan perkataan dari Orion, ia tidak mengetahui kejadian yang terjadi di pulau seleksi saat Nathan melaksanakan latihan masuk.

Namun faktanya memang begitu, seumur Rezon hidup bersama Nathan.

Kejadian seperti itu tidak pernah terjadi, mungkin ini adalah suatu pukulan bagi Nathan yang tidak pernah mengalami hal tersebut.