Chapter 25 Magical Tools (1)

Helbert, seorang Dwarf pengrajin alat sihir yang tinggal di sebuah gubuk tua yang berada di luar tembok akademi bagian Utara

Ia berkerja sebagai ahli dalam membangun atau memperbaiki alat-alat sihir yang ada di akademi Unio

Meski ia kurang terkenal dan juga kurang dilirik dibandingkan dengan Profesor Herman, dan juga Wali Kryuger. Helbert tetap melanjutkan perkerjaannya sebagai tukang perbaikan alat-alat sihir

Berkat itu, Akademi Unio memberikan Helbert sebuah rumah pribadi di bagian Utara dari Akademi tersebut sebagai hadiah atas kontribusinya dalam memperbaiki alat-alat sihir akademi

Sebuah rumah yang berbentuk seperti gubuk kayu tua yang dekat dengan sebuah hutan di utara, tempat yang jarang sekali dikunjungi oleh para murid dan pengajar lainnya

Rumah Helbert juga memiliki sebuah kebun yang berada di depannya, sebuah kebun yang berisi tanaman herbal dan juga sayur-sayuran yang diberi sebuah alat-alat sihir yang kemungkinan besar adalah sebuah alarm untuk mencegah siapapun mencuri

...

Siangnya setelah Wim dan Art mendapatkan akses ke perpustakaan tingkat tinggi Unio, mereka mulai berjalan menuju ke kediamannya Helbert untuk memintanya mengupgrade Mana Grapple nya

Art:" Ini tempatnya? " tanya Art sambil melayang disamping Wim

Wim:" Iya... Inilah rumahnya Helbert sang Tukang alat sihir"

Mereka mulai mendekati pintu rumahnya sambil melewati beberapa kebun yang berisi tanaman herbal dan juga sayur-sayuran yang berkualitas tinggi. Membuat mereka berpikir bahwa Helbert juga memiliki hobi selain yang berhubungan dengan alat-alat sihir

Wim:" Oke, saatnya "

Art:" Katanya dia tinggal sendiri dan agak… nyentrik "

Wim:" Entahlah apa kata orang kecuali kita sendiri yang akan mencari tahu"

Wim mulai memencet tombol bel disana

Ding-ding!

Suara bel berbunyi, lalu...

Click—PANG!

Lantai kayu yang dipijaki Wim terbuka. Sebuah pegas sihir tersembunyi menembak ke atas, melempar Wim ke udara

Wim:" UAAARGHH—! "

Art:" Wimmm!! "

BWUKK!

Wim mendarat dengan posisi yang tidak elegan di tumpukan jerami halaman depan, wajahnya penuh debu dan dedaunan

Wim:" ... I'm fine... Oww... "

CLACK!!

Kemudian pintu gubuk terbuka perlahan. Dari dalam, muncul sosok pendek dan kekar dengan rambut acak-acakan dan janggut panjang yang sedikit gosong di ujungnya. Ia memakai apron kulit yang dipenuhi bekas ledakan kecil dan serpihan logam

Helbert:" Hngh... siapa yang main masuk ke tanah pribadiku? Kau pencuri? Atau seorang pembawa masalah?" gumam Helbert dengan suara berat dan serak, mengucek matanya yang masih sembab karena baru bangun tidur.

Wim mengangkat tangan dengan lemah dari tanah

Wim:" Bukan pak... Aku... Murid akademi "

Helbert menyipitkan mata, melihat keadaan lalu menepuk dahinya

Helbert:" Ah—kacau, jebakan pegas aktif lagi. Kupikir cuma seorang pranker"

Helbert:" Maaf, Nak. Aku bukan tipe penyambut tamu yang baik, ya? " Lanjutnya

...

(Didalam Gubuk Helbert)

Interior gubuk itu seperti laboratorium dan gudang tua yang berantakan. Ada bagian dinding yang dipaku dengan parchment teori, meja penuh komponen alat sihir, dan aroma khas campuran minyak logam dan jamu herbal

Meski kebanyakan terlihat seperti laboratorium, nyatanya masih ada beberapa tempat yang digunakan untuk bersantai seperti ruangan dapur, ruang tamu, dll

Helbert duduk di sebuah meja makan di ruang tamu, disana ia sedang menuangkan teh yang ia buat setelah bangun dari tidurnya

Helbert:" Jarang sekali ada murid dari Unio datang kesini. Biasanya mereka selalu menghindari bagian Utara karena masih ada monster-monster yang berkeliaran. Tenang saja, monster-monster disini sudah dibabat habis oleh akademi Unio puluhan tahun yang lalu"

Wim juga duduk berlawanan menghadap ke Helbert. Ia melihat kepribadian Helbert hampir mirip dengan yang ada di gamenya. Tenang tapi juga nyentrik

Kemudian Helbert melanjutkan

Helbert:" Jadi, kenapa kamu datang kesini? Pasti adalah alasan kenapa seorang murid dari akademi ini datang ke tempat yang jarang dilirik oleh murid-murid lain"

Kemudian Wim mulai membuka tasnya, lalu mengeluarkan Mana Grapple nya, dan meletakkannya ke meja

Wim:" Aku ingin Pak Helbert mengupgrade alat ini. Biar bisa kupakai untuk alat utamaku" jawabnya dengan nada yang serius

Helbert mengangkat alisnya, tertawa perlahan

Helbert:" Hah! Anak muda sekarang makin aneh saja. Buat apa kau ingin upgrade alat sihir? Bukankah kau bisa pakai sihir langsung? Lebih cepat, dan lebih praktis"

Wim kemudian diam sebentar

Wim:"... Aku sebenarnya tidak bisa pakai sihir "

Helbert menatapnya lama, mencoba untuk mendengarnya sekali lagi

Helbert:" Kenapa? "

Wim:" Aku mengidap disabilitas kebocoran mana yang membuatku tidak bisa mengumpulkan mana. Jadi aku cuma harus pakai alat bantu sihir" ujarnya dengan nada yang serius, seolah-olah apa yang ia katakan adalah sebuah kebenaran

Wim meletakkan sekantong koin emas di atas meja kerja, menatap Helbert dengan sungguh-sungguh

Wim:" Kalau Pak Helbert keberatan, aku bisa memberikan semua koin emas yang aku punya. Anggap saja sebagai bayaran"

Cling-cling

Koin-koin itu bergulir pelan di atas permukaan meja, memantulkan cahaya lilin

Secara teknis Wim tahu cara mengelola keuangan, jadi ia tidak sembrono mengeluarkan semua sisa uangnya. Ia menyimpan sisanya untuk dirinya selama berada di akademi

Jadi ia tidak akan kehabisan uang selama dalam waktu kurun dekat

Helbert diam lama. Ia memandang koin itu... lalu menatap Wim...

Ia melihat ada yang berbeda dari anak itu dengan yang lainnya. Ternyata ia tidak bisa sihir karena disabilitas kebocoran mana

Hal yang dianggap oleh kebanyakan ahli sihir didunia sebagai sebuah takdir menyakitkan bagi seseorang yang tinggal didunia dimana sihir adalah segalanya

Siapapun yang mengalami disabilitas ini, kemungkinan pasti akan dikucilkan oleh orang-orang karena dianggap tidak berharga dan bahkan lebih buruk dari sebuah aib bagi bangsawan

Helbert tidak bisa membayangkan seperti apa kehidupan dari Wim selama ia hidup. Apakah ia dicemooh oleh orang lain, atau dibuang oleh orang tuanya karena tidak bisa menggunakan sihir. Tidak ada yang tahu

Tapi yang jelas, melihat ekspresi anak itu yang bersungguh-sungguh dan sudah melalui jalan yang kemungkinan sangat sulit membuat Helbert sendiri tidak bisa menolaknya

Ia mulai menggaruk kepalanya yang gatal, kemudian mendesah panjang

Helbert:" Oke, anak muda. Akan aku bantu kau untuk mengupgrade alat ini"

Wim mengangkat alis, membelalak matanya

Wim:" Benarkah? "

Helbert:" Tapi ada syaratnya "

Wim mulai menelan ludahnya

Helbert:" Kau bantu aku... bersihin rumah ini... rawat kebun di luar... dan jaga tempat ini kalau aku pergi ke akademi atau ke tempat lain. Deal? "

Seketika, Wim menahan tawanya

Wim:" Itu aja? Oke, aku saja pernah melakukan ini saat berada di rumah ku"

Helbert juga menahan tawanya sambil menyeringai

Helbert:" Kalau begitu, kita Deal"

....

Krekk...

Tiba-tiba, pintu depan gubuk terbuka. Seorang wanita muda berambut pirang panjang dengan kacamata bulat masuk, mengenakan jas lab putih yang kebesaran. Ia membawa setumpuk catatan dan beberapa botol cairan alkimia di pelukannya

??? :" P-paman Helbert!" panggilnya dengan suara pelan tapi panik

Helbert menoleh

Helbert:" Emily? Udah balik?"

Wim membeku. Matanya membelalak menatap gadis itu. Dalam hatinya

Wim:" Bukankah itu... Emily? "

Emily, seorang karakter sampingan yang penting dalam game Victori Shard. Dimana dalam beberapa tahun kedepannya ia akan menjadi seorang Alkemis terkenal dalam salah satu penemuan terbesarnya. Dia muncul lebih cepat dari yang seharusnya...

Emily menunduk gugup sambil menghindari pandangan Wim

Emily:" M-maaf... aku cuma... lihat rumah ini kok terbuka... jadi aku... masuk..."

Helbert bergumam sambil mengambil botol dari tangan Emily

Helbert:" Hehe. Kau ini, selalu aja gugup padahal kau jenius. Ini anak magangku, Emily. Jago alkimia... meski dia sering gemetar waktu uji praktikum"

Emily mengangguk pelan sambil menunduk

Emily:" S-senang... berkenalan..."

Wim tersenyum dan mengangguk sopan. Sementara itu Art yang berada di sampingnya berbisik pada Wim

Art:" Sepertinya, kita mendapatkan jackpot disini"

Wim hanya bisa menyeringai

...

Setelah itu, meja kerja Helbert mulai diisi dengan beberapa perkakas dan juga Mana Grapple yang dibawa oleh Wim

Helbert:" Jadi, anak muda... kau mau upgrade seperti apa, hah?" tanyanya sambil menggaruk janggutnya yang panjang

Dengan menaruh tangannya dipinggang Wim mulai menjawab dengan penuh semangat

Ia ingin agar Mana Grapple nya diuphanya menjadi sebuah sarung tangan multifungsi. Dengan sistem utamanya yang masih bisa menggunakan tali, dengan tambahan senjata sihir untuk pertahanan diri seperti busur sihir, dan juga pedang sihir seperti yang dimiliki oleh milik Kepala Akademi Sherman

[Note Author: Untuk pemanggilan Kepala Sekolah akan digantikan dengan Kepala Akademi]

Mendengar idenya, Helbert menatap Wim dengan wajah yang absurd seperti baru saja mendengar lelucon minggu ini

Helbert:" Hei, anak muda...Kau minta aku bikin... tiga alat sihir dalam satu sarung tangan... dengan bahan seadanya?"

Ia menghela nafas dengan panjang

Helbert:" Satu fungsi saja udah bikin kepala ngebul... apalagi tiga..."

Wim tersenyum kecil, tapi dari hatinya ia sedikit kecewa

Wim:" Yah, gak ada salahnya berharap, kan?"

Helbert:" Tch... Mana mungkin bisa... Komponennya terbatas... kapasitor mana saja tinggal dua... huhh..." gumamnya sambil menatap tumpukan suku cadangnya yang terbatas

Akan sulit bagi Helbert sendiri untuk mencarinya, apalagi ia juga butuh waktu untuk bisa memasukkan banyaknya fitur-fitur itu ke dalam satu alat

Tiba-tiba, Art datang dari samping Wim untuk memberikan pertolongan pada Helbert

Art:" Aku bisa membantu"

Seketika Helbert menoleh

Helbert:" Kau? Automaton? Membantu aku? Kau bisa apa selain terbang saja" ia sedikit mencibir

Helbert meragukan Art. Ia berpikir bagaimana bisa seorang Automaton yang merupakan buatan dari makhluk lain dan tidak memiliki jiwa dapat membantu seseorang dalam mengupgrade sebuah alat sihir? Automaton hanyalah sebuah mesin yang akan melakukan perintah yang sudah diprogram oleh pembuatnya

Helbert meremehkan Art, tapi Art tidak bereaksi sedikitpun

Art maju perlahan, kemudian mata mekaniknya berkilau biru, lalu memproyeksikan hologram blueprint dari dalam dirinya tampilan teknik canggih dari sistem sihir terpadu yang rumit dan modular

Whirr... klik... bzzzzt!

Blueprint lengkap dari modifikasi Gauntlet Magitek muncul di udara, dengan anotasi rinci dan penghitungan energi yang sudah disesuaikan agar bisa dibangun dengan alat seadanya. Ditambah dengan beberapa keterangan bahan alternatif yang bisa didapatkan dengan mudah

Wim melongo, ia tidak pernah tahu bahwa Art bisa melakukan itu. Sementara Helbert terdiam, matanya menyipit lalu membelalak perlahan. Ia kemudian berdiri dari bangkunya

Helbert:" Demi Dewa Odn... ini... ini luar biasa..." gumamnya

Ia melangkah mendekat dan mulai membaca bagian demi bagian, jari-jarinya menyusuri tampilan hologram seperti anak kecil menemukan mainan baru

Helbert:" Siapa yang merancang ini? " Tanyanya dengan cepat

Art:" Itu dibuat oleh pemilikku sebelumnya. Ia sebagian blueprint ini kepadaku sebagai cadangannya jika rusak" Jawab Art

Helbert:" Siapa pemilik mu sebelumnya? " tanyanya lagi

Art:" Maaf, aku tidak tahu siapa dia. Kemungkinan ia menghapus memoriku agar aku tidak bisa mengingatnya lagi"

Helbert:" Begitu yah... Sayang sekali... Jika ia masih ada, aku pasti akan berteman dengannya "

Sementara itu Wim berpikir tentang apa yang diucapkan oleh Art

Wim:' Pemilik sebelumnya?'

Apa itu berarti, sebelum Art memilih Wim sudah ada pemilik sebelumnya yang bersama dengan Art. Apa itu berarti ada orang lain yang bernasib sama dengannya

Otak Wim mulai berpikir kemungkinan siapa orang yang dimaksud. Kemungkinannya bagi Wim adalah seseorang yang memiliki disabilitas mana sepertinya, atau lebih dari itu...

Wim:' Apakah ada seseorang yang juga terseret ke dunia ini sama sepertiku? '

Itu hanyalah sebuah spekulasi yang tidak berdasar. Tapi karena adanya sebuah petunjuk dari Art, maka kemungkinan untuk bisa kembali lagi ke dunia aslinya pasti ada

Untuk sekarang Wim harus fokus pada pengembangan Mana Gauntlet nya dulu