Chapter 3 Admission (1) Reboot

Mereka bertiga saling menatap satu sama lain, Wim, Art dan Gadis berjubah itu. terlihat mereka masih tetap diam tanpa ada sepatah kata apapun yang diucapkan

Wim:" uhmm, hai" sambil melambaikan tangan

bagi Wim, cara yang tepat untuk bertemu dengan seseorang pertama kali adalah dengan mengatakan 'Hai' untuk memberi isyarat bahwa Wim bukan seorang ancaman

Ia tahu bagian ini dari Prologue, dimana saat karakter pemain sedang kabur dari kejaran para bandit akan ada sekelompok orang yang sedang menaiki gerobak kuda automaton. Yang dimana mereka akan memberikan tumpangan pada pemain karakter

Tetapi ada sesuatu yang mengganjal disini, seharusnya yang temui adalah seorang penunggang gerobaknya, bukan seorang wanita berjubah abu-abu tersebut

Gadis itu mulai bertanya sekali lagi kepada Wim dan Art

Gadis berjubah:" Aku katakan sekali lagi, siapa kamu? " mengarahkan tongkat sihirnya ke arah mereka berdua

kali ini gadis tersebut bertanya pada Wim dan Art tentang siapa mereka sambil mengarahkan tongkatnya ke arah mereka. Ia melakukan ini karena sedang dalam fase memahami apa yang terjadi di sekitar area

ada bekas area pertempuran yang mengisyaratkan bahwa Wim dan Art telah bertarung dengan seseorang, didukung juga oleh adanya mayat yang berjatuhan. Inj memberi alasan yang masuk akal bagi gadis berjubah itu untuk mengarahkan tongkatnya

Wim:" jadi sebenarnya ad-"

TIGGLE

Wim mencoba untuk mengatakan sesuatu untuk menjelaskan kesalahpahaman ini, tapi ia tiba-tiba merasakan sesuatu dari Mana Detection nya. Sebuah langkah kaki sedang mendekati mereka, dan Wim tahu langkah siapa itu

Bandit:" Disinilah kau akan mati bocah keparat! "

itu adalah langkah dari dua bandit Magus yang mengejar ketinggalan pengejaran dari bandit lain

Salah satu dari Mage itu merapalkan sihir bola api kearah mereka bertiga dengan harapan membakar mereka hidup-hidup

Wim:" Awas! "

dengan refleks, Wim memeluk gadis itu dan melakukan Teleport ke tempat yang aman dengannya

Teleport

Kemampuan lain dari Blink yang tidak pernah disadari oleh orang lain adalah kemampuannya untuk memindahkan barang dan seseorang ke arah lain dengan syarat penggunanya harus menyentuh mereka agar bisa ber teleportasi

Jika Teleport hampir sama dengan Blink, maka kelebihannya juga hampir sama

Ledakan

Bola api itu meledakkan dan membakar sebagian bekas area pertempuran sehingga mayat-mayat para bandit yang berserakan juga ikut terbakar

Wim, Art, dan gadis berjubah selamat dari serangan bola api itu berkat skill Blink.

Wim:" Fiuh, untung kita selamat"

...

Gadis berjubah:" Anu, bisakah kau menurunkan ku sekarang? "

Wim:" oh iya, maaf"

Gadis itu meminta Wim untuk melepaskan pelukannya

Wim langsung menurunkan gadis itu, sesaat ia melihat wujud wajah dari gadis itu. Ia memiliki wajah yang cantik dengan mata yang berwarna hijau zamrud

Gadis berjubah:" terimakasih, sekarang aku sudah tahu apa yang sedang terjadi"

Bahkan tanpa Wim menjelaskannya, gadis itu sudah bisa mengerti keadaannya. Hanya dengan melihat kedua bandit Magus dan sisa-sisa pertarungan Wim

Wim:*dia kelihatan familiar sekali dengan seseorang, apa cuma otakku yang bermasalah*

Kagum dengan intuisi yang tajam dari gadis tersebut, Wim merasa ada yang familiar dari gadis tersebut baginya

Bandit:" Sialan bocah itu! "

Bandit:" Kalau begitu, terimalah ini!"

salah satu dari bandit itu merapalkan sihir petir sebagai ganti dari bola api yang gagal mengenai mereka bertiga, berharap itu akan memusnahkan mereka tiba-tiba sesuatu terjadi

disaat serangan petir itu hampir mencapai mereka, gadis itu memainkan tongkat sihirnya. Melakukan sebuah rapalan

Gadis berjubah:" membeku"

Muncullah sebuah dinding kristal es yang terbentuk didepan gadis tersebut dan menahan serangan petir bandit itu. lebih mengejutkannya lagi setelah diserang oleh petir, dinding es itu tidak memiliki retak sedikitpun

Bandit:* Mustahil!, padahal itu adalah serangan tingkat menengah*

setiap sihir memiliki tingkatannya tersendiri, dimulai dari rendah, menengah, dan tinggi. Sihir yang dipakai oleh gadis dan bandit itu berada dalam tingkat menengah. Meskipun sihir petir milik bandit itu berada dalam tingkat menengah biasa, tapi dinding es milik gadis itu berada dalam tingkat atas

Setelah itu gadis itu mulai memainkan tongkatnya, merapalkan mantra lalu muncullah lingkaran sihir dari tanah. Itu adalah sihir melayang bernama 'Levitate'

ia melayang diatas melihat kearah para dua bandit dibawah untuk memberi mereka perasaan terintimidasi karena telah menyerangnya. Para bandit dibawahnya berhasil terintimidasi oleh auranya membuat mereka terlihat ragu-ragu

Bandit:" Mana mungkin kami akan tunduk pada anak kecil sok jago ini! " teriaknya sambil mengeluarkan sihir petir

Ledakan

petir menyambar ke arah gadis tersebut dan terjadi sebuah ledakan yang mengakibatkan munculnya asap. Sihir petirnya sudah diperkuat dengan menambah lingkaran sihir lagi untuk membuat daya serangannya meningkat dengan harapan gadis itu akan hancur berkeping-keping

Bandit:" eh? "

diluar dugaan, setelah asapnya sudah hilang mereka terkejut melihat gadis itu masih baik-baik saja. Disekelilingnya terlihat ada 6 cermin kristal es yang mengelilinginya, bermaksud untuk melindunginya dari serangan tersebut

Sejak kapan ia merapal sihir itu?

perkataan itu muncul dari hati para bandit itu karena tidak percaya

meski telah terhindar dari serangan petir itu, jubah yang menutupi dirinya telah hancur terkoyak setelahnya. Dan disana gadis itu mulai memperlihatkan wujudnya

Rambut panjang biru muda tertiup oleh angin yang datang, ditambah dengan mata hijaunya yang menyala terang

Wim:" Tidak mungkin " Ujarnya saat melihat penampilan gadis tersebut

Art:" Kenapa? " Ia bertanya kepada Wim, apa yang membuatnya bingung saat melihat gadis tersebut

Wim mengetahui siapa orang ini, ia adalah Luna Selene putri tunggal dari Keluarga bangsawan Selene. Salah satu protagonis di game Victori Shard

Luna mulai merapalkan sihir dan memanggil kristal es yang besar. Kristal itu memiliki besar seperti gerobak kuda

Crack

Kemudian muncul sebuah retakan dari kristal es, itu memang disengaja karena ia sedang memecah es itu menjadi serpihan-serpihan yang tajam dan melayang satu persatu. Sedang mempersiapkan serangan penuh

Bandit:" kenapa kamu diam?! cepat serang dia! "

Para bandit yang masih terdiam mulai melancarkan serangan sihir mereka untuk menghentikan aksi dari gadis tersebut.

Ledakan, ledakan, ledakan

petir dan bola api menyambar ke arah gadis itu, tapi tidak ada satupun yang mengenainya. Cermin Kristal es itu melindunginya dari serangan sihir para bandit

Bandit:" Sial bagaimana bisa es itu tidak hancur ?! " sambil terus mengeluarkan sihirnya

melihat bandit yang kewalahan menghadapi Luna yang berada di atas langit setinggi 20 meter membuat Wim dan Art terlihat tidak dibutuhkan

Art:" apakah kita harus? "

Wim:" biarkan saja dia memasak"

Luna :" Terimalah ini! "

shuush

mengarahkan tongkatnya ke arah para bandit dibawah, serpihan kristal es itu mulai menerjang kearah dua Bandit seperti segerombolan serangga

Bandit:" Ack! "

Bandit:" Ugh! "

beberapa serpihan-serpihan tersebut mengenai bagian badan para bandit, lalu kaki, kemudian tangan, pundak, bahu, dan lain-lain sehingga sangat sulit untuk dijelaskan. Tubuh mereka dicabik-cabik oleh serpihan es itu

kedua bandit Mage itu telah mati

badan mereka telah terkoyak habis karena serangan penuh tersebut, sampai meninggalkan beberapa anggota tubuh yang masih utuh

Wim:" ini terlalu brutal" Bisiknya

Wim melihat pemandangan yang sangat mengerikan ini, membuatnya benar-benar sadar bahwa ini bukan sebuah game melainkan sebuah kenyataan dimana jika ia mati maka itu akan menjadi akhir baginya

Luna mulai turun perlahan dari atas

Duk

Luna:" Hei kamu, apa hanya mereka saja yang tersisa, atau ada lagi yang akan datang? "

Ia langsung berbalik kearah Wim dan mulai bertanya apakah ada sisa bandit yang masih mengejarnya

Wim:" tidak, hanya mereka saja yang tersisa"

Semua bandit sudah dikalahkan

Luna:" Begitu yah" gumamnya

setelah itu Luna itu mulai meninggalkan Wim dan Art

Wim:" Eh, tunggu sebentar mau kemana kau? "

Luna:" aku harus kesana, mereka pasti sedang menungguku" sambil mengarahkan jarinya ke atas, memberitahu sesuatu diatas sana

Wim:" kalau begitu aku ikut, ayo Art"

Wim yang tahu maksudnya mulai mengikuti gadis itu bersama dengan Art

***

Setelah sampai di tempat tujuan, mereka bertiga disambut oleh penunggang karavan itu

Penunggang:" oh, kau sudah kembali kelihatannya kau telah membawa seorang teman"

Luna:" mereka bukan temanku, mereka hanya orang tersesat yang kabur dari kejaran para bandit"

penunggang:" Bandit!, yah kurasa untungnya kau berhasil menyelamatkan mereka kan"

setelah pembicaraan yang singkat itu mereka bertiga naik karavan kuda automaton, penunggang sudah meredakan suasana para penumpang lain sehingga mereka bisa melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Wissen

asap mulai keluar dari bagian lubang hidung kuda automaton, mengisyaratkan bahwa ia akan bergerak

Wim melihat suasana didalam karavan bersama dengan Art yang ia pegang ditangan kanannya, ia juga melihat Luna sedang tertidur lelap

mungkin karena ia kelelahan menggunakan sihirnya tadi sehingga mengharuskannya untuk beristirahat

dan saat itu muncul sebuah pesan

Wim:" Sebuah misi yah, kuharap misi tersebut sangat mudah"

[Memulai Quest Episode 1, mendaftar ke Akademi Unio]

Pupil mata Wim melebar karena melihat isi dari Quest tersebut

Wim:* WHAT THE F*CK! *