Langkah Pertama

Jinwoo masih duduk di atas ranjang, menatap bocah yang kini berdiri di depannya. Namgung Ryuu, anaknya, masih terlihat ragu.

Telinganya menangkap suara dingin dari luar ruangan. Namgung Xue, istrinya, sudah pergi tanpa melihat ke belakang.

Jinwoo menghela napas.

'Istriku membenciku. Anak kandungku tidak percaya padaku. Dan aku harus membuktikan bahwa aku benar-benar ayahnya...'

Matanya melirik ke notifikasi sistem yang masih melayang di udara.

[Quest Awal Dimulai!]

Buktikan kepada Namgung Ryuu bahwa kau benar-benar ayahnya!

Hadiah: +100 Poin Heavenly & Demonic Energy

Quest ini… tidak bisa diabaikan.

Jinwoo mengusap wajahnya.

Di kehidupannya yang sebelumnya, dia tidak pernah menjadi seorang ayah. Hidupnya dihabiskan untuk bertahan, berjuang, dan berusaha menjadi yang terkuat.

Tapi sekarang?

Dia harus menyelesaikan quest sebagai seorang ayah.

Jinwoo tersenyum tipis.

'Baiklah, aku akan melakukannya dengan caraku.'

Dia berjongkok hingga sejajar dengan mata Namgung Ryuu.

"Ryuu," panggilnya dengan suara lembut.

Anak itu tersentak, seolah baru pertama kali mendengar namanya dipanggil seperti itu oleh ayahnya.

"Aku tahu kau masih ragu. Tapi mulai sekarang, aku akan menjadi ayah yang berbeda."

Namgung Ryuu tidak langsung merespons. Dia menggigit bibirnya, ekspresinya sulit ditebak.

"Tapi… Ayah dulu tidak pernah…"

Jinwoo tersenyum.

"Dulu ayah memang bodoh. Tapi tidak lagi."

Namgung Ryuu masih diam.

Jinwoo menepuk kepalanya pelan, lalu berdiri.

"Ayo kita lakukan sesuatu yang menyenangkan hari ini."

"…Menyenangkan?"

Bocah itu mengangkat wajahnya, tampak sedikit tertarik.

[Progress Quest: 10%]

Jinwoo melirik notifikasi yang baru muncul. Sepertinya membangun hubungan dengan anaknya memang bagian dari quest ini.

Dia berpikir sejenak. Apa yang bisa dia lakukan untuk membuat anak ini merasa lebih dekat dengannya?

Tiba-tiba, sebuah ide terlintas.

"Apa kau ingin berlatih pedang?"

Namgung Ryuu membelalakkan matanya.

"…Ayah ingin berlatih pedang denganku?"

[Progress Quest: 25%]

Jinwoo tertawa kecil.

"Tentu saja. Kau putra keluarga Namgung. Kau pasti sudah mulai belajar pedang, bukan?"

Namgung Ryuu mengangguk pelan.

"Aku… aku sudah belajar dasar-dasarnya."

"Bagus! Ayo kita coba sedikit sparring ringan."

Bocah itu tampak masih ragu, tetapi kini ada kilauan semangat di matanya.

"Benarkah…?"

"Benar." Jinwoo tersenyum. "Anggap saja sebagai ayah yang ingin melihat seberapa kuat anaknya."

[Progress Quest: 50%]

Namgung Ryuu menunduk sebentar, lalu mengangguk mantap.

"…Baiklah."

Latihan Pedang yang Mengejutkan

Jinwoo dan Namgung Ryuu pergi ke halaman kecil di belakang kediaman mereka.

Pelayan-pelayan yang melihat mereka tampak terkejut.

"Tuan muda… sedang bersama tuan kecil?"

"Sejak kapan mereka akrab?"

Biasanya, Namgung Jin yang sebelumnya selalu menghindari anaknya. Tetapi sekarang, dia justru membawa Ryuu untuk berlatih bersama.

Beberapa pelayan bahkan mulai berbisik-bisik di kejauhan.

Namun, Jinwoo tidak peduli.

Dia mengambil dua pedang kayu dari rak di samping halaman dan menyerahkan salah satunya kepada Namgung Ryuu.

"Baiklah, tunjukkan padaku."

Namgung Ryuu mengambil pedang kayu itu dengan serius. Meskipun masih kecil, dia tetap seorang keturunan klan Namgung. Auranya saat memegang pedang sangat berbeda dari anak-anak biasa.

Bocah itu mengambil kuda-kuda, lalu menyerang dengan cepat.

Jinwoo menghindari serangannya dengan mudah.

'Lumayan.'

Namgung Ryuu terus menyerang dengan teknik dasar yang cukup rapi. Namun, gerakannya masih belum halus dan kurang pengalaman.

Jinwoo memblokir setiap serangan dengan santai.

Setelah beberapa menit, Namgung Ryuu mulai kelelahan.

"Hah… hah…"

Jinwoo tersenyum.

"Kau cukup berbakat."

Bocah itu terkejut.

"…Ayah tidak mengolok-olokku?"

Jinwoo mengernyit.

"Kenapa aku harus mengolok-olokmu?"

Namgung Ryuu menunduk.

"…Orang-orang selalu mengatakan aku tidak akan pernah bisa sehebat Kakek."

Jinwoo menyipitkan matanya.

Tentu saja. Namgung Baek, kepala keluarga Namgung, adalah pendekar pedang terkuat di dunia murim.

Namgung Ryuu, sebagai cucunya, pasti memiliki tekanan besar untuk memenuhi ekspektasi itu.

Jinwoo berjongkok lagi, menatap langsung ke mata anaknya.

"Ryuu."

Anak itu mengangkat wajahnya.

"Kau tidak perlu menjadi seperti kakekmu. Kau hanya perlu menjadi dirimu sendiri."

Bocah itu membelalakkan matanya.

[Progress Quest: 90%]

Jinwoo tersenyum.

"Dan ayah akan membantumu menjadi pendekar hebat."

Telinga Namgung Ryuu memerah.

"Be-benar ya?"

"Tentu saja."

[Quest Selesai!]

Buktikan kepada Namgung Ryuu bahwa kau benar-benar ayahnya!

Hadiah: +100 Poin Heavenly & Demonic Energy

Seketika, Jinwoo merasakan aliran energi mengalir ke tubuhnya.

Wajahnya tetap tenang, tetapi di dalam dirinya, dia merasa ada kekuatan yang mulai bangkit.

'Jadi ini energi sistem…'

Dia menggenggam pedangnya lebih erat.

Namgung Ryuu masih menatapnya, kali ini dengan ekspresi yang jauh lebih percaya diri.

Untuk pertama kalinya, anak itu tersenyum kecil.

"Terima kasih, Ayah."

Jinwoo membalas dengan senyuman.

'Baiklah. Ini langkah pertama.'

Tapi sebelum dia bisa menikmati momen ini lebih lama…

"Tuan muda."

Suara seorang pelayan terdengar dari kejauhan.

Jinwoo menoleh.

"Ya?"

"Tuan besar meminta Anda untuk datang ke aula utama dalam satu jam."

Jinwoo menyipitkan matanya.

'Tuan besar… berarti Namgung Baek?'

Dia melirik Namgung Ryuu sebentar, lalu mengangguk.

"Baik. Aku akan datang."

Jinwoo tahu ini bukan pertemuan biasa.

Kepala keluarga pasti mulai curiga dengan perubahan dirinya.

Dan dia harus membuktikan dirinya di hadapan orang-orang yang meremehkannya.

'Baiklah… Mari kita lihat apa yang akan terjadi.'

Jinwoo meraih jubahnya, lalu menoleh ke Namgung Ryuu.

"Ayo pergi."

Anaknya tersentak.

"…Aku juga?"

"Tentu saja." Jinwoo tersenyum. "Kau anakku."

Namgung Ryuu menggenggam pedangnya lebih erat, lalu mengangguk.

Mereka pun berjalan bersama menuju aula utama.

Langkah pertama sebagai seorang ayah telah selesai. Sekarang, saatnya menghadapi klan Namgung.