WebNovelBADRIYAH100.00%

CHAPTER 13 END FINALLY

Masih belum hilang rasa kagetku begitu mengetahui kalau suamiku mas Aril ternyata suka jika melihatku bermesraan, bahkan melakukan hal mesum dengan pak Anugra. Namun dibalik itu aku merasa bersyukur. Karena dengan begitu berarti aku tidak perlu khawatir diceraikan oleh mas Aril atas kesalahanku itu. Tapi bagaimana respon pak Anugra ya jika dia tau kalau mas Aril justru suka jika aku melakukan hal mesum dengan pak Anugra? Apakah hal ini perlu kuberitau kepada pak Anugra atau jangan sampai pak Anugra tau? Jika pak Anugra tau aku khawatir pak Anugra bisa semakin menggila, walaupun dampaknya semua akan senang tentunya hihihi... Dan apakah mas Aril juga senang jika aku sampai bersetubuh dengan pak Anugra? Atau cukup bermesum ria saja? Karena jujur ada rasa penasaran bagaimana rasanya jika kemaluanku dimasukkan penis besar dan perkasa pak Anugra. Ahh... Membayangkan nya membuatku horny.

"Sayang, aku punya ide. Kamu kan tadi katanya pegal - pegal badan kamu. Gimana kalo kamu diurut pria lain aja? Sekalian merayakan hehehe..." Ucap suamiku.

"Merayakan apasi ih? Lagian diurut pria lain siapa? Aku masih ada rasa canggung pasti" Ucapku.

"Emm... Yaudah diurut pak Anugra aja sayang, dia bisa kok ngurut. Dulu aku sering setelah sepedahan dia urut. Kalo sama pak Anugra pasti gak canggung dong, kan sudah pernah bugil bareng hehehe..." Ucapnya sambil mengangkat kedua alisnya meledek ku. "Ihh..." Dan kembali kucubit suamiku.

"Tapi sayang beneran gak marah?" Tanyaku kembali karena khawatir.

"Engga sayang. Aku ikhlas. Malah aku seneng dan makin sange jadinya" Ucapnya sambil mencium pipiku.

Aku pun tersenyum "Yasudah sayang kalau memang itu mau kamu. Mau kapan?" Tanyaku.

"Hari ini aja sayang, kan kamu pegal - pegalnya sekarang. Makin cepat makin baik hehe..." Dan suamiku pun langsung menghubungi pak Anugra untuk minta mengurut.

___________________________________________________________________________

Pak Anugra tiba diiringi langit yang menjingga. Dia baru bisa datang sore karena harus merapihkan rumah mertuaku dan membantu mertuaku memindahkan beberapa barang - barang.

"Permisi den Aril. Assalamu'alaikum" Panggil pak Anugra sudah datang.

"Wa'alaikumsalam. Iya pak langsung masuk aja" Jawab suamiku dari ruang tengah.

Saat ini aku sedang didalam kamar dengan mengenakan pakaian minim atas permintaan suamiku, aku tidak terlalu tau rencananya. Yang jelas nantinya aku akan diurut pak Anugra didepan suamiku. Kudengar pak Anugra sudah masuk kedalam rumah.

"Ayo den. Mau diurut disini?" Tanya pak Anugra.

"Dikamar saya aja pak. Pak Anugra mau minum dulu? Saya buatkan minum dulu ya" Tanya suamiku.

"Gak usah den. Nanti kalau mau minum saya ambil sendiri" Pak Anugra menolak halus.

"Stt... Udah bapak tenang aja, sesekali aku buatin minum. Bapak duluan aja kekamar saya, sekalian siapin aja pak apa yang perlu disiapkan" Ucap mas Aril.

"Iya den siap" Ucap pak Anugra.

Kudengar gagang pintu berbunyi dan kulihat pintu mulai terbuka. Aku tau rencana mas Aril sekarang. Dia ingin membuat pak Anugra terkejut. Pantas saja suamiku tadi memindahkan CCTV nya kedalam kamar. Dan dengan sigap kuambil pose menggoda agar pak Anugra semakin terpana.

Begitu pintu terbuka kulihat pak Anugra terpana dan seperti orang salah tingkah. Dia terus memperhatikan diriku yang sedang diranjang dengan pakaian minim ini.

"Sini pak" Ucapku dengan tersenyum dan menepuk tepian kasur memintanya mendatangiku.

Kulihat dia salah tingkah dan dia berkata "Ehh... Emm... Jangan non, ada den Aril" Dan dia langsung keluar kamar lagi sambil menutup pintu.

Tak lama kemudian kudengar suara mas Aril berkata "Lah kok belum masuk pak? Masuk aja pak, gak apa kok".

"Ii... Iya den, bareng den Aril aja" Tadi mau masuk ternyata ada non Badriyah.

"Ohh.. Hahaha. Yaudah pak gak apa - apa, lagian kan aku mau minta tolong bapak buat urut Badriyah istriku, badannya agak sakit katanya pulang dari curug kemarin" Ucap suamiku.

"Ehh... Saya kira den Aril yang mau diurut. Gak apa - apa den saya urut non Badriyah?" Tanya pak Anugra.

Kulihat pintu kembali terbuka dan terlihat sosok suamiku yang berkata "Iya pak gak apa - apa, lagian kaya sama siapa aja pak Anugra haha..."

"Sayang, itu pak Anugranya sudah datang" Ucap suamiku padaku.

"Iya mas, ini aku udah siap kok. Minyak urutnya juga sudah siap" Ucapku.

Dan mas Aril kembali memanggil pak Anugra "Sini pak Anugra, masuk"

Setelah itu pak Anugra masuk kekamar kami. Cukup lucu kulihat bagaimana ekspresi dan tingkah pak Anugra. Dia seperti orang ketakutan dan tak tau harus berbuat apa. Padahal jika tidak ada suamiku dia selalu meminta hal mesum padaku. Dasar pak Anugra hihi... Kulihat mas Aril langsung duduk dikursi yang telah dia siapkan. Dan kurasa inilah saatnya permainan dimulai. Jujur ada perasaan canggung kurasakan saat ini. Bukan soal melepas pakaian dihadapan pak Anugra, tapi juga dalam kondisi ada suamiku mas Aril. Tapi aku tetap berusaha terlihat santai dan kubuka pakaian yang kugunakan. Kutarik sisi bawah pakaianku keatas hingga celana dalam yang kugunakan dapat terlihat. Kulihat pak Anugra dan suamiku sama - sama terpana dengan diriku. Ada rasa senang saat ini kurasakan yang bercampur dengan khawatir. Kulanjutkan mengangkat pakaianku hingga terlihat bra yang kugunakan, dan kulangsung loloskan pakaianku. Yap, kali ini aku sudah telanjang dan hanya memakai pakaian dalam dihadapan suamiku dan pak Anugra. Tak ada kata yang keluar dari kami. Baik suamiku ataupun pak Anugra masih diam terpana melihatku.

"Ehh... Ayo pak diurut, saya disini cuma lihat aja kok" Ucap suamiku tersadar dari lamunan nya.

Langsung kuambil posisi tiduran bersiap untuk pak Anugra pijat dihadapan suamiku. Dan disusul jawaban pak Anugra "Ii... Iya den" Dan pak Anugra naik keatas ranjang. Pak Anugra mulai membaluri tangan nya dan tubuhku dengan minyak. Diawal dia pijat bagian Pundak ku yang putih mulus. Akhirnya setelah sebelumnya hanya kuperbolehkan melihat tubuhku, kini pak Anugra dapat menyentuh tubuhku dengan tangan nya. Selesai dengan pundak, kini pak Anugra mengurut tanganku. Saat tanganku diurut beberapa kali kurasakan punggung tanganku menyentuh benda keras milik pak Anugra, iya itu penisnya. Setelah dari tangan kukira pak Anugra akan mengurut pinggangku, ternyata dia lanjut kebagian kaki. Cukup lama pijatan nya berasa ditelapak kaki dan pergelangan kakiku. Memang bagian ini kurasa cukup perlu diurut.

"Aduhh... Ahh... Iya Pak enak banget disitu" Ucapku pada pak Anugra.

Tiba - tiba saja suamiku merespon "Enak apa sakit sayang? Enak kok aduh - aduh gitu? Atau sakit tapi enak?". Kulihat mas Aril berkata seperti itu sambil tersenyum dan memainkan alisnya. Hmm... Sepertinya mas Aril ingin memancing suasana, baiklah akan kuladeni permainan mas Aril.

"Ahh... Iyaah sayang sakit tapi enak ughh..." Ucapku sambil mendesah menerima pijatan dari pak Anugra.

"Pak Anugra emang jago bikin enak sayang ahh..." Kukeluarkan desahan terbaik ku.

Kurasakan pijatan pak Anugra sempat terhenti begitu kuucap seperti itu.

"Sudah non Badriyah dipijatnya. Semoga enakan dan cepat pulih" Ucap pak Anugra menyelesaikan pijatan nya.

"Lah sudah pak?" Ucapku.

"Tanggung pak sekalian saja badan istri saya, tadi katanya pada pegal - pegal juga badan nya. Sekalian seluruh tubuh aja" Sambung suamiku berkata pada pak Anugra.

"Ehh... Semuanya aja nih den?" Tanya pak Anugra pada suamiku.

"Iya pak sekalian aja, biar enak semua badan istriku. Saya mau beli makan dulu ya pak untuk nanti malam. Nanti bapak makan disini aja bareng kita" Ucap suamiku yang pergi meninggalkan diriku yang sudah hampir telanjang bersama pak Anugra.

Kurasa suamiku mengerti apa yang dirasa pak Anugra. Dia pasti paham kalau ada rasa takut dan segan dari pak Anugra jika harus berbuat mesum denganku dihadapan mas Aril. Dan pastinya mas Aril tidak perlu khawatir tertinggal pertunjukan karena sudah ada CCTV portabel yang dia letakkan dikamar ini. Aku dan pak Anugra sempat terdiam sesaat. Dan pak Anugra berkata "Ini engga apa - apa non mas Aril? Saya pijat non Badriyah cuma pake BH dan kancut gini? Takut saya non".

"Tapi tadi mas Aril gak gimana - gimana si pak, berarti boleh - boleh aja" Ucapku pada pak Anugra. Pak Anugra pun lanjut memijat tubuhku.

"Kira - kira den Aril beli makan nya lama gak ya non?" Tanya pak Anugra.

"Kurang tau deh pak, paling kedepan. Kenapa memang pak?" Tanyaku menahan tawa yang tau kekhawatiran pak Anugra.

"Ohh... emm... Engga apa - apa non hehe..." Ucap pak Anugra melanjutkan pijatan nya.

"Ahh... Uhh... Iya pak itu enak banget pak ahh..." Desahku lagi menerima pijatan pak Anugra.

Selanjutnya pak Anugra memintaku untuk duduk. Setelah ku ambil posisi duduk, pak Anugra melanjutkan pijatannya. Ku buka desahanku untuk merangsang pak Anugra.

"Ahh... Emhh.... Enak pak terus ouhh...." Desahku.

Rupanya pak Anugra mulai gelisah dengan desahanku, sesekali kurasakan pak Anugra menggesek kan penisnya yang masih terbungkus celana ketubuhku.

"Ahh... Bapak gak tahan non" Dan seketika pak Anugra langsung meremas payudaraku yang terbungkus BH.

"Emhh... Aduh enak pak. Berani ya pak Anugra sekarang remas - remas payudara aku hihi..." Godaku pada pak Anugra.

"Udah gak tahan non bapak oughh.... Toket non kenyal dan bagus banget aghh...." Ucapnya sambil terus meremas payudaraku.

"Ahh... Terus pak remes tetek aku, mainin pak" Ucapku diiringi desahan.

Tak kusangka pak Anugra semakin berani. Dia keluarkan payudaraku dari bra yang kugunakan dan kembali dia remas payudaraku. Kini kulit mulus payudaraku bersentuhan langsung dengan tangan pak Anugra. Bukan hanya remasan, pak Anugra juga memainkan puting payudaraku dengan gemasnya membuat diriku semakin terangsang.

"Akhh... Emhh... Geli pak aduhh... Ahh..." Kunikmati permainan jari pak Anugra pada puting payudaraku.

"Ahh... Akhirnya kesampaian bapak remes - remes toket non Badriyah ahh..." Ucap pak Anugra menikmati kenyalnya payudaraku.

Sangat geli kurasakan pada puting payudaraku hingga aku terkapar diatas kasurku. Tetapi pak Anugra tetap memainkan puting dan payudaraku dengan tangan dan jari - jemarinya. Cukup lama pak Anugra melakukan aktifitasnya hingga aku dibuat lemas olehnya.

"Ahh... Pak sudah pak geli, aku capek huhh... Hahh... Hah..." Ucapku pada pak Anugra sambil memejamkan mata menahan lelah.

Dan seketika kurasakan pak Anugra berhenti memainkan payudaraku. Srett... "Hahh...??" Kurasakan celana dalamku ditarik hingga terlepas dariku. Dan ketika kulihat ternyata benar saja, pak Anugra telah meloloskan celana dalamku hingga kini kemaluan mulusku terpampang dihadapan pak Anugra. Sepertinya pak Anugra melupakan rasa khawatirnya terhadap suamiku saking bernafsunya. Kini tangan kiri pak Anugra kembali memainkan puting payudaraku dan tangan kanan nya bermain divaginaku.

"Oughh... Akhh... Enak banget emhh... pak ahh..." Desahku merasakan nikmatnya permainan jari pak Anugra dikedua area sensitifku. Kulihat wajah pak Anugra dia tampak tersenyum puas penuh kemenangan. Ya, ini pertama kalinya pak Anugra menyentuh vaginaku dengan tangan dan jari - jarinya.

Kurasakan permainan tangan nya berhenti sejenak, ternyata pak Anugra sedang meloloskan celananya hingga kini batang kemaluan nya terlihat sudah mengacung tegak membuatku membayangkan bagaimana rasanya jika batang itu sampai masuk ke kemaluanku dan tergesek didalamnya ughh... Pak Anugra melanjutkan kembali aktifitasnya memainkan kedua area sensitifku.

Dan krekk... Suara pintu terbuka dan telah berdiri mas Aril disana. Pak Anugra yang sadar langsung diam ketakutan. Saking shocknya pak Anugra sampai tidak bisa berkata - kata. Hanya mulut menganga dengan wajah ketakutan. Aku yang merasa sangat lelah dalam kenikmatan tidak bisa berkata - kata dan hanya mendengus kelelahan "hahh... Hah... Ha... Huhh... Emmhh...". Pak Anugra yang mulai tersadar berkata "Maaf den Aril, bapak beneran minta maaf. Bapak gak bermaksud kurang ajar ke non Badriyah den. Bapak mohon maaf" Awalnya suamiku sangat terpana dengan pemandangan yang ada, namun langsung dia alihkan dengan berkata "Ohh... lagi pijat payudara dan vagina ya pak? Wah bagus tu nanti semakin kenceng dan besar dong tetek istri saya hahaha... dan vaginanya juga pasti bakal lebih ngejepit habis dipijat ya pak? Yaudah dilanjut pak". Suamiku kembali duduk dikursinya dan memperhatikan kami. Lucunya ketika kulihat penis pak Anugra ternyata sudah lemas tidak seperti tadi, mungkin karena panik ketakutan hihi. Aku yang ingin membuat suamiku senang langsung meminta pak Anugra melanjutkan perbuatan nya. Kali ini kuambil posisi duduk menghadap suamiku dan pak Anugra kembali memainkan payudaraku dari belakang.

"Ini beneran gak apa non?" Bisik pak Anugra padaku. Dan hanya kujawab dengan sedikit anggukan dan senyuman.

Kurasakan permainan tangan pak Anugra tidak seperti tadi. Mungkin karena masih ada perasaan takut dan canggung dengan suamiku. Dan sebuah ide terlintas dikepalaku. Aku bangun dari ranjang dan menghampiri suamiku, dan kutarik untuk duduk ditepian ranjang. Langsung kuloloskan celana yang digunakan suamiku beserta celana dalamnya.

"Mass... Ini boleh kan pak Anugra pijat payudara dan vaginaku? Hihi" Ucapku menggoda suamiku dihadapan pak Anugra sambil kuelus - elus penis standar suamiku.

"Aghh... Iya sayang boleh kok, kan bagus juga buat tubuh kamu nantinya ahh..." Desah suamiku menikmati elusan tanganku dikemaluan nya.

"Iya sayang, tapi boleh gak kalau pak Anugra dapat lebih dari pada sekedar memijat aku? Aku sange mas cupp..." Ucapku dilanjut dengan kecupan pada kepala penis suamiku. Dan langsung kukocok penisnya.

"Aghh... Iya sayang oughh... Enak sayang terus aghh..." Desah suamiku keenakan.

"Gimana sayang? Boleh gak?" Tanyaku lagi masih dengan mengocok penis mas Aril.

"Ahh... Iya sayang boleh kal.. Oughh.... Kalo kamu mau" Ucap suamiku menahan desahan nya.

Mendengar jawaban suamiku kulihat pak Anugra seperti terkejut dan senang, dan kulihat penis pak Anugra sudah kembali tegak dengan mantapnya. Selanjutnya kulahap penis suamiku hingga dia semakin keenakan.

Tidak terlalu lama kuoral penis suamiku. "Sudah ya mas aku lanjut lagi dulu hihi..." Ucapku padanya. Lambat laun aku mulai terbiasa dengan permainan ini. Selain karena aku menikmati atas rasa penasaran yang melandaku, aku juga ingin membuat suamiku mas Aril semakin senang.

"Ayo pak lanjut yuk" Ajak ku pada pak Anugra sambil kubuka bra tipis yang kugunakan.

Dari perbuatanku melepas bra tipisku sepertinya pak Anugra menyangka aku memintanya untuk bermain - main lagi dengan payudaraku hingga tangan nya langsung menyergap payudaraku.

"Ehmm... Akhh... Iya Pak geli pak enak ahh..." Desahku menikmati permainan tangan pak Anugra pada payudaraku.

Setelah sekitar 5 menit pak Anugra berkata "Ehh... ya ampun lupa ada den Aril. Maaf ya den, bapak mohon izin hehe..." Ucap pak Anugra pada mas Aril.

"Hehemm... Iya pak dilanjut aja" Jawab suamiku.

Kurasa pak Anugra masih ada sedikit rasa canggung walau sekarang sudah semakin berani, tidak seperti tadi. Happ.... Tiba - tiba saja pak Anugra melahap payudaraku. Dia seperti tidak memperdulikan adanya minyak disana.

"Pakk tetek akuhh... Akhh... Emhh... Masih berm... Berminyak pak uhh... Akhh..." Ucapku pada pak Anugra, namun dia tetap saja melakukan aktifitasnya. Hihi... saking sukanya ya pak Anugra sama payudaraku ini.

Kini bibir dan lidah pak Anugra mulai bergrilya menelusuri leherku, cukup lama dia merangsang leherku dengan cumbuan nya. Emhh... Akhh... Sambil kuremas rambut tipis pak Anugra dan kupeluk tubuhnya menikmati sensasi cumbuan pak Anugra dileherku. Dia kembali turun mencumbu payudaraku dan kembali menghisapnya dan memainkan lidahnya disana. Dia lakukan bergantian menghisap payudaraku kiri dan kanan diselingi dengan remasan. Ohh... iya, aku sampai lupa dengan suamiku. Ketika kulihat mas Aril ternyata sedang mengocok kemaluan nya ditepian ranjang. Tatapan nya begitu antusias. Kurasakan cumbuan pak Anugra terlepas sekejap. Ketika kulihat dia melihat kearahku dan tersenyum puas. Setelah itu dia lanjut kembali mencumbu perut mulusku dengan mulutnya. Sedikit demi sedikit cumbuan pak Anugra semakin turun hingga dia sampai dikemaluanku.

"Emmhhh... Akhh... Iya Pak enak ahh... Terus pak oughh... Enakkhh..." Desahku merasakan lidah pak Anugra menyapu kemaluanku.

Saat sedang menerima rasa yang sangat nikmat luar biasa, kurasakan ada cairan hangat menerpa wajahku. Dan ternyata itu adalah sperma mas Aril yang sudah memuncrat hingga mengenai wajahku.

"Akhh... Pak aku ahh... Kaya mau pipis pakhh... Emhh..." Desahku sambil menahan rasa orgasme yang akan melandaku.

"Hehehe... enak ya non memeknya saya jilatin? Slurpp... Slurrppp..." Ucap pak Anugra menghentikan kegiatan nya sekejap dan melanjutkan nya kembali.

"Hemmph... Iya pak enak... Oghh..." Jawabku sambil kurasakan seperti setengah nyawaku menghilang mengiringi orgasme yang kudapat.

"Wahh... Makin basah ni, udah keluar ya non?" Ucap pak Anugra yang telah berhasil membuatku orgasme.

"Hah... Hahhh... Hemmphhh..." Dengus nafasku.

Saat kulihat kearah mas Aril ternyata suamiku itu sudah tertidur setelah berhasil mengeluarkan spermanya. Dan begitu kulihat kearah pak Anugra, ternyata pak Anugra sedang memainkan kelamin nya.

"Huhh... Huh... Bapak belum keluar ya?" Tanyaku pada pak Anugra.

"Hehe... iya non, bapak izin sekalian ngeluarin ya" Ucapnya.

Kujawab dengan senyuman dan anggukan tanda setuju. Jujur tubuhku masih cukup lemas. Kulihat pak Anugra mulai memainkan kelamin nya dengan lebih semangat.

"Ahh... Mantep banget body non Badriyah ahh..." Ucapnya sambil memperhatikan tubuhku yang tidak terbungkus pakaian.

Sudah 10 menit pak Anugra memainkan kelamin nya tapi belum ada tanda - tanda dia akan mengeluarkan spermanya. Kuperhatikan setiap gerakan tangan pak Anugra, dan kuperhatikan juga kemaluan nya yang masih mengeras dan terlihat tangguh.

"Emphh... Ohhh..." Tanpa sadar tanganku memainkan vaginaku. Aku mulai kembali terangsang melihat aksi pak Anugra.

Ingin rasanya aku meminta mas Aril untuk menyetubuhiku, tetapi dia masih terlelap dan tidak tega jika harus kubangunkan. Apa iya aku harus mendapatkan nya dari pak Anugra?. Tidak tahan rasanya diriku ingin disetubuhi. Tapi aku masih takut jika ternyata mas Aril tidak mau kalau sampai aku bersetubuh dengan pria lain. Seakan - akan tau akan kegelisahanku, pak Anugra mendekat dan berbisik kepadaku.

"Kenapa non keliatan gelisah dan bingung gitu? Mau ngentot tapi mas Arilnya tidur ya? Hehehe..." Bisik pak Anugra.

Hanya kubalas dengan anggukan perkataan pak Anugra. Lalu kembali kulihat dengan tatapan cemas kearah mas Aril yang masih tertidur. Seketika pak Anugra mengangkat tubuhku keluar kamar, "Kemana pak Anugra menggondongku?". Dan ternyata dia membawaku kekamar sebelah, kamar pak Anugra dulu. Lalu dia menidurkanku kembali pada kasur di kamar tersebut. Pak Anugra tersenyum lebar sambil menatapku. Ya aku tau maksud pak Anugra membawaku kekamar ini, dan aku memang sangat tidak tahan. Hingga kutarik pak Anugra mendekat dan memposisikan tubuhnya diantara selangkanganku. Kulihat senyumnya semakin melebar dan dia berkata "Non Badriyah mau ngentot sama saya? Hehe...".

"Heemm..." Jawabku sambil mengangguk memelas.

"Non yang minta ya hehehe..." Ucap pak Anugra senang.

Pak Anugra menggenggam penis besarnya kearah vaginaku. Dia gesek – gesek kan hingga timbul rasa nikmat dan deg - degan dalam diriku.

"Oughh... Sebent ahh... Sebentar pakhh..." Ucapku kesakitan merasakan kepala penis pak Anugra mulai masuk ke kelaminku.

Pak Anugra kembali mencabut kepala penisnya. Tidak kusangka ternyata sakit, kukira setelah diriku diperawani maka bersetubuh hanya akan terasa nikmatnya saja. Kembali pak Anugra menggesek kan kepala penisnya pada kemaluanku. Dan "Hempphhhh..." Kutahan rasa sakit yang melanda. Pak Anugra mulai memainkan kepala penisnya dikemaluanku. Dia maju mundurkan sedikit demi sedikit. Setelah beberapa saat aku mulai terbiasa dan menikmati gesekan penis pak Anugra pada vaginaku. Kini kurasakan kemaluan pak Anugra sudah mulai masuk ke kemaluanku."Ahh.... Akhh.. Haduhh... Enak pak ahh...." Ucapku pada pak Anugra yang mulai menggenjotku.

Kulihat kebawah ternyata penis pak Anugra sudah masuk setengahnya. Dan ini sangatlah nikmat. Cukup lama pak Anugra menggenjotku hingga aku merasa mulai terbiasa dan hanya nikmat yang kurasakan tanpa adanya rasa sakit. Hingga tiba – tiba...

"Aghh... Pakk ahh... Sakitt..." Rengek ku karena dengan tiba - tiba pak Anugra mengehentak kan penisnya hingga masuk seluruhnya.

Aku terus merengek merasakan sakit pada vaginaku. Kurasakan penis pak Anugra benar - benar membelah rahimku. Pak Anugra mendiamkan Gerakan nya sesaat, sepertinya dia menunggu rasa sakit yang kurasa memudar dan ketika sudah terasa lebih baik pak Anugra kembali menyetubuhiku.

"Ahh... Ohh... Enak banget non memeknya. Gak nyangka banget bapak bisa ngentotin non Badriyah sekarang. Ngejepit banget memeknya non ahh..." Ucap pak Anugra menikmati persetubuhan kami.

"Akkhhh... Iya pak. Akuhh... Ahh... Aku juga enak pak emhh... Penis bapak enak banget ahh... Penuh vaginaku ahh..." Ucapku merasakan kenikmatan dari penis pak Anugra.

Permainan pak Anugra sangatlah halus sehingga aku dapat merasakan tiap gesekan penisnya dikemaluanku. Karena terlalu menikmati dan terangsang kutarik wajah pak Anugra dan kami berciuman. Kupeluk tubuhnya hingga sangat rapat dengan tubuhku. Tentunya pak Anugra dengan semangat membalas bibirku dengan kelaminnya masih keluar masuk kelaminku.

"Emphh... Slurp... Ahh..." Suara kami saling bertukar liur.

Sudah tidak kupedulikan statusku dan pak Anugra saat ini. Yang kutau pak Anugra saat ini adalah pejantanku yang akan memuaskan hasratku. Cukup lama permainan kami berlangsung. Setelah hampir setengah jam aku merasa sampai puncak orgasme dan tubuhku mengekang. "Akhh... Ohh... Ahh... Aku sampai pak ahh...". Hingga aku merasa semakin lemas setelah 2x orgasme, sedangkan pak Anugra belum. Pak Anugra tidak memberi jeda, dia terus menyetubuhiku. Plopp... "Ganti posisi ya non". Dia balik tubuhku, dan mengangkat pinggangku.

"Hempp...." Suara kami ketika pak Anugra memasukkan penisnya kembali. Aku sudah sangat lemas setelah 2x klimaks, tapi tetap rasa nikmat ini menjalar kembali.

Plokk... Plokk... Plokk.. Suara pertemuan tubuh kami menghiasi ruangan ini diiringi dengan desahan kami berdua yang merasakan nikmat dari satu sama lain. Sambil terus menyetubuhiku, pak Anugra mulai menggenggam dan meremas payudaraku dari belakang. Hingga sekitar 15 menit kemudian "Hahhh... Hah... Bapak mau sampai non uhh..." Ucap pak Anugra menjelang klimaksnya. Dengan sigap langsung kulepaskan kelamin kami.

"Jangan didalem pak, aku khawatir. Pakai tangan aja ya keluarin nya" Ucapku khawatir jika pak Anugra meneruskan dan mengeluarkan spermanya didalam rahimku. Bisa gawat jika aku memiliki anak dari pak Anugra kan?

Tak ada penolakan dari pak Anugra dan dia mendekatkan penisnya ketanganku. Setelah 5 menit lamanya kukocok kemaluan pak Anugra diapun menyemprotkan spermanya ketubuhku. Crott... Crot... Crottt... "Ahh... Puas nonn.." Ucapnya.

Kami saling bertukar senyum satu sama lain dan pak Anugra mendaratkan sebuah ciuman ke pipiku. Ku tarik wajahnya dan kami kembali berpatutan untuk waktu yang singkat.

"Aku kembali kekamarku ya pak, khawatir mas Aril curiga dan tau hihi..." Ucapku pada pak Anugra.

"Hehe... iya non. Makasih ya non, bapak bener - bener puas non bisa ngentotin non Badriyah yang luar biasa" Ucap pak Anugra.

Aku tersenyum mendengar perkataan nya. Segera diriku kembali kekamarku dan tiduran didekat mas Aril yang masih terlelap.

___________________________________________________________________________

"Sayang... Sayang... Mandi dulu sana. Sayangg... Sayangku..." Aku terbangun karena suamiku membangunkanku. Sangat lelah kurasakan setelah apa yang terjadi. Akhirnya aku dan suamiku mandi bersama.

Setelah mandi kami duduk diruang tengah, sedangkan pak Anugra merapihkan kamarku dan mas Aril setelah apa yang telah terjadi. Kulihat senyum mas Aril terus terpancar, dan dia semakin mesra dan romantis. Kurasa mas Aril memang benar senang jika aku bermesum ria dengan pak Anugra hihii... Kami bertiga sempat berbincang sebentar sambil makan malam. Kami membicarakan tentang apa yang baru saja terjadi. Namun aku dan pak Anugra tidak memberi tau persetubuhan kami dikamar sebelah.

"Pak Anugra nanti kalo sange minta tolong keistriku aja pak hahaha..." Ucap mas Aril menawarkan pak Anugra.

"Wahh... Siap itu mah den. Senang bukan main bapak bisa lihat dan sentuh - sentuh tubuh seksi non Badriyah yang cantik hehe..." Jawab pak Anugra sambil terus memperhatikanku yang memakai pakaian terbuka setelah mandi.

"Tadi bapak penetrasi keistriku gak?" Tanya mas Aril. Aku dan pak Anugra sempat terdiam.

"Engga den, tapi saya tadi ngecrot ditubuh non Badriyah hehe... Gak apa kan den?" Ucap pak Anugra.

"Ohh... Haha... iya pak gak apa - apa kok, tenang aja" Jawab suamiku.

Aku hanya tersenyum mendengar pembicaraan yang ada. Hingga akhirnya pak Anugra izin pamit pulang. Malam itu suamiku terus semakin manja dan mesra padaku. Tak kusangka semua berakhir sebahagia ini. Tapi tunggu dulu. Ini sebuah akhir atau awal permulaan ya? Hihihi...

Bersambung...

JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI...

KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA...

JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN

INSTAGRAM : @WIDASU.ID

INFORMASI!!! NANTI AKAN ADA KONTEN PREMIUM BERGENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL DARI KARAKTER YANG UDAH GW BUAT DI KARYA INI...

JADI BUAT KALIAN YANG MINAT BELI KONTEN PREMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW ATAU KE PLATFORM SEBELAH YAITU KARYAKARSA!!!

TERIMAKASIH KEPADA PEMBACA YANG SUDAH DUKUNG KARYA INI…