Hari minggu yang cerah, disertai dengan kicauan burung di pagi hari.
"Boom"
Terdengar suara ledakkan yang sangat besar di sebuah bukit, namun tidak ada satu orangpun yang datang untuk memeriksa apa yang terjadi di bukit tersebut. Luna sangat terkejut dengan suara dan dampak dari ledakan bom yang ia ledakkan.
Dirinya sangat bersyukur karena mencoba bom yang ia bawa di tempat yang jauh dari pemukiman, ia tidak menyangka bahwa hanya dengan sedikit bom itu dapat memberikan dampak yang cukup besar. Luna juga mencoba beberapa hal, dengan detonator dan bom yang ia miliki.
Dirinya meledakan bom dengan berbagai ukuran untuk mengetahui dampak dari ledakan yang terjadi. Dirinya juga mencoba untuk menembak bom itu dengan pistol. Namun setelah menunggu beberapa saat, Bom itu tampaknya tidak meledak setelah terkena tembakan dari pistol yang ia tembakkan.
Setelah Luna melakukan banyak uji coba, dirinya istirahat untuk beberapa saat. Dirinya sadar bahwa barang barang yang ia temukan di rumah tua itu merupakan barang berbahaya. Luna sempat berniat untuk melaporkan temuanya ke kantor polisi, namun ia fikir bahwa akan menyenangkan jika bisa menggunakan bom untuk meledakkan sesuatu.
Setelah beristirahat cukup lama, Luna akhirnya memutuskan untuk latihan nenembak dengan pistol yang ia bawa. Meskipun jumlah peluru yang ia bawa tidak banyak, Luna berfikir untuk menghabiskan semua peluru yang ia bawa agar tidak menyia nyiakan waktunya. Terlebih lagi jarak bukit yang saat ini ia tempati cukup jauh dari rumahnya.
**
Saat peluru yang Luna miliki sudah habis, ia memutuskan untuk kembali ke rumah tua untuk memeriksa ruangan yang belum ia jelajahi sebelumnya. Saat Luna berbalik badan, dirinya melihat anak perempuan sepantaranya yang sedang mengintip di dari balik pohon. Hal ini membuat Luna terkejut dan merasa sangat panik, namun ia berusaha tenang agar tidak ketahuan. Luna mendekat ke arah anak perempuan itu.
"Apakah kau sudah lama di sini?"
Ia menanyakan itu pada anak perempuan yang masih bersembunyi di balik batang pohon. Anak itu berkata pada Luna bahwa ia sudah cukup lama berada di bukit ini dan sudah melihat Luna cukup lama.
Setelah mendengar hal itu, tatapan Luna yang tadinya terlihat ramah langsung berubah menjadi dingin. Dengan nada yang sangat mengancam, Luna menyuruh anak itu untuk keluar dari balik pohon. Namun, anak itu langsung berlari meninggalkan Luna.
"Door"
Luna menembak ke arah anak perempuan yang berusaha lari itu, anak perempuan itu terjatuh setelah menerima luka goresan di kakinya. Anak perempuan itu tampak sangat ketakutan, bahkan ia tidak berani bergerak lagi. Luna juga sempat terkejut, ia tidak menyangka bahwa pistolnya masih memiliki peluru yang tersisa.
Luna mendekati anak perempuan itu dengan pistol yang masih terpegang di tanganya, dirinya melihat ke arah anak perempuan itu dengan tatapan dingin. Anak itu mengatakan maaf meskipun Luna belum mengatakan apa apa, anak itu terus mengatakan maaf kepada Luna. Anak itu meringkuk di tanah dan berkata untuk tidak memukulnya, anak itu juga terus meminta maaf sambil meringkuk.
***
Luna yang belum mengatakan sepatah katapun merasa bingung dengan situasinya, dirinya meminta anak perempuan itu untuk bangun. Akan tetapi anak itu tampaknya tidak mendengarkanya, anak perempuan itu terus meminta maaf sambil meringkuk. Luna merasa bahwa ada yang salah dengan anak perempuan ini, dirinya juga heran karena anak itu terus berkata untuk tidak nemukulnya.
Setelah beberapa saat, Luna akhirnya memahami beberapahal. Dirinya memutuskan untuk menyimpan pistolnya kedalam tas, ia juga merubah tatapan dinginya menjadi senyuman yang penuh dengan kehangatan. Dengan senyumanya itu, Luna mengulurkan tanganya kepada anak perempuan yang masih meringkuk itu. Dirinya berkata kepada anak perempuan itu bahwa ia tidak akan memukulnya.
Anak perempuan yang tadinya meringkuk itu, kini mulai melihat ke arah Luna dengan mata yang berkaca kaca. Luna terus meyakinkan anak perempuan itu untuk tidak takut kepadanya, Luna juga bilang bahwa dirinya hanya terkejut karena ada orang lain di bukit ini. Anak perempuan itu sudah tampak tenang dan bertanya kepada Luna, mengapa kau memiliki benda itu?.
"Apakah yang kau maksud itu pistol?"
Meskipun Luna sempat bingung dengan apa yang dimaksud anak itu, Luna terus tersenyum dengan hangat ke arah anak itu. Anak itu mengangguk dan kembali bertanya kepada Luna, mengapa ia memiliki benda itu?. Dengan sengum hangatnya itu, Luna berkata kepada anak perempuan itu bahwa dirinya hanya menemukanya.
Luna membantu anak perempuan itu untuk berdiri dan berkata bahwa ia tidak perlu takut padanya, anak perempuan itu terus terdiam. Luna juga bilang kepada anak perempuan itu untuk kembali ke rumahnya dan melupakan semua yang ia lihat hari ini. Namun, saat Luna ingin pergi meninggalkan anak perempuan itu. Anak perempuan itu berkata kepada Luna bahwa ini adalah rumahnya, Luna sangat terkejut dengan hal ini dan terdiam untuk beberapa saat.
****
Luna kembali bertanya pada anak perempuan itu dimana ia tinggal, namun anak perempuan itu masih memberikan jawaban yang sama.
"Kenapa kamu tinggal di sini?"
Mendengar pertanyaan dari Luna, anak itu hanya bisa terdiam tanpa mengatakan sepatah katapun. Ketika Luna melihat anak perempuan itu terdiam, ia langsung menawarkan anak perempuan itu untuk ikut denganya. Meskipun pada awalnya anak perempuan itu menolak Luna, namun setelah Luna meyakinkanya. Anak perempuan itu akhirnya memutuskan untuk ikut pergi bersama Luna.
Disaat berjalan bersama untuk keluar dari bukit itu, Luna memperhatikan anak perempuan yang berada di sebelahnya itu. Dirinya melihat anak perempuan itu memiliki rambut hitam yang cukup panjang, Luna juga menyadari bahwa baju yang di pakai anak perempuan itu tampaknya memiliki harga yang mahal.
Setelah mereka keluar dari bukit, Luna menanyakan nama anak perempuan itu. Namun, anak perempuan itu tidak mengatakan sepatah katapun. Luna melihat anak perempuan itu tampak sedih, dirinya melihat ke arah langit dan mengatakan.
"Nera, mulai sekarang aku akan memanggil mu Nera"
*****
Anak perempuan itu melihat ke arah Luna dan menganggukan kepalanya, Luna tersenyum dan melanjutkan perjalanyanya menuju rumah tua. Dirinya fikir Nera akan sangat membantunya mengurus rumah tua itu.
Sesampainya mereka di rumah tua itu, Nera terlihat sangat ketakutan. Namun Luna berkata kepada Nera bahwa dalamnya tidak seburuk luarnya. Luna dan Nera masuk ke ruangan bawah tanah itu, Luna mengatakan kepada Nera bahwa dirinya bisa tinggal di kamar yang sudah Luna perbaiki.
Meskipun Luna belum menjelajahi semua ruangan yang berada di bawah tanah ini, namun ia sudah memperbaiki beberapa hal pada rumah tua ini. Bahkan Luna juga berfikir untuk membeli rumah tua ini.
Luna juga sudah menyediakan banyak hal di kamar Nera, meskipun pada awalnya kamar itu untuk dirinya. Namun, Luna fikir bahwa tidak apa apa jika dirinya menyerahkan semua yang ada di kamar itu pada Nera.
Luna juda mengatakan kepada Nera bahwa ia bisa memakan semua yang ada di kulkas jika dia merasa lapar. Namun Nera terlihat ketakutan, lalu ia mengatakan.
"Apakah tidak apa-apa jika aku berada di sini?"
Dengan senyum penuh kehangatan, Luna berkata kepada Nera bahwa ia tidak keberatan. Hal ini membuat Nera terlihat bahagia dan ia sangat berterimakasih kepada Luna.