[Musim panas, Tanggal 293 Tahun 3211]
[Di istana kekaisaran Claudia]
Di dalam singgangsana kekaisaran Claudia yang begitu megah. Disana duduk baginda kaisar. Edward de Claudia. Dia ayah dari Dante, Michael dan Claudia. Dia disana duduk seorang diri. Semua penjaga saat itu tiba tiba tak sadarkan diri.
Sesuatu yang begitu gelap dan jahat telah muncul. Bayangan hitam yang begitu pekat dan kuat. Bayangan itu tepat berada di belakang sang Kaisar. "Rajaku, tidak. Kau sekarang Kaisar bukan" Kata Bayangan itu.
Dengan jari jarinya yang begitu panjang, dia menyentuh leher sang Kaisar. "Tak lama ini, anjing anjing milikku telah disentuh oleh pasukanmu. Pasukanmu menyergap mereka di dalam hutan Assiria".
Kegelapan itu mulai menancapkan kukunya yang begitu tajam ke leher sang kaisar hingga mengeluarkan setetes darah. Kaisar Edward tak bergerak sedikitpun, dia begitu ketakutan oleh sosok itu.
"Sebelumnya ini hanya kerajaan, lalu menjadi kekaisaran. Kau bukanlah apa apa tanpa diriku. Perlukah kuingatkan padamu bagaimana aku membunuh semua saudaramu dan membuatmu naik tahta?" Tanya bayangan itu.
"Tidak, itu tak perlu" Sang kaisar menjawab dengan begitu gugup. Dia memutar otaknya mencoba mengakhiri pembicaraan ini. "Maafkan aku, sepertinya ada kesalahpahaman. Akan kuselidiki apa yang sedang terjadi" Tawar Kaisar Edward padanya.
"Bagus, itu sangat bagus. Tapi, misalkan kau menyentuh anjing anjing milikku lagi. Maka tak akan ada kata lain kali"
Setelah mengatakan hal itu, bayangan itu menghilang. Semua prajurit yang mengawal kaisar kembali mendapatkan kesadarannya. Anehnya, mereka tak ingat dengan apa yang terjadi. Mereka bahkan tak ingat jika mereka pingsan.
"Setelah semua rencanaku berhasil. Mereka semua akan berubah menjadi makhluk liar. Lalu tempat ini sudah dipastikan berubah menjadi neraka"
"Dan saat itu, Arabelle sang pahlawan pasti akan muncul"
[Musim panas, Tanggal 293 Tahun 3211]
[Memasuki wilayah Naga Nevanesce]
[Pagi hari setelah Yvonne mengalami mimpi buruk]
"Tuan. Benar perkataan anda. Tadi malam para Hell Hound sudah mencapai mansion kita" Lapor Nino. "Bagus, lalu? kelanjutannya bagaimana?" Tanya Yvonne.
"Saat itu para Hell Hound sudah mencari cari di sekitar penjuru mansion anda. Aku dan Adikku mengawasi dari jauh. Lalu, Prajurit kekaisaran Claudia sudah mengepung mereka" Imbuh Riella.
"Ya, itu pasti berkat manipulasi informasi dari Putri Claudia. Dia berusaha keras untuk menyelidiki ku. Bahkan tanpa menggunakan tangannya sendiri" Ujar Yve.
"Lalu kalian tak ketahuan kan? kalian tak ikut di dalam pertempuran itu?" Tanya Yvonne dengan antusias. "Sebenarnya, kami ketahuan" Sambung Nino.
"Lalu? bagaimana kalian melarikan diri?".
"Tangan kanan ketua Hell Hound, yaitu Zeno. Dia menatap ke arah kami. Tapi dia tak melaporkan apapun soal kami. Ini begitu aneh". Riella begitu keheranan saat itu.
"Tak apa, biarkan saja" Suruh Yvonne. Saat itu dia dan bawahannya mencoba masuk lebih dalam di wilayah sang naga.
"Apa dia penghianat? atau ada sesuatu yang lain" Pikir Yvonne di benaknya.
"Tapi, ada yang jauh lebih berbahaya. Ketua Hell Hound itu bisa dipastikan adalah anak dari Perez. Yang jadi masalah utamanya bukanlah identitasnya, tapi hal yang dibaliknya". Yvonne berpikir begitu keras saat itu. Dia bahkan tak bisa diganggu oleh apapun, termasuk putrinya sendiri.
"Jika dia benar anaknya, maka. Ahh, aku sudah memahami garis besarnya. Ingatannya telah hilang, dimanipulasi, atau dia hanya dimanfaatkan. Kalau begitu ini tidaklah sesederhana yang kupikirkan sebelumnya" Pikir Yvonne.
"Ada musuh yang sangat kuat dibalik ini. Entah siapa itu. Dia begitu kuat. Kalau begitu aku harus merencanakan bagaimana tindakanku selama beberapa tahun kedepan" Pikir Yve.
"Aku harus membuat bawahanku terjun ke lapangan langsung. Aku juga harus jarang beraksi. Dan misalkan saat aku melawan musuh, aku harus menyembunyikan kekuatanku bahkan pura pura terluka" Pikir Yvonne.
"Masalahnya adalah, siapa identitas orang ini. Dia pasti bisa bergerak dengan bebas di dalam kekaisaran. Tapi posisinya bukanlah orang penting. Sial, situasinya menjadi sedikit rumit" Pikir Yve.
"Tuan, Tuan Yvonne" Perkataan Zero memecahkan pikiran Yve saat itu. "Ehh, ada apa?" Tanya Yve. "Kita sudah mendekati sarang Naga. Sekitar 100 mot (200 meter) lagi. Bagaimana keputusan anda?" Tanya Dean padanya.
"Kita berhenti disini. Ayaa, Zero, Rhea, Riella dan Nino yang akan ikut aku. Sisanya tetap berada disini menjaga persediaan dan Violette" Perintahnya.
"Nino. Buka portal. Kita langsung menuju sarangnya" Suruh Yvonne padanya. "Baik" Jawabnya sambil membuka portal.
Sebuah goa yang begitu lebar dan dalam. Dari luar goa, Yvonne dan semuanya hanya bisa melihat kegelapan didalam goa. Hanya dengan berdiri disana mereka sudah bisa merasakan aura yang begitu kuat. Mereka bahkan belum melangkah memasuki goa, tapi Zero sudah mengigil ketakutan.
"Zero, tenanglah. Kita akan bisa melewati-"
"Melewati apa?" Teriak seseorang dari dalam goa menghentikan ucapan Yvonne.
"Kalian para makhluk lemah. Berani beraninya memasuki wilayahku. Bahkan berdiri di depan sarangku" Tegas sang naga dari dalam goa.
"Sudahi basa basinya. Katakan saja apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Yvonne padanya. "Apa maksudmu?" Tanya balik naga itu.
"Dua naga agung yang lain memiliki kekuatan gravitasi dan pengendalian waktu. Sementara itu kau, Nevanesce. Kau memiliki kekuatan teleportasi mutlak" Tegas Yvonne.
"Ini sudah kupikirkan sejak tadi. Jika kau memiliki kekuatan seperti itu, lalu kenapa saat aku mulai memasuki wilayahmu, kau tak datang?"
"Atau? kau sengaja mengundang kami?" Cibir Yvonne padanya. "Lancang sekali kau berpikir begitu. Kalian hanyalah makhluk rendahan. Entah mati atau hidup, tak ada bedanya bagiku" Tegas sang naga.
"Baiklau baiklah. Ada sesuatu yang ingin kunegosiasikan denganmu. Kuharap kau mau menerimanya, lalu keluar dari goa ini dan menemuiku" Ajak Yvonne.
"Negosiasi? Itu hanya bisa terjadi jika dua pihak itu setara. Lalu, apa menurutmu kalian setara denganku?" Hina Sang naga. Dia benar benar tak ramah sama sekali.
"Huft. Pembicaraan ini hanya berputar putar. Lebih baik kau segera keluar saja, lalu aku akan memukul pantatmu karena kurang ajar" Hina Yvonne padanya.
Dari goa itu langsung keluar semburan api yang begitu besar. Api yang begitu panas hingga dapat membakar tanah sekalipun. Untungnya, semua bawahan Yvonne menghindar dengan selamat.
Setelah itu keluarlah sebuah makhluk besar dari sana. Memiliki empat kaki dan juga sepasang sayap. Leher dan ekor yang cukup panjang. Tubuhnya dibalut sisik merah yang begitu berkilau. Dan dikepalanya ada dua tanduk panjang yang sedikit melengkung keatas.
Sang naga terbang di langit dan mengepakkan sayapnya yang begitu luas. Dia mengamati lawannya dengan begitu teliti. Satu satunya alasan dia begitu berhati hati adalah dia hanya bisa menggunakan kekuatannya sebesar 5 persen. Tapi kekuatan sebesar itu saja sudah cukup untuk menghadapi Yvonne dan bawahannya.
"Inikah Nevanesce?" Pikir Yvonne. "Kalian, bangun formasi. Zero bertindak sebagai garda depan. Si kembar kalian serang celah yang kosong. Rhea kau coba perlambat dia dengan sihir es mu. Ayaa kau coba potong saja tubuhnya. Lalu aku akan mencoba". Sesaat setelah Yvonne mengatakan hal itu, Nevanesce telah berada di belakang mereka semua. Dia memutar tubuhnya sendiri dan menghempaskan semuanya dengan ekornya. Yvonne dan seluruh bawahannya terpental karena hal itu.
"Ice magic. Ice shooter" Rapal Rhea. Berbagai kepingan es langsung menuju ke arah sang naga. Tapi naga itu menggunakan sayapnya sendiri untuk melindungi tubuhnya.
"Ice magic. Winter Area" Rapalnya sekali lagi. Kini Keempat kaki naga itu membeku diatas tanah. Zero pun mencoba menyerang kaki naga itu. Tapi diluar dugaan, sang naga lepas dari jeratan itu begitu saja.
Zero diinjak oleh naga merah itu. Kedua tangannya bertahan mencoba melawan tenaga yang diberikan naga. Tubuh Zero bergetar hebat, dia mencoba bertahan saat itu.
Sebuah portal terbentuk. Riella keluar dari sana. Dia mengendong Zero dan segera kembali masuk ke portal yang dibuat Nino. Mereka bekerja sama. Tak boleh ada kelengahan sedikitpun.
"Lalu, apa kau bisa bertahan dari ini" Ucap Yvonne yang sedang berada di atas sang naga. Dia dengan sihirnya menciptakan puluhan pedang dari logam yang begitu kokoh.
Dari bawah sang naga juga sudah ada seseorang lagi. Ayaa sudah siap menebas naga dengan sihir partikelnya. Naga itu dijepit serangan dari dua arah. Atas dan bawah sekaligus.
Ayaa dan Yvonne mulai meluncurkan sihir mereka secara bersamaan. Tapi Nevanesce, Naga merah itu menghilang begitu saja dari hadapan mereka.
"Luar biasa. Kalian lumayan juga" Puji naga itu pada mereka. Dia berpindah tepat di belakang Rhea. Nevanesce membuka rahangnya dengan begitu lebar. Dia meluncur mencoba melahap Rhea hidup hidup.
Dengan cepat, Nino membuka portal sihirnya di dekat Rhea. Itu agar dia bisa kabur dari gigitan naga itu.
"Aku tak mengizinkan perpindahan sihir dalam bentuk apapun"
Hanya dengan satu kalimat itu. Portal sihir yang dibuat Nino itu hancur berkeping keping.
"Rhea, menghindar lah" Teriak Yvonne. Dilihat dari manapun dia pasti ditelan saat itu. Tapi anehnya, Rhea selamat. Di detik detik terakhir, Zero berubah ke wujud sejatinya dan menyelamatkan Rhea. Wujud yang terlihat besar dan tangguh. Itu kekuatan sejati dari ras Licanthrope. Dia sudah menguasainya.
"Anjing tetaplah anjing di hadapan naga" Hina Nevanesce. Lagi lagi dia berteleportasi. Kali ini dia berpindah tepat ke belakang Zero. Dia mencoba menggunakan kakinya untuk mencakar Zero.
Yvonne sudah berada di antara mereka. Yvonne menggunakan sihirnya untuk bertahan. Perisai besi yang terbuat dari sihir itu menahan serangan sang naga.
"Ice magic. Winter Area" Rapal Rhea.
"Ice magic. Ice Golem" Rapalnya sekali lagi. Kini muncul sebuah golem raksasa yang terbuat dari es. Nevanesce sang naga menggunakan kakinya yang lain untuk menghempaskan golem itu hingga ke pesisir pantai.
Saat perhatian naga itu teralihkan, Riella berlarian membawa pedangnya mendekati naga itu. Dia melompat begitu tinggi dan mencoba menebas naga itu.
Tapi lagi lagi naga itu menghilang dari hadapan mereka. Dia berteleportasi ke dekat Ayaa.
"Bocah Elf. Mari kita lihat sihir kecilmu" Bentak sang naga. Dia menghempaskan sayapnya. Membuat gelombang angin yang menerjang ke arah Ayaa. Tapi Yvonne lagi lagi berada di antara mereka. Dia menciptakan pohon besar secepat mungkin. Cabang cabang pohon itu memecahkan kekuatan angin. Konsepnya seperti pohon bakau dan air laut.
"Ayaa, pandangannya terhalangi" Ucap Yvonne. Ayaa dengan cepat menggunakan sihir partikelnya. Menebas kedepan memotong pohon raksasa itu. Kini sihir partikelnya masih melaju menuju sang naga.
"Sihir kecil macam apa itu. Hanya sihir sampah takkan bisa menembus pertahanku" Hina sang naga. Walau dia berkata begitu, kenyataannya sungguh berbeda. Sayap besarnya yang kokoh telah terpotong karena Ayaa.
Sekuat apapun pertahan sisiknya, itu tetap bisa ditembus oleh partikel kecil yang berbaris. Pertahanan macam apapun itu tak ada bedanya dengan sebuah benda empuk baginya.
Sang naga mulai berteriak kesakitan. Seluruh mana disana bergejolak. Dia mulai menjadi begitu murka. Lagi lagi dia berteleportasi. Kali ini tepat di belakang Ayaa. Dia menginjaknya sekali hingga tak sadarkan diri.
Dan lagi lagi dia berpindah ke hadapan si kembar Riella Nino. Dia menyemburkan api yang begitu besar dari mulutnya. Nino tak dapat membuka portalnya, karena tak diizinkan naga itu. Zero berada di antara mereka. Dia menahan sihir api itu agar tak membakar si kembar. Kini Zero Terbaring lemas tak berdaya.
"Salahkan diri kalian karena dengan beraninya menantang diriku walau lemah"
Naga merah itu mulai memutar tubuhnya. Menggunakan ekornya sendiri untuk menghempaskan bawahan Yvonne.
"Ice Magic. Ice Wall" Rhea mencoba bertahan dengan sihirnya. Tapi itu semua percuma. Tenaga sang naga itu terlalu besar. Dinding es itu terlalu rapuh. Ekor naga itu membuat bawahan Yvonne tak sadarkan diri.
Yvonne datang dengan dua pedang di tangannya. Dia mencoba menebas ekor naga itu. Tapi itu hanya meninggalkan bekas kecil. Serangan itu bahkan tak memberikan dampak yang parah.
"Kau lah yang paling menjengkelkan dari tadi. Kau seolah tahu kemana aku akan berpindah" Bentak naga itu. "Itu wajar, karena kau mudah ditebak" Hina Yve padanya.
Lagi lagi naga itu berpindah dengan kekuatan teleportasinya. Kali ini dia berada di atas. Mencoba menimpa Yvonne dengan tubuhnya sendiri. Tapi Yvonne sudah menghindari hal remeh macam itu.
Dan lagi lagi naga itu memusatkan mana ke mulutnya. Dia mencoba menyemburkan api sekali lagi ke Yvonne. Tapi kecepatan Yvonne terlalu menakjubkan. Tak ada serangan yang bisa menyentuhnya.
"Dua detik. Itu waktu yang dibutuhkan agar kau bisa menggunakan teleportasi" Ucapnya. "Lalu kenapa? waktunya terlalu singkat. Kau takkan bisa melakukan apapun"
"Benarkah? Dalam pertarungan yang penting itu bukan satu detik yang mutlak. Tapi satu detik yang relatif" Kata Yvonne. "Dan dengan ini, aku sudah memahami seberapa lima persen kekuatanmu itu. Aku sudah menganalisis semuanya" Sambungnya.
Kali ini Yvonne hanya menggunakan satu pedang. Pedang sihir yang dibuatnya saat itu juga. Pedang yang sangat kokoh dan juga tajam.
Satu tebasan mulai dilakukannya. Tebasan pada leher naga itu yang begitu selaras hingga mampu membuat naga itu mengeluarkan darah. "Apa sekarang kau merasa cukup terancam?" Hina Yve.
"Jadi kau dari awal memang menggunakan mereka ya. Luar biasa, aku kagum dengan kecerdasanmu yang bisa memahami ini dengan waktu singkat" Puji naga itu.
Teknik pertama. Aliran angin musim semi.
Yvonne menggunakan teknik pedang miliknya. Melakukan satu tebasan sederhana kedepan. Satu tebasan yang sangat kuat hingga dapat memenggal leher naga itu.
"Percuma saja" Kata sang naga. Dia berteleportasi menghindari serangan itu.
"Satu detik yang relatif" Kata Yvonne. Dia menggunakan Shadow step miliknya. Berpindah ke arah yang sudah dia prediksi sebelumnya. Dan menggunakan tekniknya sekali lagi.
"Air, Api, Tanah, angin. Setiap tebasanku mewakili berbagai elemen ini" Yvonne menciptakan tiga pedang lagi dengan sihirnya. Pedang yang dipegangnya dan tiga pedang itu mewakili elemen masing masing. Dia hanya memegang satu pedang. Tapi tiga pedang itu akan menyelaraskan gerakannya dengan satu pedang itu.
"Teknik pedang gaya bangsa timur. Sebuah kehampaan abadi". Yvonne menggunakan teknik pedangnya. Tiap gerakan menjadi semakin cepat dan bervariasi. Gerakan yang sangat efisien tanpa tenaga yang sia sia.
"Sial, Hanya dalam dua detik saja aku sudah terluka separah ini. Sebelumnya aku membiarkan mereka masuk karena aku merasakan hal 'itu'. Tapi, apakah bocah ini adalah hal 'itu'. Mustahil" Pikir Nevanesce di benaknya.
Dan lagi lagi naga itu berpindah dengan kekuatan teleportasinya.
"Satu detik yang relatif" Ucap Yvonne sambil mendekat menggunakan Shadow step. Lagi lagi dia memprediksi kemana naga itu akan berpindah.
Dia kini menciptakan puluhan pedang. Rapier, pedang kecil dengan ujung runcing yang dikhususkan untuk melakukan tusukan. Yvonne menciptakan puluhan Rapier dengan sihirnya.
"Serangan satu banding seratus". Tangan Yvonne menuju kedepan. Dia menusukkan pedang yang berada di lengannya itu untuk menusuk sang naga. Dan puluhan rapier itu juga bergerak menusuknya hingga berlubang.
"Yahh, apa ini sudah selesai. Padahal ini hanya lima persen kekuatanmu, tapi kau sangat kuat. Aku tak bisa membayangkan sekuat apa dirimu dalam kondisi prima" Kata Yvonne.
Nevanesce, naga dengan kekuatan teleportasi. Naga itu telah tak sadarkan diri. Dia berhasil dikalahkan.
"Nah sekarang, sebaiknya aku mengobati bawahanku dulu. Sepertinya beberapa tulang mereka patah. Tapi itu bisa kusembuhkan dengan ramuan penyembuh, sihir serta pengetahuan medisku" Pikir Yvonne di benaknya.
Beberapa menit telah berlalu. Yvonne sudah selesai mengobati bawahannya, walau tak sembuh sepenuhnya. Kini dia berjalan dengan begitu santai mendekati tubuh Nevanesce.
Yvonne mengangkat pedangnya sekali lagi. Mengarahkan pedangnya ke leher naga itu. "Tunggu tunggu tunggu. Kau mau membunuhku. Ayo kita negosiasikan ini. Pasti ada sesuatu yang kau inginkan bukan?" Kata naga itu dengan tergesa gesa.
"Negosiasi? Itu hanya dilakukan jika dua pihak setara. Dan kau pikir dengan kondisimu itu kau setara denganku?" Ucapnya dengan penuh nada kesombongan.
Setelah itu Yvonne menancapkan pedangnya ke tanah. "Ya, lagipula aku ini orang cerdas yang berbicara dengan kata kata, bukan dengan pedang. Harusnya seperti ini saja dari awal" Ucap Yve.
"Selain itu, aku tak bisa membunuh naga ini. Karena kekuatannya nanti akan berguna untuk rencanaku di masa depan" Pikir Yvonne di benaknya.
"Okee, ikut aku. Ada yang ingin kutunjukkan" Ucap Nevanesce. Tubuh naga miliknya mulai memancarkan sinar dengan begitu terang. Kali ini dia berubah wujud. Seorang wanita dewasa dengan rambut merah. Kaki yang begitu jenjang, tubuh yang cukup tinggi. Dan ada dua tanduk runcing berwarna merah di kepalanya.
"Wah, jadi kau seorang wanita?" Tanya Yve. "Bukan" Jawabnya singkat. "Pria?" Tanyanya sekali lagi. "Bukan juga".
"Ikut saja aku. Kan sudah kubilang ada yang ingin kutunjukkan" Ucap Nevanesce. Yvonne melirik ke arah bawahannya saat itu. "Kalian, jemputlah yang lainnya. Situasinya sudah tenang" Suruh Yvonne.
Dia dan Nevanesce mulai memasuki goanya. Terlihat berbagai tulang belulang dari beberapa makhluk. Elf, manusia, Dwarf maupun Licanthrope. Entah kenapa ada tulang mereka.
"Kami para naga bukanlah wanita ataupun pria. Kami tak memiliki gender. Dan inilah yang ingin kusampaikan padamu. Carikan aku pasangan untuk kawin" Sanggah Nevanesce.
"Untuk apa? Lalu kriterianya?" Tanya Yvonne. "Elf, Manusia, Raksasa atau entah ras apapun itu. Wanita maupun pria tak masalah, keduanya tak ada bedanya. Kriterianya hanyalah mereka harus orang yang mahir dalam mengendalikan mana. Dan dia merupakan seorang penyihir yang kuat" Ucap Nevanesce.
"Kau lihat tulang tulang sebelumnya bukan. Aku sudah mencobanya berkali kali, mereka tak cukup kuat" Ucapnya. "Lalu? apa yang terjadi. Apa kau membunuhnya karena tak puas?" Tanya Yvonne.
"Bukan, mereka mati karena tak sanggup menahannya. Mereka sangat payah dalam mengendalikan mana" Kata Nevanesce. "Baiklah akan kucarikan orang itu untukmu. Lagipula aku memiliki orang kriteria seperti itu di sisiku" Imbuh Yvonne.
"Lalu, aku ingin seluruh bawahanku tinggal di wilayahmu. Aku ingin membangun markas disini. Lalu kau harus menyembunyikan hal itu semua" Tawar Yvonne.
"Baiklah, aku setuju" Jawabnya. "Ahh, lalu satu lagi. Aku ingin tandukmu untuk membuat senjata sihir. Akan kupakai senjata itu nanti" Pinta Yve.
"Kau meminta terlalu banyak. Aku cuma satu, tapi kau dua?" Kata naga itu dengan penuh nada hinaan. "Kau kan tinggal minta satu lagi agar setara" Ucap Yve.
"Ck, bocah menjengkelkan. Kau harus mengorbankan benda paling berharga milikmu. Benda yang penuh kenangan. Benda macam itu harus kau berikan padaku". "Baiklah, aku setuju" Jawab Yve.
Setelah selesai mendiskusikan hal itu, keduanya keluar dari goa. Diluar goa sudah ada semua bawahan Yvonne yang sudah berkumpul. Frederick, Dean, Matteo, Fiona bahkan Tobias. Semuanya tanpa terkecuali. Yvonne pun menjelaskan apa hasil diskusinya pada mereka.
"Wah, kawin dengan naga" Ucap Ayaa, dia sedikit terkejut dengan perkataan tuannya. "Apa naga itu makhluk yang penuh nafsu? Dia hobi birahi ya?" Ledek Nino.
"Seseorang penyihir yang kuat dan mahir mengendalikan mana huh? Aku diluar kualifikasi itu. Karena aku Dual Role, petarung dan penyihir sekaligus. Yang dibutuhkan disini adalah penyihir murni" Pikir Yvonne di benaknya. Dia saat itu menatap Rhea dengan begitu teliti.
"Tuan, apa yang anda pikirkan?" Tanya Rhea. "Tuan, tidak. Jangan aku" Imbuh Rhea. Yvonne mulai tersenyum dengan sinis saat itu. "Ahh, ayolah. Kau kan mantan korps komandan. Kau juga sudah berada di tingkat cinq" Imbuh Yve.
"Tidak tidak tidak. Melakukan hubungan dengan naga? aku tak mau. Aku tak melihat hubungan apapun diantara keadilan dan hal ini" Imbuh Rhea. "Ahh, kau keras kepala" Gerutu Yve.
"Tapi dia juga benar. Rhea juga seorang penyihir De-Un. Penyihir satu elemen. Aku melupakan hal itu" Pikir Yve. "Nino?" Tanya Yve.
"Tuan, aku juga penyihir satu elemen. Kekuatanku hanya portal teleportasi" Jawab Nino. "Ayaa?" Tanya Yve.
"Tidak tuan. Tubuh, hati dan jiwaku hanya untuk anda. Lagipula aku masih di tingkatan Troise" Ucap Ayaa. "Ahh, sialan. Aku melupakan hal ini. Aku lengah. Jika begini terus, maka negosiasinya bisa batal" Pikir Yvonne di benaknya.
"Jadi dengan kata lain, kau tak punya bukan" Ucap Nevanesce sambil mendekatinya. Dia mendengar perkataannya dari jauh. "Ck, merepotkan. Jika sudah begini aku harus memanfaatkan harga dirinya" Pikir Yve.
"Ohh, jadi naga agung yang berumur ratusan tahun tak sanggup menunggu dalam waktu dekat?". Saat itu raut wajah nevanesce terlihat begitu kesal karena ledekan Yvonne.
"Satu tahun, akan kuberi waktu satu tahun" Ucap Neva. "Dua puluh Tahun" Jawab Yve singkat. "Dua tahun" Tawar Neva sekali lagi. "Dua puluh". " Lima". "Dua puluh".
"Bangsat kau, sepuluh" Teriak Nevanesce. "Okee, setuju" Jawab Yve. "Bagus, dia terpancing. Dari awal tujuanku memanglah sepuluh tahun" Pikir Yve di benaknya.
“Jadi, mana barang itu. Yang sebelumnya kau janjikan?” Tanya Nevanesce, sang naga teleportasi. “Ohh, iyaa. Tunggu sebentar” Pamit Yve. Dia meghadap ke arah Ayaa dan mengatakan sesuatu. “Ayaa, bawakan aku benda itu” Suruhnya. “Apa Anda yakin?” Tanya Ayaa sekali lagi untuk memastikan.
Yvonne menghela nafas karena perhatiannya itu. “Iyaa, tak apa. Ini memang membutuhkan pengorbanan” Jawabnya. Setelah mendengarkan perkataan Yve, Ayaa pergi ke gerobak yang mereka bawa sebelumnya. Dia mencari cari benda yang dimaksud Yve. Lalu setelah menemukannya, dia memberikan pada Tuannya itu.
“Ini, pedang buatan ayahku. Ini benda yang sangat berharga bagiku” Kata Yve sambil memberikan pedang pemberian ayahnya pada Nevanesce. “Sangat berharga huhh? Lalu kenapa kau tak menggunakannya?” Tanya Neva.
“Aku tak ingin itu rusak, dan juga itu pedang yang cukup rapuh. Makanya selalu kusimpan dengan begitu hati hati” Ungkapnya.”Sudahlah, jangan membuatku emosional” Katanya. “Okee, kuterima” Kata Neva sambil mengambil pedang itu dari tangan Yvonne.
Setelah memegang pedang itu, Nevanesce mematahkannya menjadi dua seolah itu bukan apa apa. Dia seolah meyerap sesuatu kekuatan dari pedang itu. Padahal benda itu tak memiliki kekuatam istimewa apapun. “Ahh~ Ini memento yang begitu kuat” Katanya.
“Memento? Jadi begitu. Dia memiliki kemampuan untuk menyerap kenangan emosional pada suatu benda” Pikir Yve. “Dengan ini telah pulih dua puluh persen” Katanya. Nevanesce memancarkan kekuatan yang sangat luar biasa. Yvonne bahkan dibuat merinding. “Tenang saja, walau aku kesal padamu tapi aku akan memenuhi kontrak” Katanya.