Chapter 11 The Lesson (2) Reboot

Kryuger mulai mengajari kelas S tentang Elemental magic

Ia mengeluarkan sebuah pena sihir, dan mulai menulis tentang apa itu Elemental magic di sebuah papan tulis

SREEK

Suara pena sihir meluncur di atas papan kristal transparan. Ujung pena itu memancarkan cahaya biru lembut, meninggalkan jejak tulisan bercahaya di papan tulis

Di depan kelas, Kryuger berdiri tegap, hanya menggunakan satu tangan untuk menulis dengan cepat dan rapi. Setelah menulis, ia mulai membalik kearah murid-muridnya. Di belakangnya, kata-kata yang tertulis bersinar lembut

Air, Tanah, Api, Udara

Ia mulai menjelaskan kepada muridnya

Kryuger:" Pada mulanya, elemen-elemen sihir terbagi dalam empat pilar utama. Namun seiring berjalannya waktu, pemahaman kita tentang elemen lain mulai berkembang, para peneliti juga menemukan bahwa unsur-unsur ini bisa bercabang menjadi jenis-jenis elemen yang baru"

Kryuger melanjutkan, ia menghentikan tulisan, menatap murid-murid yang duduk rapi di kursi mereka

Kryuger:" Seperti misalnya, Es. Cabang dari elemen air. Petir, hasil dari manipulasi angin dan ion. Magma, hasil fusi antara api dan tanah. Ini adalah cikal bakal dari elemen-elemen baru, yang kini jumlahnya... tak terhitung."

WAAAHHH

Beberapa murid tampak takjub. Suara lirih mereka seperti angin yang bertiup pelan.

Sementara itu, Wim—yang duduk di belakang dan mencoba menjaga kesadaran—hanya bisa menghela napas panjang.

Wim:" Hah... Ini benar-benar mirip dengan pelajaran IPA waktu SMA dulu, bahkan ada yang catet segala lagi?.

Sret... Sret...

Beberapa siswa memang sedang mencatat dengan penuh semangat.

Wim:" Memang benar kata orang, ini adalah cutscene yang terpanjang dan membosankan yang pernah ada di game ini... "

Ia bersandar, menatap langit-langit

Bagi dia dan kebanyakan pemain lain, ini adalah bagian paling membosankan sehingga banyak sekali yang ingin meng skip nya

Tapi ada satu pemain yang pernah memberikan pengalamannya menonton cutscene yang paling membosankan ini sampai selesai di forum komunitas gamenya

Katanya jika menonton pelajaran ini sampai akhir tanpa skip, kamu bisa dapat achievement rahasia dan item langka

Wim yang penasaran dengan itu mencobanya

Ia menatap ke arah depan, berusaha fokus meski kelopak matanya mulai berat

Sementara Kryuger masih menjelaskan tentang teori percabangan elemen sihir lewat papan tulisnya lagi, sementara Wim menahan rasa bosan yang luar biasa seperti menahan amukan naga yang mengantuk. Detik-detik berlalu bagai abad.

Lalu

Ting

Muncul sebuah pesan

[Anda berhasil mendapatkan Achievement Rahasia, 'Tunggu Sebentar']

[Anda akan diberikan item khusus]

Ternyata benar

Wim pun tersenyum puas

Namun euforia itu tak berlangsung lama. Kryuger menoleh pada seluruh kelas dan berbicara dengan suara lebih dalam

Kryuger:" Sekarang, kalian semua... perhatikan baik-baik "

Ia mengangkat satu telapak tangan ke atas

ZZRRMM

Seketika, pusaran cahaya biru listrik terbentuk di atas tangannya, memadat menjadi bola sihir bercahaya. Bentuknya sempurna, stabil, dan yang paling mengagumkan, ini dibuat hanya dengan satu tangan

Kryuger:" Ini... adalah Mana Sphere. Dasar awal dari manipulasi elemen melalui saluran sihir kalian. Gunakan dua tangan kalian. Jika ingin pakai satu tangan, silakan... tapi tanggung sendiri akibatnya"

Setelah mendengar hal tersebut, para murid mulai membuat elemental sphere mereka sendiri dengan atribut mereka masing-masing

Murid 1:" Aku pasti bisa buat lebih besar! "

Murid 2:" Wah, baru juga hari pertama udah praktik... mantap!"

Semua siswa mulai berkonsentrasi

Aura sihir memenuhi ruangan

Untuk Luna, Louisa, dan Lucius mereka bisa membuat elemental sphere hanya dengan sekali coba saja

Luna Selene mengangkat kedua tangannya dengan anggun. Es biru terbentuk di tengah-tengah telapak tangannya, berputar indah seperti kristal musim dingin

Lucius Cryztolia menatap ke depan dengan tenang dan gagah. Ia hanya menggunakan satu tangan, dan hasilnya adalah bola kristal transparan dengan serpihan cahaya di dalamnya

Louisa Von Teuer juga sama. Bola sihir miliknya bukan hanya api... tapi api berwarna emas cerah yang berputar perlahan seperti matahari miniatur.

Murid 1:" Wooooah"

Murid 2:" Gila... Mereka benar-benar hebat! "

Beberapa murid mengagumi kehebatan dari ketiga orang tersebut, termasuk juga Wim

Wim:* Jadi...inilah kekuatan tiga protagonis utama, memang benar-benar hebat sekali"

Wim melihat ketiga orang tersebut mengakui bahwa mereka sangat berbakat dalam atribut mereka masing-masing sehingga layak disebut sebagai seorang protagonis dalam game

Ia mengepalkan tangan.

Ia tahu, dirinya berbeda. Ia bukan karakter utama. Ia tidak punya banyak mana. Bahkan, ia punya disabilitas mana, yang kekurangan energi sihir bawaan

Tapi bukan berarti... Ia takkan mencoba

Ia merapatkan kedua telapak tangan.

Mengambil napas dalam

Wim:* Oke... Saatnya fokus.... Fokus.... *

Ia menutup mata, membayangkan aliran mana di tubuhnya. Lemah, hampir tak terasa... tapi ada. Ia menariknya perlahan ke telapak tangan

Fzz...

Sebuah titik cahaya muncul dari tengah kedua telapak tangannya

Wim terkejut karena ia bisa menggunakan sihir

Wim:* Eh... eh!? Bisa!? Bisa!!!

Namun tepat setelah ia merasa yakin....

PPPRRRRTTTT!!!

Sebuah suara kentut yang nyaring dan penuh getaran keluar dari... pantatnya sendiri.

....

Suara itu menggema jelas, menghantam atmosfer penuh konsentrasi di ruangan seperti petir di siang bolong

Seluruh ruangan langsung membeku dalam keheningan

Luna, Lucius, Louisa, Kryuger, dan semua murid-murid lainnya menoleh kepala mereka.... Kearah Wim

Wim hanya bisa diam dengan wajahnya yang kaku

Dalam hatinya....

Wim:* Bunuh aja aku, bunuh aja aku, bunuh aja aku... *

Beberapa siswa sudah tak mampu menahan tawa

Murid 3:" BWAAHAHAHA! Waktu yang sempurna, bro!"

Murid 4:" Mana Sphere.... Lebih bagus dipanggil Mana Fart! "

Louisa yang berada disampingnya sudah tidak sanggup lagi menahan tawanya, ia membalikkan badan sambil menutup mulutnya yang tertawa

Louisa:" Hehe... "

Kryuger hanya menghela nafas dan menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Wim menangis dalam hati

Wim:*.... Hari pertama... Kentut sialan! *

-------

(Dua jam setelahnya)

KRIIIIING!!

Bel berbunyi nyaring, menandai berakhirnya pelajaran pertama di Akademi Unio. Para murid Kelas S langsung bergerak seperti kawanan burung yang lepas dari kandang sihir.

Murid 1:" Haah… akhirnya selesai juga…"

Murid 2:" Gua kira bakal mati kebosanan"

Keluar satu per satu dengan wajah penuh rasa lega, seolah telah lolos dari labirin teori sihir yang membuat kepala berasap

Beberapa langsung tertawa, ada yang merenggangkan tubuh, dan ada pula yang langsung berlari menuju kafetaria

Namun... Tidak dengan Wim

Setelah insiden 'kentut' itu, ia mulai berjalan sambil menunduk di tengah kerumunan, wajahnya setengah tenggelam dalam kerah jas hitamnya

Wim:* Dua jam penuh siksaan... dan satu kentut yang mengukir ingatan semua orang di kelas S. Sempurna" Dalam hatinya

Lalu terdengar sebuah bisikan tawa di sana sini.

Murid 3:" Eh, eh... denger gak? Ada murid kelas S kentut waktu praktik sihir!"

Murid 4:" SERIUS?! Kelas S? Wahaha, itu mah memalukan sekali"

Murid 5:" Wahahaha"

Mendengar itu Wim mulai makin menunduk

Wim:* Belum sempat bergaul... sekarang malah jadi bahan gosipan memalukan*

Bahkan belum sempat membuat koneksi dengan orang lain, dirinya malah dipersulit dengan kejadian yang membuatnya malu didepan umum

Wim:* Meski udah begini, aku masih harus tetap pada tugasku selanjutnya*

Ia menekan gundahnya dan terus berjalan menuju tujuan selanjutnya sebuah pelarian ke tempat yang lebih tenang. Toko Buku Sihir Vanessa adalah tempat yang ia tuju, tempat yang jarang didatangi orang dan cocok untuk menyembunyikan diri sejenak.

(Luar Akademi - Toko Buku Vanessa)

Suasana di toko buku itu terasa tenang, hampir sepi. Dari luar, toko ini tampak biasa-biasa saja. Tidak ada hiasan atau simbol-simbol mencolok. Hanya sebuah papan kayu sederhana dengan tulisan "Vanessa's Magic Books" yang terlihat usang, dengan satu lampu gantung yang menyinari pintu masuknya.

Art yang sedang melayang di samping Wim mulai berbicara dengan nada yang penasaran

Art:" Hmm... Menarik, sepertinya tempat ini agak… suram ya? Cuma ada satu lampu aja,dan ada sesuatu yang aneh di sini. Jangan-jangan ini tempat rahasia yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang terpilih!"

Wim tersenyum kecil mendengar komentar Art, tapi yang dikatakan oleh Art ada betulnya bahwa toko ini bukan tempat biasa. Vanessa bukan pemilik toko sembarangan. Dia adalah seorang Arcane dari ras Elf yang menyembunyikan identitasnya dengan sihir. Di balik penampilan sederhana, toko buku ini menyimpan banyak rahasia.

Begitu mereka masuk, Wim disambut dengan keheningan yang lebih dalam. Pemilik toko, seorang wanita elf dengan mata yang tampak sangat tajam, duduk di meja belakang, tenggelam dalam sebuah buku kuno. Ia tidak melirik kedatangan Wim dan Art sama sekali, bahkan suara detik jam yang terdengar di dalam toko lebih jelas daripada suara langkah mereka.

Vanessa yang sedang asyik membaca buku mulai berbicara kepada mereka, tanpa menoleh sedikitpun

Vanessa:" Dilarang berisik, dilarang merobek buku, dilarang mencuri, dilarang mencatat isi buku, dan dilarang menganggu waktuku"

Mendengar itu, Wim mulai berbisik pada Art

Wim:" ...Dia tidak peduli sama sekali ya?"

Art:" Yah, kau benar"

Alasan kedatangan mereka berdua di toko buku seperti ini adalah karena adanya konten tersembunyi

Di dalam toko ini, ada satu konten tersembunyi yang hanya diketahui oleh sedikit orang, bahkan di dalam game pun hanya ada segelintir pemain yang pernah menemukan keberadaannya. Pemain yang bernama Doodle69manRay pernah menceritakan tentang buku hijau yang selalu berpindah-pindah tempat di komunitas. Buku tersebut berisi pengetahuan alkimia tingkat tinggi yang sangat langka

Wim mencari buku itu di sebelah kanan, sementara Art akan terbang dan akan menggunakan kemampuan scannya untuk mencari di sebelah kiri

Mereka berdua mengecek setiap buku yang mereka temui, satu persatu buku-buku itu ditandai untuk menghindari kesalahan dalam mengecek

Disaat mereka berdua hampir sampai di ujung, Art memberitahu Wim bahwa ia telah menemukannya

Art:" Aha! Wim, Aku menemukannya"

Tanpa ragu, Wim mulai menuju ke tempatnya Art, dan ia melihat buku itu sebuah buku tebal dengan sampul hijau yang menonjol di antara tumpukan lainnya.

Wim:* Itu dia* setelah itu ia mulai mengulurkan tangannya

Namun, saat ia mengulurkan tangannya untuk meraih buku tersebut, tangan lain juga meraih ke arah yang sama

Wim menoleh kearah sumber tangan tersebut, dan wajahnya langsung memucat

Luna Selene berdiri di sana, dengan dua buku tebal di satu tangannya

Wim:" Luna? "

Luna:"... "

[Mereka bertemu lagi, apakah ini adalah Takdir? 😊]