Bab 4 |

Leonhart kembali ke kamarnya dengan perasaan campur aduk.

Jika dugaannya benar, besok malam akan menjadi malam yang berbahaya bagi Elena.

Dan jika ia ingin membuktikan dirinya… ia harus memastikan bahwa Elena tetap hidup.

[Foresight System Aktif]

Sebuah skenario baru muncul di layar transparan.

Kemungkinan 1: Elena Tidak Diperingatkan

Serangan terjadi di gang sempit dekat dapur kastil.

Pelaku: Seorang bangsawan dengan koneksi ke keluarga lain.

Elena akan terkena racun sebelum sempat bertarung.

Kemungkinan 2: Elena Bersiap Diri

Serangan tetap terjadi, tetapi kali ini Elena akan melawan balik.

Jika Leonhart membantunya dalam pertempuran, peluang bertahan meningkat hingga 80%.

Leonhart mengepalkan tangannya.

"Aku harus ada di sana."

Besok malam, ia akan membuktikan apakah Foresight System benar-benar bisa mengubah masa depan… atau hanya sebuah ilusi.

---

Hari esoknya.

Leonhart berdiri di balkon kamarnya, menatap langit yang bertabur bintang. Jika perhitungannya benar, serangan akan terjadi dalam beberapa jam. Elena mungkin belum sepenuhnya percaya padanya, tetapi ia tidak akan mengambil risiko.

Foresight System aktif. Layar transparan muncul di depan matanya, menampilkan beberapa kemungkinan skenario.

Kemungkinan pertama: Elena berjalan sendiri. Pelaku akan menggunakan racun tak berwarna di minumannya sebelum menyerangnya. Jika Elena tidak menyadari racun itu, dia akan lumpuh dalam lima menit dan terbunuh sebelum sempat melawan.

Kemungkinan kedua: Leonhart mengikutinya secara diam-diam. Ia bisa melihat siapa pelaku sebelum serangan terjadi. Jika ia bertindak cepat, ia bisa menggagalkan serangan sebelum racun bekerja.

Kemungkinan ketiga: Menghadapi pelaku secara langsung sebelum serangan. Akan ada konfrontasi di tempat yang lebih terbuka. Jika ia salah menuduh seseorang, reputasinya bisa hancur.

Leonhart mengepalkan tinjunya. Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Ia harus bertindak.

Koridor kastil sunyi. Hanya suara langkah Leonhart yang terdengar samar di atas lantai marmer. Elena berada di ruang perjamuan kecil, berbicara dengan beberapa bangsawan yang ia kenal. Leonhart bersembunyi di balik pilar, mengamati setiap gerakan di dalam ruangan.

Pelayan membawa nampan perak berisi anggur merah. Mata Leonhart menyipit. Jika aku pelaku, ini momen yang paling tepat untuk meracuninya.

Ia mengaktifkan Foresight System, dan tiba-tiba dunia di sekelilingnya melambat. Sebuah bayangan samar muncul di sudut ruangan. Seorang pria berpakaian bangsawan berbicara dengan pelayan di dekat meja.

Leonhart langsung mengenali wajahnya. Marquis Edric Valeheim. Seorang bangsawan tingkat menengah yang terkenal akan kepandaiannya dalam menyusun strategi politik.

Jadi dia dalangnya?

Leonhart melihat pelayan menuangkan anggur ke dalam gelas Elena. Dalam Foresight Vision, ia bisa melihat cairan tak terlihat yang bercampur dalam anggur itu. Racun. Sekarang atau tidak sama sekali.

Leonhart melangkah ke dalam ruangan sebelum pelayan bisa menyerahkan gelas itu. Suara langkahnya yang tiba-tiba menarik perhatian semua orang. Elena menatapnya dengan ekspresi bingung.

"Leonhart?"

Tanpa berkata apa-apa, ia langsung meraih gelas itu dari tangan pelayan dan menuangkannya ke lantai. Anggur merah menyebar di atas marmer putih, dan dalam hitungan detik, warna merah itu berubah menjadi hitam pekat—tanda bahwa racun telah bereaksi dengan udara.

Suasana ruangan langsung berubah tegang. Marquis Edric yang tadi berdiri santai, kini menyipitkan matanya.

"Ini…" bisik seorang bangsawan.

Elena yang melihat perubahan warna anggur itu mengerutkan keningnya. "Racun."

Pelayan yang tadi membawa gelas itu langsung panik, wajahnya pucat pasi. "A-aku tidak tahu apa-apa! Aku hanya menuangkannya sesuai perintah!"

Elena menatapnya tajam. "Perintah siapa?"

Pelayan itu menggigit bibirnya, lalu tiba-tiba berlari menuju jendela. Tidak bisa dibiarkan kabur!

Leonhart langsung bergerak, mendorong meja dan mengejar pelayan itu sebelum ia bisa melompati balkon. Dalam sekejap, ia menangkap kerah bajunya dan menjatuhkannya ke lantai. Pelayan itu meronta, tetapi Leonhart menekan punggungnya dengan lutut.

"Jawab sebelum aku mematahkan tanganmu," bisiknya dingin.

Pelayan itu gemetar. "T-Tuan Marquis…! Aku hanya mengikuti perintahnya!"

Semua mata langsung tertuju pada Edric Valeheim. Marquis itu tetap tenang, bahkan tersenyum tipis.

"Sungguh tuduhan yang menarik," katanya santai. "Tapi apakah kau punya bukti bahwa aku yang memerintahkan ini?"

Leonhart tidak menjawab langsung. Sebaliknya, ia mengaktifkan Foresight System sekali lagi.

Kemungkinan pertama: Konfrontasi terbuka. Edric akan menyangkal semua tuduhan dan memanipulasi situasi. Tanpa bukti kuat, ia bisa membalikkan keadaan dan menuduh Leonhart telah mengacaukan perjamuan.

Kemungkinan kedua: Memanfaatkan informasi tersembunyi. Jika Leonhart bisa menemukan bukti tertulis atau saksi lain, Edric tidak akan bisa mengelak.

Leonhart mengambil keputusan dalam sekejap. Aku butuh bukti lebih dulu. Ia tidak bisa bertindak gegabah.

Jadi, ia melepaskan pelayan itu dan menoleh ke Elena. "Kau ingin membuktikan siapa yang berada di balik ini?"

Elena menatapnya sebentar, lalu tersenyum. "Tentu saja."

Mereka berdua tahu bahwa ini belum berakhir. Marquis Edric mungkin tidak tertangkap malam ini, tetapi Leonhart telah membuatnya sadar bahwa ia bukan target yang mudah. Dan satu hal yang pasti—musuhnya tidak akan tinggal diam.