CHAPTER 02 GANTI BAJU

Hujan turun semakin lebat. Kilatan cahaya lampu mobil dari arah berlawanan terlihat sesekali menyilaukan. Wiper kaca bergerak naik dan turun dan terpaksa semua kaca dinaikkan agar tak membuat kaca mobil berembun, juga untuk menghindari penumpang dari kebasahan tentu saja. Setidaknya situasi ini membuat mobil tersebut menjadi bebas asap rokok namun tetap saja tidak nyaman bagi Khairunniswah yang tidak memakai pakaian dalam sama sekali dan resleting gamis yang rusak sehingga memperlihatkan bagian perutnya mulus apabila ia mengangkat jilbabnya. Langit mulai gelap, biasan cahaya merah saga mulai terlihat diufuk barat. Khairunniswah mulai merasa lelah, udara dingin yang keluar dari AC yang tepat berada diatas kepalanya membuat ia mulai merasakan kantuk yang dahsyat. Berkali - kali mata Khairunniswah terpejam namun ia tetap berusaha tidak tertidur. Bukan hanya karena alasan yang sama seperti sebelumnya, tapi karena jika sedikit saja ia bergerak, jilbabnya bisa tersingkap sehingga bisa menyajikan pemandangan langka kepada dua laki - laki disampingnya. Perjalanan saat itu terasa sunyi, speaker DVD mobil sudah tidak lagi membunyikan musik house. Namun suara dari belakang mulai terdengar saat pria tua dibelakang berbicara kepada dua laki - laki yang duduk disebelahnya dalam bahasa daerah. Khairunniswah mengerti bahasa tersebut, bahasa yang sama seperti daerah asalnya, pertanda bahwa bapak tersebut dan kedua anak remaja disebelahnya juga berasal dari tempat yang sama dan sedang pergi ketujuan yang sama. Suara kresek terdengar dari belakang disusul suara kunyahan.

"Mas mau?" Kata bapak tua tersebut menawarkan beberapa roti didalam kNubaidillahng plastik putih kepada laki - laki disebelah Khairunniswah. Sesekali Khairunniswah melirik laki - laki tersebut, sepertinya dia adalah seorang kuli bangunan atau pekerja kasar yang lain nya.

"Mbak mau?" Bapak tersebut menawarkan makanan kepada Khairunniswah, namun Khairunniswah berusaha menolak dengan baik. Bukan, Khairunniswah bukan tidak mau tapi dia sebenarnya sudah merasa lapar namun ia khawatir jika ia mengangkat tangan nya, jilbabnya juga akan ikut terangkat dan memperlihatkan kulit tubuhnya melalui celah resleting gamisnya yang rusak.

Begitupun laki - laki disebelah kanan Khairunniswah, yang dari tadi terlihat misterius, memakai earbuds dan topi hitam. Tatapan nya tajam dan kejam. Ia pun menolak roti tersebut tanpa basa - basi sedikitpun. Langit mulai gelap dan hujan telah berhenti sejak 5 KM dibelakang. Khairunniswah masih berusaha agar tidak tertidur. Dia pun merasa lega saat mendapati sopir menyalakan lampu sign sebelah kiri lalu membelok kan mobilnya kearah sebuah kedai makan yang terlihat biasa - biasa saja. Kedai makan dengan cahaya yang agak remang - remang namun terasa ramah menyambut mereka. Khairunniswah pun lega, menyadari bahwa dia tidak lagi menjadi satu - satunya perempuan disana. Ada sebuah keluarga yang juga singgah disana dengan seorang wanita sebagai ibu dari keluarga tersebut dan dua anak perempuan yang usia nya masih belasan. Khairunniswah sempat berpikir apakah dia harus makan dahulu atau berganti pakaian dulu, namun setelah dia melihat sopir mobil sedang menyantap beberapa gorengan, dia memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Dia menemukan tempat duduk yang posisinya membelakangi semua orang sehingga dia tak perlu khawatir jika jilbabnya terangkat. Setelah selesai makan, Khairunniswah menghampiri sopir yang sedang asik merokok bersama para sopir - sopir lain yang memandangi tubuh Khairunniswah seakan - akan hendak menelanjanginya.

"Pak, bisa bukain pintu bagasi? Mau ambil barang ditas" tanya Khairunniswah dengan santun.

"Jangan panggil pak, dia masih muda. Panggil kakak dong harusnya" kata salah satu sopir dengan perut buncit dan hanya memakai kaos singlet putih tersebut.

Tanpa berkata apapun, sopir tersebut bangun dan berjalan kearah mobilnya lalu membuka pintu bagasi. Sayangnya, Khairunniswah baru mengingat bahwa ia menaruh semua pakaian dalam dibagian paling bawah ranselnya. Sehingga untuk mengambilnya, Khairunniswah harus membongkar semua pakaiannya tapi Khairunniswah merasa itu merepotkan. Baginya saat itu cukup dia bisa berganti dengan pakaian yang bisa membuat dia bergerak bebas. Setelah mengambil dua helai pakaian, berupa kemeja tunik krem dan rok warna navy, Khairunniswah meminta tolong kepada sopir untuk memasukkan kembali tas ranselnya kedalam bagasi.

"Bu, kamar mandi disebelah mana ya?" Khairunniswah bertanya kepada pemilik kedai makan yang langsung menunjuk kearah belakang.

Khairunniswah segera berjalan kearah belakang yang penerangan nya amat sangat minim. Dia menemukan sebuah bilik dengan pintu dari fiber yang bagian atasnya berlubang cukup besar. Ditambah lagi, pintu tersebut sudah terlepas dari engselnya.

"Ada apa dengan pintu toilet hari ini? Kenapa tidak ada yang benar sih? Gumam Khairunniswah. Khairunniswah merasa trauma dengan kejadian siang tadi. Dia pun membatalkan niatnya untuk berganti pakaian setelah sekilas ide melintas untuk berganti pakaian didalam mobil. Lagipula semua orang masih sibuk makan dan merokok. Sepertinya tidak akan ada orang yang masuk kedalam mobil selagi dia berganti pakaian.

Khairunniswah menghampiri pemilik kedai makan dan bertanya apakah mereka mempunyai sebuah kNubaidillahng plastik. Pemilik kedai membuka laci mejanya dan mengeluarkan sebuah kNubaidillahng hitam yang sudah kusut lalu memberikan nya pada Khairunniswah. Beruntung, pintu mobil tidak terkunci, sehingga Khairunniswah tidak perlu meminta sopir untuk membukanya. Lalu Khairunniswah masuk kedalam mobil, duduk dibelakang kursi sopir, meletak kan pakaian yang diambilnya dari tas disebelah kirinya dan mulai menurunkan gamisnya. Jantungnya terasa berdebar - debar saat perlahan gamis tersebut melewati tiap inchi tubuhnya yang putih mulus tersebut. Nafasnya terasa berat, dan matanya selalu waspada kepada orang - orang yang masih menikmati makan malam dan rokok. Khairunniswah memastikan semua orang ada dikedai itu namun ia pandangan nya tak mampu menembus cahaya temaram yang menyelimuti kedai makan tersebut.

Akhirnya, sebuah gamis terlepas dari tubuhnya. Menyisakan jilbab, cadar, sepasang kaos kaki dan sepasang sandal. Khairunniswah merasa gugup dan cemas. Ini pertama kalinya dia bugil didalam mobil, bahkan mobil orang lain, atau lebih tepatnya mobil yang dijadikan angkutan umum. Nafasnya makin memburu, vaginanya terasa geli dan seakan menuntut untuk digaruk. Bahkan payudaranya yang berukuran 34B mulai mencuat dibalik jilbabnya yang terulur hingga menutupi perutnya. Khairunniswah mengambil rok navy yang segera ia pakai. Tatapan nya tak juga lepas dari rekan seperjalanan nya yang masih asik dikedai tersebut. Setelah rok tersebut mencapai pahanya, Khairunniswah segera mengambil kemeja tunik krem agar setidaknya tubuh bagian atasnya segera tertutupi. Namun Khairunniswah merasa kaget, ternyata pakaian yang dia kira adalah kemeja tunik, adalah sebuah rok berwarna krem juga. Tidak mungkin Khairunniswah harus turun dalam keadaan seperti itu dan minta dibuka kan lagi bagasi mobil tersebut. Tapi tidak mungkin juga Khairunniswah harus tidak memakai pakaian atasan selama diperjalanan. Alih - alih ingin memakai pakaian yang lebih baik, malah jadi semakin parah. Khairunniswah menarik nafas panjang, jantungnya semakin berdebar kencang. Satu - satunya cara adalah memakai gamis yang tadi dia kenakan tapi dalam posisi terbalik. Tapi sayangnya, sebelum Khairunniswah mengeluarkan gamis tersebut dari kNubaidillahng plastik, pintu depan sebelah kiri terbuka. Penumpang laki - laki yang mengisi kursi tersebut masuk tanpa melihat kearah Khairunniswah.

"Masih dikedai makan, mungkin sekitar jam 10 atau 11 sampainya" laki - laki itu berbicara dengan seseorang ditelepon. Khairunniswah seakan ditodong oleh pistol, ia tak mampu bergerak, jantungnya seakan berdebar lebih cepat dari gerakan jantung seseorang yang baru saja terjatuh dari lantai tiga. Dengan pelan, Khairunniswah menaikkan roknya hingga sampai pada vaginanya dimana dia tidak bisa lagi menaikkan roknya dalam keadaan duduk sehingga pantatnya masih bersentuhan pada jok mobil.

"Ada lima orang, eh lu punya tripod sama lampu bulet gitukan? Itu loh yang biasa dipake bini lo kalo live TikTok. Nah nanti bawa kelokasi ya... ada deh, nanti lu tau. Gue punya rencana seru" lanjut laki - laki tersebut kemudian dia menyelipkan rokok dibibirnya dan menyalakan korek api.

Khairunniswah berpikir, bagaimana cara dia memakai roknya dengan sempurna tanpa harus menaikkan pinggulnya dan laki - laki tersebut tidak menoleh curiga. Namun akalnya seperti mati, bahkan ia pun mematung, merasakan panik yang sangat besar. Laki - laki tersebut menutup telepon nya dan seketika menoleh kebelakang. Dengan cepat, Khairunniswah menjulurkan jilbabnya hingga menutupi lututnya.

"Sendirian mbak?" Tanya laki - laki itu. Khairunniswah memperhatikan wajah laki - laki itu tak lebih menyeramkan dari wajah laki - laki yang duduk disebelahnya.

"I... iya..." Jawab Khairunniswah, disertai anggukan pelan.

"Gak takut mbak?" Kembali laki - laki itu bertanya, sambil menghisap rokoknya dan tatapannya seakan menelanjangi Khairunniswah.

"Gak kok... sudah biasa" Khairunniswah menjawab singkat, tatapan nya langsung mengarah keluar jendela sebagai isyarat bahwa dia merasa tidak nyaman dengan percakapan bersama seorang laki - laki yang asing baginya dan ditambah keadaan pakaian nya yang benar - benar tak sempurna. Bahkan Khairunniswah sesekali menangkap tatapan laki - laki tersebut mengarah pada bagian dadanya dan membuat Khairunniswah merasa risih sekaligus merasa terangsang.

"Pulangnya kemana mbak?" Tanya laki - laki itu lagi.

"Kedesa Suka Muncrat, pak" jawab Khairunniswah, yang semakin risih pada tatapan laki - laki tersebut.

"Wahh… masih jauh ya... palingan sampenya jam 2 atau jam 3 pagi itu..." perkataan laki - laki itu dipotong oleh masuknya penumpang sopir dan penumpang yang lain. Khairunniswah terpaksa menggeser pantatnya dengan hati - hati agar paha dan pantatnya tak terlihat dibalik jilbab lebarnya. Dan lagi - lagi, Khairunniswah diapit oleh dua laki - laki yang kini dia merasa tempat duduknya lebih sempit daripada sebelumnya.

Mobil kembali melaju, Khairunniswah masih cemas dengan dia yang tidak memakai pakaian atasan, dan ditambah roknya yang tidak terpakai dengan sempurna sehingga Khairunniswah benar - benar tidak mungkin bisa tidur didalam mobil selama perjalanan. Keadaan nya kini justru lebih erotis dibandingkan keadaan sebelumnya. Bahkan sesekali siku laki - laki disebelah kanan nya menyenggol payudaranya yang hanya dilapisi oleh sehelai jilbab. Ini adalah pengalaman yang paling gila yang pernah Khairunniswah alami ketika dia nyaris telanjang dan diapit oleh dua laki - laki. Nafasnya kembali terasa berat. Antara rasa takut dan syahwat kembali saling beradu. Memperebutkan posisi mana yang akan mendominasi dan menguasai tubuh Khairunniswah. Khairunniswah berusaha melawan, Khairunniswah berusaha menjaga kewarasan nya dan tetap sadar bahwa kondisinya saat ini sangat membahayakan bagi dirinya. Namun tanpa bisa Khairunniswah ingkari, puting payudaranya terasa mengeras dan payudaranya pun ikut mengencang. Bahkan Khairunniswah mulai merasa vaginanya pun berair.

Tanpa bisa dicegah, nafsu menguasai Khairunniswah kembali untuk memanfaatkan pengalaman yang tak terduga ini. Perlahan Khairunniswah memasukkan tangan nya yang tadi hanya terlihat ujung jemarinya dari bawah jilbab hingga ia mulau menyentuh payudaranya. Khairunniswah menggigit bibirnya pelan, menahan agar ia tak mendesah. Tak dapat dibayangkan jika dia mendesah ditengah - tengah laki - laki seperti saat ini. Bisa jadi ia akan diperkosa oleh mereka bertujuh. Ah, bayangan tentang diperkosa tujuh orang laki - laki membuat Khairunniswah semakin bergairah. Ia makin keras meremas payudaranya dan ia pun mulai menyentuh vaginanya. Sentuhan ujung jarinya pada vaginanya membuat Khairunniswah sedikit mengejang bahkan ia hampir - hampir mendesah dan secara reflek ia mengeluarkan tangan nya dari balik jilbabnya untuk menutup mulutnya hingga memperlihatkan kulit lengan kirinya yang putih dan mulus itu. Namun Khairunniswah segera tersadar dan memasukkan kembali lengannya kedalam jilbabnya. Untungnya laki - laki disamping kirinya sedang tidur. Jalanan semakin gelap. Kendaraan semakin sepi. Khairunniswah mendengar laki - laki disebelah kanan nya berdehem dan laki - laki disebelah sopir menoleh dan mengangguk.

"Jangan melawan, atau gua tembak lu" seketika suasana dalam mobil menjadi mencekam saat laki - laki disebelah sopir dan disebelah Khairunniswah menodongkan sebuah pistol kearah sopir.

Semua orang panik, dan tak berani berbuat apapun.

"Didepan belok kiri, kalo lu ngelawan, lu mati" ancam laki - laki disebelah sopir.

Sopir mobil travel tak punya pilihan. Dia menuruti perintah laki - laki berpistol disampingnya untuk belok kearah kiri, tepatnya kesebuah jalan setapak yang bagian kanan dan kirinya adalah semak dan pepohonan. Semua penumpang merasa ketakutan terutama Khairunniswah yang kondisi pakaian nya benar - benar tak layak untuk disebut sebagai muslimah baik - baik. Mobil tersebut melaju pelan kesebuah gedung kosong bekas pergudangan dan kedua laki - laki bersenjata itu memerintahkan sopir untuk membawa mobil masuk kedalam.

"Tinggalkan semua barang - barang berharga kalian dan silahkan keluar dari mobil ini" kata laki - laki yang duduk disamping Khairunniswah.

Semua orang keluar dengan panik, namun Khairunniswah masih tetap tak beranjak dari tempat duduknya walau hanya satu sentimeter. Jantungnya berdebar sangat kencang dan keringatnya mengucur deras.

"Hei cantik, ayo turun. Sayang sekali jika hidup gadis secantik dirimu harus berakhir diujung pistol ini" kata laki - laki disampingnya sambil menodongkan pistol tepat kepayudara kanan nya sehingga membuat Khairunniswah benar - benar ketakutan. Ia takut dibunuh, dan takut semua laki - laki disana mengetahui bahwa ia nyaris tak memakai pakaian dan apa yang akan dikatakan oleh mereka tentang perempuan bercadar seperti Khairunniswah yang diluar tertutup tapi nyatanya tak memakai pakaian.

Khairunniswah menelan ludah, perlahan dia menggeser pantatnya dan dengan segera ia mengulur jilbabnya untuk menutupi pantatnya sehingga ia bisa turun dari mobil tanpa ketahuan apa yang terjadi pada roknya yang tak terpakai dengan benar. Dengan cepat juga Khairunniswah memakai roknya dan mengaitkan kaitan dibelakangnya dengan sempurna. Tapi payudaranya masih terekspos apabila jilbabnya diangkat. Khairunniswah berharap tidak ada hal yang lebih buruk daripada ini setelah ini semuanya. Didalam gedung tersebut, cahaya cukup terang dan semua orang bisa saling melihat lain nya. Didalam gudang tersebut pun, dua orang yang penampilan nya seperti preman sedang menunggu mereka.

"Lu ngapain bawa mereka? Bisa - bisa mereka lapor polisi setelah ini" kata salah satu preman yang memakai tindik ditelinganya, nama nya adalah Abdilah.

"Diem lu, lu bawakan tripod dan lampu buletnya?" Kata laki - laki yang tadi duduk disebelah sopir, namanya adalah Ahmad.

"Tuh, buat apa sih?" Jawab Abdilah dengan menunjuk kearah tripod dan sebuah ring light.

"Lu mau langsung jual mobilnya pake live di Tiktok bro?" Sahut Nubaidillah, yang duduk diatas sebuah kotak kayu. Di lengan nya terlihat tato berbentuk ekor naga yang kepalanya tersembunyi dibalik lengan baju biru nya tapi tak ada satupun yang menjawab pertanyaan nya.

Kedua laki - laki yang tadi menumpang ternyata adalah sindikat begal kendaraan roda empat. Mereka biasa menyamar menjadi penumpang untuk menggiring calon korban ketempat yang telah mereka persiapkan. Tak hanya ingin mengambil mobil, mereka juga membongkar tas dan barang bawaan semua penumpang untuk mencari barang berharga, termasuk tas Khairunniswah sehingga semua pakaian nya terhambur keluar.

"Lumayan dapet Hp dan laptop." Kata laki - laki yang tadi duduk disamping Khairunniswah, namanya adalah Rio.

"DORRR…!!!" suara tembakan peringatan terdengar didalam gedung tersebut. Membuat semua orang kaget setengah mati.

"Lu mau lapor polisi? Lu kira bisa jadi pahlawan disini?" Laki - laki yang tadi duduk disebelah sopir mendekati salah satu remaja yang tadi duduk dibelakang dan memukul wajahnya kemudian merebut Hpnya.

"Kalian jangan pikir bisa selamat dari sini. Kalian sudah melihat wajah kami dan tahu tempat persembunyian kami jadi jangan harap kalian bisa keluar dari sini hidup - hidup" kata Abdilah.

"Tapi bro, sebenarnya disini ada yang bisa jadi pahlawan" kata Ahmad sambil berjalan mendekati Khairunniswah yang berdiri terpisah dari penumpang lain dan sopir.

"Hey cantik, lu bisa jadi pahlawan yang menyelamatkan mereka, kalo lu mau" kata Ahmad, tepat beberapa sentimeter didepan wajah Khairunniswah.

"Kalo lu gak mau mereka mati, lu pilih siapa dari mereka yang boleh tetap hidup. Pilih lebih dari satu juga boleh" kata Ahmad.

"Apaan sih lu, Mad. Kalo mereka keluar, kita bisa ketangkep gobl*k!" Kata Nubaidillah.

Ahmad memberikan isyarat untuk diam dengan meletak kan jari telunjuk dibibirnya.

"Sudah dipilih, cantik?" Kata Ahmad.

Khairunniswah merasa tidak percaya, dia boleh memilih siapapun untuk tetap bisa keluar hidup - hidup sedangkan semua teman - teman preman tersebut menentang keputusan Ahmad untuk membiarkan mereka tetap hidup. Namun Khairunniswah tetap harus memilih, mungkin ada suatu hal yang membuat Ahmad memberikan hak istimewa ini kepada Khairunniswah dan Khairunniswah ingin semuanya bisa diselamatkan.

"Lu milihnya gak cuma pake telunjuk dong cantik. Lu milihnya dengan cara ngentotin siapapun yang lu pilih untuk tetap hidup. Ingat ya, lu boleh milih lebih dari satu" kata Ahmad, ujung pistol nya ditempel dan digesek gesek tepat diselangkangan Khairunniswah yang membuat Khairunniswah mendesah namun merasa takut.

Khairunniswah terdiam, menunduk, air matanya mulai jatuh. Kepalanya menggeleng - geleng. Ia memang memiliki syahwat dan pernah menbayangkan dirinya diperkosa tapi tidak berarti khayalan itu harus diwujudkan apalagi dalam keadaan seperti ini. Khairunniswah tak mengetahui apa yang dipikirkan oleh semua laki - laki yang diancam mati, apakah mereka berharap Khairunniswah bersedia bersetubuh dengan mereka atau rela mati demi menjaga kesucian gadis bercadar ini. Pistol yang diselangkangan Khairunniswah terus digesek hingga Khairunniswah tak mampu menutupi desahan dengan isak tangis.

"Lu belum milih, lonte? Atau lu mau milih semuanya? Lu mau ngentotin mereka semua?" Kata Ahmad, dengan tetap menggesek ujung pistol kevagina Khairunniswah dari luar rok navynya.

"Lu lonte kan? Lu keenakan dicabulin pake pistol apalagi pake kontol" Kata Ahmad lagi, yang hanya direspon dengan gelengan kepala oleh Khairunniswah.

"Gak usah pura - pura, gue tadi liat lu lagi colmek di WC SPBU, makanya kami nungguin lama banget, ternyata lu keenakan colmek. Suka ya jadi keliling cowok didalam mobil? Mending lu ngentotin mereka biar lu gak penasaran dasar lonte bercadar" lanjut Ahmad lagi.

Khairunniswah merasa panas atas ucapan ucapan Ahmad yang merendahkan harga dirinya sebagai seorang muslimah bercadar. Benar bahwa dia memang melakukan masturbasi didalam toliet SPBU, benar bahwa dia memang terangsang dikelilingi laki - laki didalam mobil, bahkan Khairunniswah tak lupa bahwa dia biasa masturbasi didalam kontrakan nya ataupun tidur tanpa memakai pakaian sama sekali. Tapi bukan berarti dirinya adalah seorang pelacur yang berharap disetubuhi banyak laki - laki sekaligus.

"Lu gak mau ngaku lu lonte?' Ahmad meremas payudara Khairunniswah dan merasa kaget karena tidak merasakan adanya pakaian lain dibalik jilbab Khairunniswah.

Khairunniswah yang payudaranya diremas tiba - tiba merasakan hentakan syahwat yang tiba - tiba menguat ditambah rasa panik dan khawatir juga. Kini ia makin bingung untuk memihak yang mana, syahwatnya atau rasa takutnya. Ahmad tiba - tiba menyingkap jilbab Khairunniswah, semua yang ada disana kaget dan terkesima mengetahui bahwa Khairunniswah tidak memakainya pakaian apapun dibalik jilbabnya kecuali hanya rok. Khairunniswah dengan refleks menyilangkan lengan nya diatas dadanya untuk menutupi payudara 34B nya yang belum pernah disentuh oleh laki - laki manapun. Melihat Khairunniswah yang seerotis itu, para preman pun tertawa.

"Lonte cadaran!" Teriak Nubaidillah.

"Bini idaman nih, luarnya sholehah dalemnya sholehot" sahut Abdilah.

"Gue rela nyebokin lu asal bisa ngentotin lu, lonte cadar" sahut Rio.

"Kalo bini gue nanti kayak itu, gue entotin tiap hari sampe pejuh gue kering" lanjut Nubaidillah.

"Suruh calon bini lu pake cadar, Nub. Biar kita ikut ngentotin bini lu juga hahahaha" kata Ahmad.

Kelima laki - laki lain menelan ludah dan memegang penis mereka masing - masing. Tak hanya batas situ, Ahmad melepas kaitan rok Khairunniswah dan membiarkan rok tersebut merosot kelantai dan dengan refleks salah satu tangan Khairunniswah menutupi vaginanya. Lagi - lagi penampilan Khairunniswah membuat semua preman disana tertawa terbahak - bahak. Mereka senang melihat akhwat bercadar seperti Khairunniswah dipermalukan seperti itu.

"DASAR MEMEK LONTE GATEL PENGEN KONTOL" teriak Nubaidillah.

Bersambung…

JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI...

KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA...

JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN

INSTAGRAM : @WIDASU.ID

INFORMASI!!! NANTI AKAN ADA KONTEN PREMIUM BERGENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL DARI KARAKTER YANG UDAH GW BUAT DI KARYA INI...

JADI BUAT KALIAN YANG MINAT BELI KONTEN PREMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW ATAU KE PLATFORM SEBELAH YAITU KARYAKARSA!!!

TERIMAKASIH KEPADA PEMBACA YANG SUDAH DUKUNG KARYA INI...