Mereka bertiga saling menatap satu sama lain, Wim, Art dan Gadis berjubah itu. terlihat mereka masih tetap diam tanpa ada sepatah kata apapun yang diucapkan
Wim:" uhmm, hai" sambil melambaikan tangan
bagi Wim, cara yang tepat untuk bertemu dengan seseorang pertama kali adalah dengan mengatakan 'Hai' untuk memberi isyarat bahwa Wim bukan seorang ancaman
Ia tahu bagian ini dari Prologue, dimana saat karakter pemain sedang kabur dari kejaran para bandit akan ada sekelompok orang yang sedang menaiki gerobak kuda automaton. Yang dimana mereka akan memberikan tumpangan pada pemain karakter
Tetapi ada sesuatu yang mengganjal disini, seharusnya yang temui adalah seorang penunggang gerobaknya, bukan seorang wanita berjubah abu-abu tersebut
Gadis itu mulai bertanya sekali lagi kepada Wim dan Art
Gadis berjubah:" Aku katakan sekali lagi, siapa kamu? " mengarahkan tongkat sihirnya ke arah mereka berdua
kali ini gadis tersebut bertanya pada Wim dan Art tentang siapa mereka sambil mengarahkan tongkatnya ke arah mereka. Ia melakukan ini karena sedang dalam fase memahami apa yang terjadi di sekitar area
ada bekas area pertempuran yang mengisyaratkan bahwa Wim dan Art telah bertarung dengan seseorang, didukung juga oleh adanya mayat yang berjatuhan. Inj memberi alasan yang masuk akal bagi gadis berjubah itu untuk mengarahkan tongkatnya
Wim:" jadi sebenarnya ad-"
TIGGLE
Wim mencoba untuk mengatakan sesuatu untuk menjelaskan kesalahpahaman ini, tapi ia tiba-tiba merasakan sesuatu dari Mana Detection nya. Sebuah langkah kaki sedang mendekati mereka, dan Wim tahu langkah siapa itu
Bandit:" Disinilah kau akan mati bocah keparat! "
itu adalah langkah dari dua bandit Magus yang mengejar ketinggalan pengejaran dari bandit lain
Salah satu dari Mage itu merapalkan sihir bola api kearah mereka bertiga dengan harapan membakar mereka hidup-hidup
Wim:" Awas! "
dengan refleks, Wim memeluk gadis itu dan melakukan Teleport ke tempat yang aman dengannya
Teleport
Kemampuan lain dari Blink yang tidak pernah disadari oleh orang lain adalah kemampuannya untuk memindahkan barang dan seseorang ke arah lain dengan syarat penggunanya harus menyentuh mereka agar bisa ber teleportasi
Jika Teleport hampir sama dengan Blink, maka kelebihannya juga hampir sama
Ledakan
Bola api itu meledakkan dan membakar sebagian bekas area pertempuran sehingga mayat-mayat para bandit yang berserakan juga ikut terbakar
Wim, Art, dan gadis berjubah selamat dari serangan bola api itu berkat skill Blink.
Wim:" Fiuh, untung kita selamat"
...
Gadis berjubah:" Anu, bisakah kau menurunkan ku sekarang? "
Wim:" oh iya, maaf"
Gadis itu meminta Wim untuk melepaskan pelukannya
Wim langsung menurunkan gadis itu, sesaat ia melihat wujud wajah dari gadis itu. Ia memiliki wajah yang cantik dengan mata yang berwarna hijau zamrud
Gadis berjubah:" terimakasih, sekarang aku sudah tahu apa yang sedang terjadi"
Bahkan tanpa Wim menjelaskannya, gadis itu sudah bisa mengerti keadaannya. Hanya dengan melihat kedua bandit Magus dan sisa-sisa pertarungan Wim
Wim:*dia kelihatan familiar sekali dengan seseorang, apa cuma otakku yang bermasalah*
Kagum dengan intuisi yang tajam dari gadis tersebut, Wim merasa ada yang familiar dari gadis tersebut baginya
Bandit:" Sialan bocah itu! "
Bandit:" Kalau begitu, terimalah ini!"
salah satu dari bandit itu merapalkan sihir petir sebagai ganti dari bola api yang gagal mengenai mereka bertiga, berharap itu akan memusnahkan mereka tiba-tiba sesuatu terjadi
disaat serangan petir itu hampir mencapai mereka, gadis itu memainkan tongkat sihirnya. Melakukan sebuah rapalan
Gadis berjubah:" membeku"
Muncullah sebuah dinding kristal es yang terbentuk didepan gadis tersebut dan menahan serangan petir bandit itu. lebih mengejutkannya lagi setelah diserang oleh petir, dinding es itu tidak memiliki retak sedikitpun
Bandit:* Mustahil!, padahal itu adalah serangan tingkat menengah*
setiap sihir memiliki tingkatannya tersendiri, dimulai dari rendah, menengah, dan tinggi. Sihir yang dipakai oleh gadis dan bandit itu berada dalam tingkat menengah. Meskipun sihir petir milik bandit itu berada dalam tingkat menengah biasa, tapi dinding es milik gadis itu berada dalam tingkat atas
Setelah itu gadis itu mulai memainkan tongkatnya, merapalkan mantra lalu muncullah lingkaran sihir dari tanah. Itu adalah sihir melayang bernama 'Levitate'
ia melayang diatas melihat kearah para dua bandit dibawah untuk memberi mereka perasaan terintimidasi karena telah menyerangnya. Para bandit dibawahnya berhasil terintimidasi oleh auranya membuat mereka terlihat ragu-ragu
Bandit:" Mana mungkin kami akan tunduk pada anak kecil sok jago ini! " teriaknya sambil mengeluarkan sihir petir
Ledakan
petir menyambar ke arah gadis tersebut dan terjadi sebuah ledakan yang mengakibatkan munculnya asap. Sihir petirnya sudah diperkuat dengan menambah lingkaran sihir lagi untuk membuat daya serangannya meningkat dengan harapan gadis itu akan hancur berkeping-keping
Bandit:" eh? "
diluar dugaan, setelah asapnya sudah hilang mereka terkejut melihat gadis itu masih baik-baik saja. Disekelilingnya terlihat ada 6 cermin kristal es yang mengelilinginya, bermaksud untuk melindunginya dari serangan tersebut
Sejak kapan ia merapal sihir itu?
perkataan itu muncul dari hati para bandit itu karena tidak percaya
meski telah terhindar dari serangan petir itu, jubah yang menutupi dirinya telah hancur terkoyak setelahnya. Dan disana gadis itu mulai memperlihatkan wujudnya
Rambut panjang biru muda tertiup oleh angin yang datang, ditambah dengan mata hijaunya yang menyala terang
Wim:" Tidak mungkin " Ujarnya saat melihat penampilan gadis tersebut
Art:" Kenapa? " Ia bertanya kepada Wim, apa yang membuatnya bingung saat melihat gadis tersebut
Wim mengetahui siapa orang ini, ia adalah Luna Selene putri tunggal dari Keluarga bangsawan Selene. Salah satu protagonis di game Victori Shard
Luna mulai merapalkan sihir dan memanggil kristal es yang besar. Kristal itu memiliki besar seperti gerobak kuda
Crack
Kemudian muncul sebuah retakan dari kristal es, itu memang disengaja karena ia sedang memecah es itu menjadi serpihan-serpihan yang tajam dan melayang satu persatu. Sedang mempersiapkan serangan penuh
Bandit:" kenapa kamu diam?! cepat serang dia! "
Para bandit yang masih terdiam mulai melancarkan serangan sihir mereka untuk menghentikan aksi dari gadis tersebut.
Ledakan, ledakan, ledakan
petir dan bola api menyambar ke arah gadis itu, tapi tidak ada satupun yang mengenainya. Cermin Kristal es itu melindunginya dari serangan sihir para bandit
Bandit:" Sial bagaimana bisa es itu tidak hancur ?! " sambil terus mengeluarkan sihirnya
melihat bandit yang kewalahan menghadapi Luna yang berada di atas langit setinggi 20 meter membuat Wim dan Art terlihat tidak dibutuhkan
Art:" apakah kita harus? "
Wim:" biarkan saja dia memasak"
Luna :" Terimalah ini! "
shuush
mengarahkan tongkatnya ke arah para bandit dibawah, serpihan kristal es itu mulai menerjang kearah dua Bandit seperti segerombolan serangga
Bandit:" Ack! "
Bandit:" Ugh! "
beberapa serpihan-serpihan tersebut mengenai bagian badan para bandit, lalu kaki, kemudian tangan, pundak, bahu, dan lain-lain sehingga sangat sulit untuk dijelaskan. Tubuh mereka dicabik-cabik oleh serpihan es itu
kedua bandit Mage itu telah mati
badan mereka telah terkoyak habis karena serangan penuh tersebut, sampai meninggalkan beberapa anggota tubuh yang masih utuh
Wim:" ini terlalu brutal" Bisiknya
Wim melihat pemandangan yang sangat mengerikan ini, membuatnya benar-benar sadar bahwa ini bukan sebuah game melainkan sebuah kenyataan dimana jika ia mati maka itu akan menjadi akhir baginya
Luna mulai turun perlahan dari atas
Duk
Luna:" Hei kamu, apa hanya mereka saja yang tersisa, atau ada lagi yang akan datang? "
Ia langsung berbalik kearah Wim dan mulai bertanya apakah ada sisa bandit yang masih mengejarnya
Wim:" tidak, hanya mereka saja yang tersisa"
Semua bandit sudah dikalahkan
Luna:" Begitu yah" gumamnya
setelah itu Luna itu mulai meninggalkan Wim dan Art
Wim:" Eh, tunggu sebentar mau kemana kau? "
Luna:" aku harus kesana, mereka pasti sedang menungguku" sambil mengarahkan jarinya ke atas, memberitahu sesuatu diatas sana
Wim:" kalau begitu aku ikut, ayo Art"
Wim yang tahu maksudnya mulai mengikuti gadis itu bersama dengan Art
***
Setelah sampai di tempat tujuan, mereka bertiga disambut oleh penunggang karavan itu
Penunggang:" oh, kau sudah kembali kelihatannya kau telah membawa seorang teman"
Luna:" mereka bukan temanku, mereka hanya orang tersesat yang kabur dari kejaran para bandit"
penunggang:" Bandit!, yah kurasa untungnya kau berhasil menyelamatkan mereka kan"
setelah pembicaraan yang singkat itu mereka bertiga naik karavan kuda automaton, penunggang sudah meredakan suasana para penumpang lain sehingga mereka bisa melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Wissen
asap mulai keluar dari bagian lubang hidung kuda automaton, mengisyaratkan bahwa ia akan bergerak
Wim melihat suasana didalam karavan bersama dengan Art yang ia pegang ditangan kanannya, ia juga melihat Luna sedang tertidur lelap
mungkin karena ia kelelahan menggunakan sihirnya tadi sehingga mengharuskannya untuk beristirahat
dan saat itu muncul sebuah pesan
Wim:" Sebuah misi yah, kuharap misi tersebut sangat mudah"
[Memulai Quest Episode 1, mendaftar ke Akademi Unio]
Pupil mata Wim melebar karena melihat isi dari Quest tersebut
Wim:* WHAT THE F*CK! *