Serangan balik Cordelia

[Musim panas. Tanggal 300 Tahun 3211]

[7 hari semenjak Yvonne melawan Nevanesce]

Kereta delegasi Kekaisaran Claudia telah kembali dari Kerajaan Funisia, kerajaan pada dwarf. Putri Cordelia yang menjadi perwakilan kekaisaran telah berhasil melakukan perjanjian dengan kerajaan funisia.

Dan hasilnya dalam rapat kerjasama yang telah diputuskan, kerajaan funisia akan mengirimkan seratus pandai besi yang sudah terjamin kemampuannya. Sementara itu Kekaisaran Claudia akan membayar hal tersebut dengan koin emas yang jumlahnya sudah tertera di kertas perjanjian.

Selain itu, Kekaisaran Claudia juga membeli berbagai macam peralatan yang berguna untuk perang. Berbagai peralatan itu nantinya akan digunakan sebagai suplai cadangan untuk perang yang sedang berlangsung saat ini.

Perang itu secara resmi disebut "The Great War". Tapi publik lebih suka menyebutnya dengan nama " The Chaos War". Itu karena perang yang dipimpin oleh Dante de Claudia itu menimbulkan banyak sekali korban jiwa untuk kedua pihak. Entah untuk Kekaisaran Claudia maupun Kerajaan Ethiopia, kerajaan para high elf dengan sistem pemerintahan yang cukup unik.

Tapi, walau mendapat hasil yang memuaskan dalam delegasinya. Putri Cordelia saat itu sedang tidak beruntung. Dia dipanggil oleh kaisar untuk menerima pujiannya, tapi niat yang sesungguhnya bukanlah itu.

"Saya menghormat kepada yang mulia kaisar Edward de Claudia" Sapanya saat memasuki ruangan. Dia memandang ke arah singgasana kaisar yang begitu tinggi dan megah.

"Kau membawa hasil yang sangat memuaskan dalam pertemuan itu. Katakan saja apa yang kau inginkan, aku akan memberikanmu yang kau inginkan" Tawar sang kaisar. Walau dia menawarkan hal itu, tapi dia tetap tak bisa menyembunyikan lidah ularnya yang licik.

"Ada yang kuinginkan, agar aku bisa memiliki otoritasku sendiri untuk membentuk pasukan. Tapi dia pasti akan menghalangiku dengan segala cara" Pikir Cordelia.

"Aku ingin setiap tahun akan diadakan sebuah turnamen di akademi penyihir yang ada di ibu kota. Lebih tepatnya di akademi Latina. Aku ingin pemenangnya akan diberi kesempatan untuk menjadi pengawalku" Pinta Cordelia.

"Baiklah, akan ku kabulkan permintaanmu" Ucap sang kaisar. "Ck, padahal sudah kuprediksi jika dia akan meminta sebuah otoritas kekuasaan. Padahal aku sudah menyiapkan hal untuk menangani hal itu. Dia benar benar berusaha keras ya" Pikir Kaisar.

"Tapi, ada masalah yang jauh lebih penting" Pikir kaisar di benaknya. "Prajurit, mentri, penyihir kerajaan. Kalian semua keluarlah" Suruhnya. Dengan begitu semua orang meninggalkan kaisar dan putrinya sendirian di ruangan itu.

"Ada apa ini? firasatku buruk soal hal ini" Pikir Cordelia. Sang kaisar mulai turun dari tahtanya. Dia berjalan menuju ke arah Cordelia. Setelah itu dia menamparnya dengan begitu keras.

"Jangan meremehkanku. Aku tahu kau memonopoli informasi. Kau dengan lidah panjangmu itu membuat prajurit bergerak ke arah hutan Assiria" Bentak sang kaisar padanya. "Ck, jadi ketahuan ya. Tak kusangka ketahuan secepat ini" Pikir Cordelia.

Benar, inilah kemampuan sesungguhnya dari kecerdasan Cordelia. Walau satu minggu tak berada di kekaisaran, dia bisa memanipulasi informasi. Menggerakkan pasukan kerajaan untuk memburu markas bandit terbesar yang berada di hutan Assiria. Tapi sesungguhnya itu hanyalah tipu muslihatnya. Tak ada bandit disana, dia hanya menggunakan berbagai orang untuk menyelidiki Yvonne. Bergerak hanya dengan tulisan tangan dan lidahnya, tanpa menggerakkan tangannya sendiri.

"Baron Sebastian. Kau menggunakan sifatnya yang haus dengan pujian dan kekuasaan untuk mengirim pasukan. Benar bukan?" Tanya Sang Kaisar. Tak bisa dipungkiri, Cordelia memang memanipulasi baron itu. Saat itu si putri hanya diam membisu seribu bahasa.

"Apa perlu kuingatkan darah siapa yang ada di dalam dirimu? Cuma darah selir rendahan" Hina kaisar pada putrinya sendiri. Cordelia mengigit lidahnya dengan kuat hingga berdarah. Dia begitu emosi saat itu. Tapi dia tahu, jika dia menunjukkan kemarahannya, dia pasti akan dipenggal.

"Pastikan kau tak membuat banyak masalah lagi untukku" Cakap sang kaisar. Setelah pertemuan yang begitu menegangkan, Cordelia akhirnya pergi dari ruangan itu. Dia begitu marah seolah ingin meledak kapan saja. Tapi, akhirnya kemarahan itu meleleh karena bertemu orang yang berarti baginya.

"Kakak!!" Teriak Claudia sambil meloncat ke arah Michael, kakaknya. Michael hanya memeluk adiknya dengan begitu erat. "Wahh, adikku sudah pulang ya" Sambut Michael pada adiknya.

"Iyaa, kakak sedang luang bukan?" Tanya Cordelia dengan antusias. "Andrea, berapa lama waktu yang tersedia hingga jadwalku latihan pedang?" Tanya Michael pada bawahannya yang terpercaya.

"Sekitar 20 menit lagi. Pangeran, anda masih memiliki waktu luang" Jawab Andrea. "Tuh kan, ayo kita pergi ke taman. Lalu memakan beberapa camilan disana" Pinta Cordelia pada kakaknya itu dengan kegirangan.

"Wahh, kau begitu menginginkannya ya. Baiklah" Jawab Michael. "Andrea, tinggalkan kami berduaan. Nanti aku akan menyusul" Suruh Pangeran Cordelia padanya. "Baik pangeran, saya pergi dulu"

"Ehh, Andrea. Nanti tolong panggilkan bibi helena juga. Dan sampaikan padanya untuk membawa beberapa camilan manis" Suruh Cordelia. "Baik tuan putri. Kalau begitu saya mohon pamit" Jawabnya.

Waktu pun berlalu. Adik kakak itu menghabiskan waktu mereka di taman istana. Mereka begitu menikmati waktu senggang mereka. Dan saat itu, datanglah seorang pelayan yang mengantarkan makanan. Dia berumur kisaran 35 tahunan.

"Tuan putri, ini camilan yang anda minta" Katanya sambil meletakkan tiga piring kue kering dan makanan ringan lainnya. "Ahh, bibi helena. Anda juga silahkan duduk saja" Suruh Cordelia dengan ramah.

"Mana bisa, saya hanya pelayan anda" Tolak Helena dengan ramah. "Ahh, bibi terlalu kaku. Ini tak seru" Ledeknya. Helena hanya sedikit tertawa menanggapi hal itu.

"Jadi adikku Cordelia, bagaimana keadaanmu" Tanya Michael. "Aku sudah melakukan perjanjian dengan cukup baik. Tapi, perasaanku agak jelek. Untunglah aku bertemu denganmu dan bibi helena" Jawabnya.

"Wahh, kenapa begitu?" Tanya Michael. "Aku dimarahi kaisar. Bahkan ditampar juga. Itu cukup kasar, dan aku masih bisa menerimanya" Jawabnya. "Tapi..." Cordelia sedikit ragu mengatakan suatu hal. Dia memikirkan hinaan kaisar soal ibunya sendiri yang cuma seorang selir, dan juga identitasnya yang hanya sebagai anak haram.

"Tapi? Tapi apa?" Tanya Michael. "Ahh, tidak ada kok. Aku hanya sedikit kesal pada orang yang kuselidiki. Dia mengirimkan bawahannya untuk mengejekku" Paparnya.

"Apa kau terluka?" Tanya Michael. "Tidak kok" Jawabnya singkat. "Yvonne yahh. Sebelumnya aku sudah bertemu dengannya. Tapi aku sama sekali tak bisa berkutik dihadapannya" Gerutu Michael.

"Sebenarnya apa tujuan orang itu. Menghancurkan Kekaisaran ini? Mengubah? Atau kudeta?" Pikir Cordelia. "Sepertinya kudeta. Lalu, siapa orang dari sisinya yang akan menjadi kaisar selanjutnya? Apa dirinya sendiri? itu mustahil" Pikir Cordelia.

"Yvonne? Tuan putri, siapa orang itu" Tanya Helena padanya. "Ahh, dia orang yang kuselidiki belakangan ini. Aku tak memiliki pasukanku sendiri. Jadi aku menggunakan seorang bangsawan untuk melakukan beberapa pekerjaan" Tegas Cordelia.

"Persembunyiannya ada di hutan Assiria, tapi disana aku tak menemukan petunjuk apapun" Imbuh Cordelia. Mendengar hal itu, Helena hanya tersenyum sambil mengatakan "Wahh, sepertinya dia musuh yang kuat ya. Semoga anda menang melawannya" Harap Helena padanya.

Sejujurnya, Cordelia sedikit gelisah. Dia tak memiliki pasukan yang bekerja untuk dirinya sendiri. Dia tak seperti Dante yang memiliki kharisma seorang pemimpin yang bisa merekrut banyak orang. Dia tak berbakat dalam pedang seperti Michael. Dia juga tak mahir menggunakan sihir.

"Kakak, apa menurutmu aku ini cerdas?" Tanya Cordelia. "Dia sepertinya berada dalam dilema. Mentalnya memang masih belum cukup stabil untuk anak seumurannya. Apalagi dari kecil dia menghadapi tekanan yang begitu besar" Pikir Michael.

"Iyaa, kamu pintar kok. Bahkan lebih dari mentri kekaisaran ini" Jawabnya. "Apa lebih dari Yvonne?" Tanyanya sekali lagi. "Soal itu, aku tak tahu. Tapi kamu hanya perlu fokus dengan apa yang terjadi sekarang. Fokus dengan hal yang kamu lakukan" Hibur Michael.

"Ahahaa, yahh baiklah. Dipikir pikir aku sungguh kesal pada kaisar itu" Gerutunya. "Kakak, apa kau sudah siap untuk menjadi kaisar selanjutnya. Apa kau siap untuk kudeta?" Tanya Cordelia.

"Tu- Tuan putri. Tolong jangan merencanakan pemberontakan. Mohon kecilkan suara anda. Saya tak ingin anda dipenggal" Pinta Helena padanya. "Tenanglah bibi. Hanya kita bertiga disini. Lagipula sejauh ini rencanaku berjalan lancar. Yahh, walau membutuhkan waktu yang sangat lama" Ungkapnya.

"Cordelia, sekarang sudah waktunya. Aku harus pergi untuk latihan" Pamit Michael. Dia beranjak dari kursinya. "Kakak, berjanjilah padaku"

"Berjanjilah jika kau selalu mengandalkan ku. Jangan pernah meninggalkanku. Lalu, tetaplah bersamaku. Maka ku pastikan kamu akan kujadikan kaisar" Pintanya.

"Baiklah, aku berjanji. Sudah yaa adik kecilku. Aku harus melakukan jadwalku" Pamit Michael. "Cordelia. Kamu ini bicara apa. Padahal kamu lebih kuat dariku. Dan juga dalam kondisi yang jauh lebih buruk dariku. Tapi kamu masih bisa bertahan sejauh ini hanya dengan otak, itu sungguh hebat" Pikir Michael di benaknya.

Sementara itu di daratan yang jauh. Hampir mencapai pesisir pantai. Wilayah sang naga, Nevanesce. Disana Yvonne dan seluruh bawahannya sudah mulai membangun tempat tinggal. Tentu, mereka awalnya hanya membuat secara sederhana, bahkan dari kayu.

Tapi, Yvonne mengumpulkan seluruh bawahannya di satu tempat. Untuk membahas satu hal. "Ya, alasanku mengumpulkan kalian semua tanpa terkecuali di rapat ini. Itu untuk memberikan sebuah tugas"

"Kalian semua, pergilah ke suatu daerah. Carilah korban bangsawan, kekaisaran, hell Hound, ataupun kultus Salvation. Setidaknya yang kalian rekrut harus berumur dibawah 18 tahun" Paparnya.

"Pastikan kalian tak merekrut asal asalan. Pastikan mereka punya potensi. Entah mereka berbakat dalam bertarung, mengendalikan sihirnya, berbisnis, memasak, menyanyi, membatik, ataupun ilmuan. Kumpulkan semuanya. Kumpulkan semua orang dengan kriteria yang sudah kusebutkan" Suruhnya.

"Yahh, itu cukup mudah. Tapi jika ada sebuah catatan yang menunjukkan seberapa korbannya, atau semacamnya" Kata Frederick. "Itu pendapat yang bagus. Yang kau katakan itu tak salah. Aku sudah membuat daftar korban, daftarnya sudah kubentuk dalam sebuah buku" Kata Yvonne sambil menaruh sebuah buku besar diatas meja.

Setelah Yve menunjukkan buku itu. Nino segera mengambilnya. Dia hanya melihat dan membolak balik halaman buku itu. Nino bahkan tak membacanya. Tapi inilah kemampuan seorang Atreya, bakatnya dalam mengingat secara mendetail tak bisa diremehkan.

"Tuan, apa alasan kita harus merekrut dibawah umur 18 tahun?" Tanya Zero. "Tentu, aku sudah mempertimbangkan hal juga. Ini demi teori sihirku, orang yang terpengaruh stigma dalam waktu yang lebih sedikit, itu lebih mampu dalam belajar tanpa rapalan mantra" Papar Yve.

"Selain itu, aku ingin memiliki anggota yang cerdas. Bukan cerdas secara ilmiah seperti Dean. Tapi cerdas maksudku disini itu bersifat universal. Entah mereka ahli dalam suatu bidang, aku bisa mendidik mereka nantinya. Lalu agar proses pembelajaran itu bisa maksimal, mereka harus memiliki gizi yang baik" Paparnya.

"Tujuan lain perekrutan dibawah umur 18 tahun ini itu karena hal itu. Anak dibawah umur yang punya gizi buruk memiliki pemulihan gizi yang lebih baik dari orang dewasa. Selain itu, mereka memiliki kreatifitas yang baik" Paparnya. "Wahh, aku sangat setuju dengan hal ini. Lagipula orang tua itu beban. Mereka hanya suka mengoceh sepanjang waktu" Ledek Nino.

"Ck, aku sedikit tersinggung" Pikir Tobias. "Ya, benar. Ayahku suka sekali mengomel" Gerutu Dean saat itu juga. "Hoi bocah, aku masih di sini bodoh. Dasar anak tak tahu diuntung" Bentak Tobias pada Dean anaknya. Dia juga memukulnya dengan tangannya.

"Ahahaaa, sudah sudah" Kata Yvonne menengahi pertengkaran ayah anak itu. "Kalian bisa melakukannya bukan?" Tanya Yvonne. "Dengan kata lain, dia ingin berinvestasi ya. Mengorbankan berbagai hal untuk mendapat keuntungan besar pada masa depan" Pikir Frederick dan Dean di benak mereka.

"Ohh iyaa, Tobias. Aku membuat pengecualian untukmu. Kau bisa mencari pandai besi yang seumuran denganmu" Suruh Yve. "Terimakasih" Jawab Tobias. "Ini perlu, dia mungkin tidak nyaman karena dialah generasi paling tua disini" Pikir Yvonne.

"Selain itu, aku ingin membahas hal lain. Aku ingin membangun beberapa hal di wilayah Nevanesce" Ungkapnya sambil memberikan cetak biru beberapa bangunan. Dia juga memberikan cetak biru semua lokasi bangunan itu.

Frederick pun mengambil cetak biru letak semua bangunan hal itu. Dia mengamatinya dengan jeli. "Aula, lapangan latihan, gudang makanan, gudang peralatan, kandang hewan, asrama untuk bawahan, mansion eksekutif, ruang kerja, labolatorium, lahan pertanian, kolam renang, akademi yang dibuat sendiri, dan rumah yang sudah diminta oleh naga itu" Kata Frederick.

"Nona Yvonne. Seberapa jauh yang telah kau pikirkan" Tanya Frederick. "Jauh, cukup jauh" Jawabnya dengan tegas. "Ini sepadan dengan kantung hitam di matamu itu" Goda Frederick. "Tuan, mohon jangan memaksakan diri" Pinta Ayaa. "Iyaa, aku masih kuat kok. Seiring pertumbuhan tubuhku ini, aku juga akan menjadi lebih kuat" Jawabnya.

"Baiklah, rapatnya kita sudahi di sini. Lakukan hal yang kukatakan sesegera mungkin" Suruhnya. Semua orang pun pamit padanya, dan akhirnya meninggalkan ruangan. Disaat semuanya sudah pergi, Ayaa masih berada disana.

"Tuan, saya akan pergi melakukan hal itu" Pamitnya. "Iyaa, hati hati. Jangan melakukan hal yang berbahaya" Sarannya. "Saya pergi dulu". Setelah itu, Ayaa meninggalkan ruangan sambil memberikan senyum menawannya pada Yvonne. "Duhh, kalau begitu aku harus melakukan rencanaku juga. Apa sebaiknya kulakukan sekarang? atau nanti saat selesai membangun seluruh daerah ini" Pikir Yve.

"Mungkin nanti saja deh"

[Musim gugur, Tanggal 357 Tahun 3211]

[57 Hari berlalu semenjak Yve menyuruh bawahannya merekrut]

Hari hari telah jauh berlalu semenjak saat itu. Musim gugur telah datang. Angin angin kencang menghembuskan nafas mereka. Berbagai tempat dihiasi oleh daun daun kering yang berguguran.

Yvonne sudah memiliki cukup banyak bawahan. Saat itu tempat tinggal mereka masih dalam masa pembangunan. Tapi Yve mengumpulkan beberapa bawahan yang memegang peran penting.

"Jadi, disini ku umumkan jika aku akan pergi ke wilayah high elf. Itu untuk melakukan beberapa hal yang penting demi masa depan" Ungkap Yvonne. "Apa nona perlu sesuatu?" Tanya Fred. "Seperti pengawalan misalkan?" Sambung Rhea.

"Tak perlu. Aku akan pergi sendirian. Aku juga sudah menemukan orang yang bisa menjaminku" Jawabnya. "Ayaa, aku akan memberimu sebuah tugas. Untuk bisa selesai mungkin butuh waktu beberapa tahun" Ungkap Yvonne.

"Wahh, apa itu?" Tanya Ayaa dengan antusias. "Pergilah ke suatu daerah. Bangunlah namamu disana sebagai seorang penyihir yang bisa menyingkat rapalan mantra. Dan pastikan kau berada di tempat yang terpencil. Kau juga harus merahasiakan identitasmu sebagai seorang elf" Paparnya.

"Dengan kata lain, saya harus berbaur dengan manusia bukan. Baiklah, saya bisa melakukannya" Jawabnya. "Bagus, jika rencanaku berhasil maka mungkin aku juga akan pergi untuk beberapa tahun" Imbuhnya.

"Ohh iya, Ayaa. Saat kau melakukan hal yang kusebutkan barusan. Kau harus menggunakan nama "Lenka ". Tak ada yang spesial sih dari nama itu. Aku hanya menentukannya secara acak" Suruh Yve. "Baiklah. Saya akan menjadi penyihir yang bernama Lenka. Lenka nantinya akan memperlihatkan kekuatannya yang bisa menyingkat mantra" Kata Ayaa. "Baguslah jika kamu paham"

"Kita sudah memiliki banyak persediaan. Takkan ada juga yang berani memasuki wilayah ini, karena ini wilayah naga. Selain itu kita juga sudah ada puluhan bawahan. Kalian harus mengembangkan tempat ini saat aku tak ada" Suruh Yvonne.

"Tentu, anda bisa mempercayakan pada kami" Jawab mereka. "Tolong jaga Violette selama aku tak ada" Pintanya. "Tentu, akan kami jaga sepenuh hati" Jawab mereka.

"Dan karena aku tak ada. Maka yang bertangung jawab adalah Rhea dan Frederick" Katanya. "Fred yang mampu berpikir rasional dan dingin, lalu Rhea yang memiliki sifat tanggung jawab dan kepemimpinan. Dengan adanya mereka aku tak perlu khawatir" Pikir Yvonne di benaknya.

Saat itu tiba tiba Nevanesce dengan wujud manusianya memasuki ruangan. Dia mengabaikan orang orang yang sedang rapat saat itu. "Yvonne. Mana camilan pedas yang kau janjikan itu?" Tanya Neva.

"Ahh, kau sibuk ya. Tidak jadi deh" Katanya sambil kembali keluar ruangan. "Tidak, tunggu. Ada sesuatu yang perlu kukatakan padamu" Perkataan Yvonne menghentikan langkah kaki Neva.

"Antarkan aku ke para high elf, dan kau harus menjamin keselamatanku disana" Pinta Yvonne. "Malas, Aku tak mau. Kenapa aku harus menuruti perkataanmu" Gerutunya sambil berjalan menjauh. "Lebih baik aku tiduran saja di goa" Sambung Neva.

"Sayang sekali, padahal aku berniat mengajukan pemotongan waktu" Perkataan Yvonne menghentikan langkah kakinya sekali lagi. Naga itu mulai menunjukkan ketertarikan hingga akhirnya membalikkan badannya, lalu dia menatap ke arah Yvonne. "Berapa?" Tanyanya dengan singkat.

"Dari sepuluh menjadi tujuh" Jawab Yve. "Setuju, dan kapan kita akan melakukannya. Makin cepat makin baik".

"Sekarang" Ucap Yvonne. "Pegang tanganku" Suruh Nevanesce sambil menawarkan tangannya. Saat tangan mereka saling bersentuhan, mereka berdua sudah berpindah tempat. Kini, sudah berada di depan gerbang istana kerajaan para high elf.

Dari sini sudah terlihat perbedaan pengalaman mereka. Para prajurit High Elf langsung mengepung mereka berdua. Sayangnya mereka tak mengetahui jika yang mereka kepung adalah seorang naga agung. Karena saat itu Nevanesce berada di wujud manusia miliknya.

"Ahh, duhh bagaimana ya. Aku tak ingin ada perkelahian, aku hanya ingin berbicara dengan pemegang kekuasaan tertinggi disini" Bujuk Yvonne. "Seth te ku parames esta ce gust. (Tidak, kau telah memasuki wilayah kami. Kau harus diinterogasi di dalam penjara)" Bentak prajurit high elf.

"Tak kusangka bahasanya berbeda. Mau bagaimana lagi, aku harus menggunakan harga diri mereka. Lagipula, High Elf itu ras yang dikenal memandang tinggi diri mereka sendiri" Pikir Yve.

"Maaf, aku tak memahami perkataan kalian" Ungkap Yvonne. "Satere es qutura. curu mams ce gust. (Kalian harus dipenjara. Kalian telah menyusup ke daerah ini)" Kata mereka.

"Wah, apa ini. Tak kusangka jika High Elf yang terkenal bijaksana akan membuat lawan bicaranya tak memahami bahasa mereka. Bicaralah dalam bahasa manusia" Hina Yvonne pada mereka semua.

"Kau benar benar bocah yang bermulut besar. Kalian berdua telah menyusup ke wilayah kami. Bahkan ke wilayah terdalam. Yaitu di depan gerbang istana" Bentak mereka, para prajurit High Elf.

"Aku bersungguh sungguh, aku sama sekali tak ingin ada pertumpahan darah" Katanya mencoba membujuk sekali lagi. "Ketat sekali ya, apa karena mereka sedang berperang?" Pikir Yve.

"Tidak. Kalian, ayo serang mereka" Suruh prajurit itu. Mereka semua mulai merapalkan mantranya masing masing. Beberapa sihir mulai terbentuk, tapi sesuatu yang mengejutkan sedang terjadi. Nevanesce telah berubah ke wujud naga miliknya. Hal itu membuat prajurit high elf menjadi sangat terkejut.

"Ukurannya jauh lebih besar jika dibandingkan saat aku melawannya" Pikir Yve. "Cepat, panggil isabelle keluar. Aku tak suka menunggu" Suruh Nevanesce pada mereka. Pimpinan tertinggi mereka, yang memiliki kekuatan sihir mutlak yang bisa mengawasi seluruh daratan kekuasaan high elf. Dia adalah, isabelle. High elf yang berumur ratusan tahun.

"Selamat datang, ada kehendak apa yang membuat tuan naga agung Nevanesce datang ke wilayah ini" Suara itu bergema diantara langit. "Isabelle, izinkan aku dan bocah ini masuk. Ada yang perlu dia bahas denganmu" Suruh Nevanesce.

"Tak bisa, atas dasar apa kami harus mengizinkan kalian masuk. Apalagi anda memiliki kekuatan yang sungguh maha dahsyat" Suara Isabelle bergema sekali lagi di langit.

"Oi, bocah high elf. Jangan membuang waktuku. Apa kau ingin aku memporakporandakan seluruh tempat ini?" Bentak Neva. "Justru aku semakin tak bisa membiarkan kalian masuk. Lagipula, entah kenapa aku merasakan jika kekuatan anda yang sekarang menurun drastis" Hina Isabelle, hanya suaranya yang terdengar.

"Jadi kau benar benar berniat melawanku sejak awal ya. Tak ada pilihan lagi" Teriak Nevanesce. Dia mengeluarkan seluruh aura miliknya. Prajurit high elf yang tak sanggup menahan aura miliknya itu pingsan. Yvonne juga terkena tekanan dahsyat yang dia keluarkan, dia berusaha mati matian menjaga kesadarannya.

Setelah itu, Isabelle juga menekan mereka berdua dengan mana padat miliknya. Kekuatan sesungguhnya dari penyihir tingkat tinggi. Dia mampu memadatkan mana alam yang berada di area luas untuk menekan musuh. "Tidak, ini sakit sekali. Tekanan yang sangat kuat. Telingaku terasa seperti mau pecah" Pikir Yve di benaknya.

"Tentunya, aku tak ingin mengambil pilihan seperti ini. Kami itu ras yang tak terlalu suka pertumpahan darah" Kata Isabelle. "Jadi, agar kalian bisa masuk. Anda harus bisa melakukan hal 'itu'. Bagaimana?" Tawar Isabelle.

"Baiklah. Aku berjanji jika di dalam sana tak akan melukai bawahanmu tanpa sebab" Janji Nevanesce pada Isabelle. "Bagus, ini bagus. Ras naga selalu menghormati sebuah janji maupun kontrak. Kalau begitu aku bisa percaya" Suara Isabelle bergema di langit.

Pintu masuk yang begitu besar mulai terbuka. Yvonne dan Nevanesce sudah dipersilahkan masuk olehnya. Para prajurit juga sudah kembali sadar. Saat itu, Nevanesce kembali ke wujud manusia miliknya. Mereka berdua masuk dengan didampingi beberapa pelayan sebagai pemandu.

Mereka memasuki sebuah ruangan mewah. Yvonne dan naga itu duduk disana. "Arsitekturnya sungguh menakjubkan. Relief yang diukir juga begitu indah. Ini mirip gaya arsitektur gothic dari dunia lamaku" Pikir Yvonne.

"Tuan tuan sekalian, mohon tunggu disini. Kami akan mengumpulkan beberapa tetua dan pimpinan tertinggi untuk rapat yang kalian minta" Ucap pelayan yang mengantar Yvonne. Lalu pelayan itu meninggalkan mereka berdua.

"Nevanesce. Sekarang seberapa besar kekuatan yang bisa kau keluarkan?" Tanya Yve padanya. "24 persen. Kira kira sebesar itu" Jawabnya. "Hanya dengan kekuatan sebesar itu ya. Mereka berdua benar benar kuat" Pikir Yvonne.

"Tapi, tekanan ini masih tak bisa dibandingkan dari saat itu. Gadis berambut abu abu yang membunuh iblis seolah semut. Aku bisa merasakan sedikit kekuatannya. Dia berada di level yang sangat jauh dari Isabella dan naga ini" Pikir Yvonne. Sebelumnya saat dia menghancurkan Slave Association milik hell hound. Dia tak sengaja akan melawan sebuah iblis.

Tapi saat itu, ada seorang wanita aneh yang muncul. Wanita berambut abu abu dan bawahannya seorang elf perempuan berambut hitam pekat. Yvonne saat ini mencoba membandingkan kekuatan tempur mereka semua. "Apa wanita rambut abu abu itu musuhku? tindakannya sangat tak jelas. Semoga aku tak melawannya suatu hari nanti" Pikir Yve.

"Oi bocah. Apa yang sedang kau rencanakan dengan ras ini. Kuperingatkan, mereka itu begitu bijaksana. Pengalaman dan pengetahuan mereka sangat luas" Ungkap Neva.

"Aku tahu, tapi situasi saat ini mengharuskanku untuk berdiskusi dengan mereka. Selain itu, ini juga bagian dari rencanaku" Jawab Yve. "Terserah. Aku tak peduli dengan rencanamu. Asalkan kau tak melanggar kontrak milik kita"

"Nevanesce, kumohon padamu. Nanti saat aku melawan mereka di atas meja, kau jangan menekan mereka. Kau jangan mengatakan apapun, jangan menekan dengan kekuatan atau hal semacamnya" Pinta Yve. "Untuk apa?" Jawabnya. "Agar aku tak diremehkan".

Disaat Yvonne mencoba bekerja sama dengan para High Elf, Cordelia sekarang berada di kamar miliknya. Dia sedang mencatat sesuatu sambil mencoba menebak apa langkah Yve selanjutnya. Saat itu dia juga ditemani satu satunya bawahannya, yaitu Lukas.

Disaat jari jarinya sibuk mencatat, dia juga memakan sebuah kue kering saat itu. "Hei hei lukas. Kira kira sekarang kakakku sedang melakukan apa?" Tanya Cordelia pada bawahannya.

"Pangeran saat ini masih berada di akademi" Jawabnya. "Apa perlu saya mengirim merpati untuk menyampaikan pesan?" Tawar Lukas. "Tidak perlu" Jawab Cordelia.

Cordelia melompat ke kasur empuk miliknya. Dia memandang keatas ke arah langit langit ruangan. "Hei, sebenarnya kenapa kau mencoba mengikutiku. Kenapa tak memilih Dante, dia jauh lebih kuat" Tanya Cordelia padanya.

Beginilah kehidupan asli dari keturunan keluarga kekaisaran. Mereka yang berbagi darah keluarga kekaisaran tidak terikat oleh darah dan cinta, tapi dengan hati yang beku. Persaingan Dante, pangeran pertama dan Michael, pangeran kedua dalam memperebutkan kursi pangeran mahkota.

Kepemimpinan, politik, strategi, keahlian berpedang, kharisma, secara keseluruhan Dante itu sendiri sudah terlalu kuat. Dia bahkan memiliki banyak bangsawan yang mendukungnya. Michael terlalu lemah jika dibandingkan dengannya. Beruntungnya dia memiliki Cordelia, tapi gabungan dari kekuatan mereka berdua belum cukup untuk melawan Dante.

Jadi, sebenarnya apa alasan Lukas memilih menjadi bawahan dari Cordelia. Dari awal pertarungan mereka sudah terlihat siapa pemenangnya, apa keuntungan yang akan dia dapat dari mendukung pihak yang pasti akan kalah?

"Ideologi untuk membuat kekaisaran ini menjadi lebih baik. Aku berasal dari keluarga miskin yang tertekan oleh para bangsawan. Aku juga punya masa lalu yang cukup suram. Aku ingin mengubah kekaisaran ini, tapi aku tak punya kekuatan" Ucap Lukas.

"Berdirilah Tuan putri. Berdiri dengan bangga dan tegak. Banyak masyarakat yang tertindas karena hukum yang begitu timpang. Selama anda tak menyerah, aku akan membantu anda walau harus mengorbankan nyawaku sendiri. Aku tak ingin ada Lukas yang kedua" Katanya mencoba menyemangati Cordelia. Belakangan ini, semangatnya memang sedikit luntur.

"Dante, Yvonne atau siapapun itu. Anda dan pangeran Michael pasti akan memenangkan kursi itu" Sambungnya. "Benar, maafkan aku karena sedikit goyah. Aku juga harus berhasil dalam membalaskan hinaan yang mereka semua lakukan padaku" Imbuhnya. "Benar, anda pasti bisa melakukannya" Sambung Lukas.

"Lukas, satu satunya bawahan yang kumiliki. Aku sudah selesai memprediksi gerakan Yvonne. Dia itu kuat, sangat kuat dan cerdas. Oleh karena itu dia pasti akan mencari pasukan yang bergerak atas perintahnya" Ungkapnya.

"Aku sudah mengumpulkan semua data bangsawan yang dia bunuh. Semuanya memiliki pekerjaan kotor yang tersembunyi. Narkoba, penjualan budak, pemasok ataupun penculikan anak dibawah umur. Aku sudah mengetahui motifnya. Dia juga ingin revolusi kekaisaran sama sepertiku" Ungkapnya.

"Kalau begitu, apa anda bisa bekerja sama dengannya?" Saran Lukas. "Tidak, dia ingin kaisar selanjutnya itu orang yang berada di sisinya. Jadi selain Dante, dia adalah musuh lainnya" Ungkap Cordelia.

"Sesuai yang kukatakan sebelumnya, dia pasti akan mencari prajurit. Prajurit yang bergerak berdasarkan perintahnya. Yang berarti juga memiliki dendam atas kekaisaran ini" Ungkapnya. "Kau, pergilah ke daerah kumuh. Menyamarlah sebagai korban bangsawan. Atau kau bisa bergabung dengan prajurit Dante yang sedang berperang. Berpura puralah menjadi gila karena tekanan perang. Setelah itu tunggu dia merekrutmu di sisinya" Suruh Cordelia.

"Jadilah mata dan telinga milikku. Carilah informasi sebanyak mungkin. Entah seberapa lama kau pergi, aku akan mengusahakan yang terbaik disini" Katanya. "Begitu, perintah anda saya terima. Kalau begitu, saya sekarang akan berangkat. Mohon anda untuk menjaga diri disini" Pamit Lukas.