Pagi itu, sinar matahari hangat menyinari halaman manor. Ardi melangkah keluar, menarik napas dalam-dalam. Udara di dunia ini jauh lebih segar dibandingkan dengan yang ia kenal sebelumnya.
Di sampingnya, Yui terbang riang, berputar di udara sebelum dengan lincah mendarat di bahunya.
"Master, kau terlihat bersemangat" katanya ceria.
Ardi tersenyum tipis. "Tentu saja. Ini pertama kalinya aku benar-benar membangun sesuatu di dunia ini."
Ardi membuka menu inventory dan memilih Japanese Civilization Starter Kit. Begitu dia mengonfirmasi tombol yes pada panel konfirmasi penggunaan item, sebuah panel virtual baru muncul di hadapannya.
[CIVILIZATION SYSTEM UNLOCKED]
Japanese Civilization Starter Kit (Unique)
Peradaban dari game Age of Empires III Memungkinkan pembangunan desa bergaya Jepang serta integrasi ekonomi dan militer mereka.
[NEW BUILDINGS AND TECHS UPADATE.]
Bangunan Dasar & Unik
Administrasi & Pemerintahan
Town Center – Pusat pemerintahan, ekonomi, dan pemukiman sementara.
Shrine – Kuil untuk ritual, peribadatan, dan pemberkatan produksi.
House – Rumah kayu sederhana dengan beratap genteng.
Tori Gate – Bagunan unik yang memhiasi wilayah shirne yang memilki aura misterius.
Ekonomi & Produksi
Rice Farm – Sawah berteras untuk produksi padi.
Market – Pusat perdagangan dan pertukaran barang.
Lumber Camp – Pusat pemotongan dan pengolahan kayu.
Blacksmith – Bengkel pandai besi untuk pembuatan alat dan senjata.
Mine – Tambang untuk menghasilkan berbagai barang tambang baik ore, gem atau stone.
Pottery Kiln – Produksi tembikar seperti tembikar, genteng dan bata.
Sake Brewery – Pabrik fermentasi sake untuk konsumsi.
Washi Paper Mill – Produksi kertas tradisional untuk dokumen dan seni.
Textile Workshop – Penenunan kain katun untuk pakaian dan peralatan perang.
Timber Mill – Produksi berbagai perlengkapan dari kayu dan perabotan kayu sederhana.
Militer & Pertahanan
Dojo – Tempat latihan Seni Kenjutsu.
Archery Range – Tempat latihan Kyudo.
Stables – Kandang kuda untuk pelatihan samurai berkuda.
Wodden Walls & Gates : Pagar dan gerbang kayu yang bisa melindungi desa dari ancaman luar.
Castle – Benteng utama untuk pertahanan dan pusat militer.
Watch Tower – Menara pengawas untuk keamanan desa.
Technology Tree
Ekonomi & Pertanian
Intensive Rice Farming – Meningkatkan hasil sawah dengan sistem irigasi.
Advanced Carpentry – Efisiensi dalam pembuatan perabot kayu.
Kerajinan & Industri
Master Blacksmithing – Pandai besi tingkat tinggi untuk senjata berkualitas.Pottery Craftsmanship – Teknik produksi tembikar tahan lama.Sake Brewing Techniques – Fermentasi sake dengan kualitas tinggi.Washi Paper Refinement – Produksi kertas washi untuk dokumen dan seni.Textile Weaving Mastery – Meningkatkan kualitas tenunan katun untuk pakaian dan perlengkapan perang.
Militer & Pertahanan
Kenjutsu Mastery – Teknik pedang lanjutan untuk samurai.
Advanced Archery – Peningkatan akurasi dan jangkauan pemanah.
Keagamaan & Budaya
Shinto Blessing – Ritual untuk meningkatkan moral dan produksi.
Zen Meditation – Meningkatkan ketahanan mental dan kedisiplinan prajurit.
Ardi menatap notifikasi itu, hatinya berdebar campur aduk antara kegembiraan dan tanggung jawab.
"Jadi… aku bisa membangun desa dengan sistem feodal Jepang?" gumamnya.
Yui, yang ikut membaca, menepuk dadanya dengan bangga. "Benar! Akan ada rumah kayu yang indah, sawah, bahkan dojo pelatihan teknik kenjutsu!"
Ardi menarik napas panjang, mencoba mengendalikan antusiasmenya. "Baiklah… Selanjutnya, aku butuh orang-orang untuk mengisi desa ini."
Ia membuka inventory dan mengeluarkan 30 tiket rekrutmen. Tiket-tiket itu bersinar lembut sebelum lenyap. Seketika, lingkaran sihir raksasa muncul di lapangan kosong, bercahaya biru terang. Udara bergetar, dan dalam hitungan detik, sosok-sosok manusia mulai bermunculan dari dalamnya.
Mereka adalah pria dan wanita Jepang dari era feodal, berpakaian sederhana namun rapi. Kebingungan tampak di wajah mereka sebelum akhirnya mereka berlutut serempak.
"Kami menyambut Lord Kami!" ujar mereka serempak.
Ardi tertegun. Meski tahu ini akan terjadi, menyaksikannya langsung tetap terasa luar biasa.
"Santai saja, kalian tak perlu seserius itu kepadaku. Anggap saja kita keluarga besar, oke?" katanya, mencoba meredakan ketegangan.
Yui tertawa kecil sebelum melayang ke depan mereka. "Master telah Summon kalian untuk membangun desa ini, Silakan perkenalkan diri dan pekerjaan yang kalian miliki"
Satu per satu, mereka mulai berdiri dan menyebutkan keahlian masing-masing.
[POPULATION SYSTEM UPDATED]
Villagers Recruited: 30 (Feudal Japan Era)
Ardi mengusap wajahnya, mencoba mencerna semua informasi baru ini.
"Jadi… sekarang aku punya desa kecil?"
Yui mengangguk riang. "Ya, Master! Kita bisa mulai membangun infrastruktur dasar!"
Ardi menatap para penduduk barunya. Beberapa tampak gugup, yang lain bersemangat, tapi semuanya siap memulai kehidupan baru. Untuk pertama kalinya sejak tiba di dunia ini, ia merasa berbeda.
Ini bukan sekadar tempat bertahan hidup. Ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar.
Yui, yang sepertinya menangkap pikirannya, mendekat dan menempel di pipinya. "Master, kau terlihat terlalu serius."
Ardi tertawa kecil, mengusap kepala peri mungil itu. "Aku hanya berpikir… Aku ingin melakukan ini dengan benar. Aku tidak mau mengecewakan mereka."
Yui tersenyum lembut, menatapnya dengan penuh kepercayaan. "Aku tahu kau bisa."
Ardi mengangguk, senyuman kecil muncul di wajahnya.
"Oke. Kalau begitu mari kita mulai membangun desa ini bersama-sama."
Ardi berdiri di depan tegap di hadapan mereka bersikap seperti lord yang baik walaupun dirinya sendiri juga masih memiliki rasa kebinggungan atas peristiwa isekai yang dia alami hari ini. Namun ardi tahu bahwa dia harus menunjukan sikap yang tepat agar warga desa barunya merasa aman dan nyaman.
"Jadi, mau mulai dari mana?" tanya Yui dengan senyum kecil, matanya berbinar penuh semangat.
Ardi menghela napas panjang. "Pertama, kita atur dulu bahan makanan."
Dia membuka [Inventory] dan memilih Basic Supply Crate (Common). Dalam sekejap, sebuah peti kayu besar muncul di hadapannya, sedikit berdebu akibat perjalanan dimensi. Beberapa penduduk yang berkumpul di sekitar rumahnya segera bergerak mendekat.
"My Lord, apakah ini bahan makanan?" tanya Megumi, wanita muda yang kini menjadi koki desa.
"Iya, ini bahan makanan dasar. Tolong kalian rapikan di dalam rumahku, atur supaya mudah diakses," kata Ardi dengan suara tenang.
Megumi tersenyum dan menundukkan kepala dengan hormat. "Baik, My Lord. Saya akan mengaturnya bersama yang lain."
Beberapa wanita seperti Haruka, Aoi, dan Ayame segera membantunya. Mereka membuka peti itu dan mulai menyusun kantong beras, gandum, daging kering, serta berbagai bumbu seperti garam, gula, dan minyak ke dalam dapur rumah Ardi.
Yui menyenggol lengan Ardi dengan sikunya yang kecil. "Kau mulai terlihat seperti kepala keluarga, lho."
Ardi tertawa kecil. "Apa aku harus memanggil mereka anak-anakku sekarang?"
"Ehh, mungkin 'warga desa' lebih cocok." Yui mengedipkan sebelah mata, bercanda.
Ardi menghela napas sambil tersenyum, lalu kembali fokus. Dia kemudian mengeluarkan dua peti besar yang masing-masing berisi 1200 unit bahan makanan dan 800 unit kayu dan 600 unit batu.
Yui menjelasakn dengan lembut di telinga ardi. "Master kamu harus tahu bahwa 1 unit makanan bisa berupa bahan makanan yang cukup memenuhi kebutuhan 1 hari warganya. Sedangkan 1 unit kayu setara dengan 1 meter kubik kayu siap pakai. Hal ini juga berlaku sama dengan batu"
Dhuak! Dhuak!
Peti-peti besar itu mendarat di tanah, menarik perhatian seluruh penduduk.
"Baik, ini adalah suplai tambahan. Bahan makanan di dalam sini cukup untuk memastikan tidak ada yang kelaparan. Makanan ini bisa diolah atau dimakan langsung jika perlu," jelas Ardi.
Ia menepuk salah satu peti makanan. "Ada daging kering, sayuran, kacang-kacangan, beras, ikan asin, dan beberapa bumbu masak lainnya. Selain itu, ada juga peralatan dapur yang bisa kita gunakan."
Megumi dan beberapa wanita desa tampak lega. "Terima kasih, My Lord. Dengan ini, kami bisa memastikan semua orang mendapat makanan yang cukup."
Ardi kemudian berpindah kedua peti lainnya. "Dan ini adalah bahan bagunan. Ini bukan kayu dan batu mentah , tapi sudah siap pakai. Kalian hanya perlu membayangkan bagaimana bentuk dan ukurannya saja saat ingin mengambil dari kedua box ini."
Para tukang kayu, Daichi, Tsubasa, Genji, dan Rin, mengangguk puas. "Bahan seperti ini akan sangat mempercepat pembangunan, My Lord," ujar Katsuo sambil menepuk kayu itu.
Ardi tersenyum tipis. "Bagus sekali! Sekarang, kita akan mulai membangun fasilitas dasar."
Ia melihat ke arah semua penduduk yang telah berkumpul. Dengan napas dalam, ia berbicara dengan nada tegas namun hangat.
"Pertama, setiap orang perlu memiliki tempat tinggal. prioritaskan pembangunan Town Hall sebagai tempat tinggal sementara kalian, baru setelah itu kalian bisa memulai pembangunan rumah secara bertahap. Town Hall juga akan berfungsi sebagai pusat administratif dan ekonomi desa kita. Jadi tolong priortitaskan menyelesaikannya sebelum membangun hal lain," jelasnya.
Para tukang kayu dan beberapa pria berbadan kuat langsung mengangguk. "Dimengerti, My Lord!"
"Kedua, kita butuh tempat kerja. Bangun Lumber Camp untuk mengolah kayu dan Stone mine untuk menambang batu. Keduanya penting sekali untuk kebutuhan sehari-hari desa. "
"Baik, kami akan segera mengerjakannya!" seru Daichi dengan semangat.
Ardi melanjutkan, "Jika ada yang ingin membangun Shrine, aku sangat menyarankannya. Aku ingin desa ini tetap memiliki tempat untuk berdoa dan bersyukur."
Penduduk desa tampak terkejut dan terharu. Kaede, salah satu pengintai, menunduk hormat dengan wajah ceria. "Terima kasih, My Lord! Kami akan membangunnya dengan segenap hati."
Ardi tersenyum. "Aku ingin kalian semua merasa nyaman di sini."
Setelah memberikan tugas kepada para pembangun, Ardi beralih ke kelompok Ashigaru dan Scout.
"Ryunosuke, kau dan yang lain akan melakukan survei di sekitar desa," katanya dengan nada serius namun bersahabat. "Aku ingin kalian mencari sumber daya alami seperti sungai, tambang, atau tanaman liar yang bisa dimanfaatkan."
Ryunosuke menepuk dadanya penuh semangat. "Dimengerti, My Lord!"
"Tapi ingat," lanjut Ardi, "utamakan keselamatan kalian. Jangan pergi terlalu jauh dan segera kembali jika menemukan sesuatu yang mencurigakan."
Para Ashigaru dan Scout saling bertukar pandang sambil mengangguk.
"Kami tidak akan mengecewakan Anda, My Lord!" ujar Kaito dengan antusias.
Ardi melihat ke sekeliling, merasa sedikit terharu. Kurang dari satu hari sejak ia menggunakan Japanese Civilization Starter Kit, desa ini mulai benar-benar terbentuk. Para penduduk bergerak penuh semangat, membangun rumah, menyusun bahan makanan, dan merancang fasilitas yang akan menjadi dasar peradaban mereka.
Yui yang kini duduk di bahunya tersenyum lembut. "Kau sudah melangkah sejauh ini, Ardi."
Ardi tersenyum kecil, menatap langit yang mulai berubah warna menjadi jingga keemasan. "Ya… Tapi ini baru permulaan."
Masa depan desa ini, dan peradaban yang akan dibangun, kini ada di tangannya.
Ia lalu memandang lingkungan sekitar dengan penuh harapan, berkata lembut seolah berbicara pada dirinya sendiri. "Desa ini akan aku beri nama Desa Takamine, karena aku ingin membangun desa yang indah di atas bukit dengan pemandangan luas ke seluruh pulau."