Begitu dia mendekati lengkungan utama yang menuju ke taman, suara yang akrab bergema di belakangnya. Helena, dengan Erik mengikuti di sampingnya, melihat Aria. Mata Helena membulat kaget, dan dia secara naluriah berhenti, menarik Erik lebih dekat ke sisinya.
"Aria...?" bisiknya pelan, ekspresi wajahnya dipenuhi ketidakpercayaan. Adik perempuannya yang selama ini dianggap biasa-biasa saja kini berdiri di hadapannya, memancarkan kecantikan yang hampir terasa magis. Kulit sempurnanya bercahaya di bawah cahaya, rambut panjangnya yang berwarna perak berkilauan terkena sinar matahari. Warna biru kerajaan gaunnya cocok dengan kilatan mata cerdasnya yang tajam, mata yang tak menunjukkan sedikit pun raut gadis pemalu yang Helena kenang.
Pikiran Helena bergejolak dalam ketidakpercayaan. Ini Aria? Bagaimana bisa seseorang sepertinya… Bagaimana dia bisa terlihat seperti ini? Kesadaran itu mengirim gelombang panik padanya.