Bab 31: Perang yang Tak Terelakkan

Ledakan energi menggemparkan medan perang, mengguncang tanah di bawah kaki Kael. Kekosongan yang mendalam meresap ke dalam dirinya saat dia merasakan perubahan yang mendalam di dunia sekitar. Kekuatan yang semula ia kendalikan kini berbalik, menghantamnya dengan kekuatan yang lebih besar dari yang bisa ia bayangkan. Rasanya seperti dunia yang ada di bawah tangannya mulai runtuh, dan dirinya tak mampu menghalangi kehancuran itu.

"Eldoria!" teriak Kael, matanya mencari sosok wanita itu di tengah chaos yang terjadi.

Eldoria muncul dari balik asap dan debu, wajahnya penuh dengan keseriusan. "Kael, ini lebih dari sekadar serangan biasa," katanya, suaranya dipenuhi kecemasan. "Kekuatan mereka bisa mengubah hukum dunia. Mereka… mereka tahu bagaimana cara mengalahkanmu."

Kael menggertakkan giginya, merasakan kesulitan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. "Aku tidak akan biarkan mereka menang. Aku telah mengubah hukum dunia ini, dan mereka tidak bisa menghentikanku."

Namun, meskipun kata-kata Kael terdengar penuh tekad, ada ketakutan yang mulai merayap di dalam dirinya. Apa yang ada di hadapannya kali ini bukanlah pasukan biasa. Mereka bukan hanya mengandalkan senjata atau taktik militer, tetapi mereka menggunakan hukum itu sendiri untuk menghancurkan apa yang telah dibangun Kael.

Prajurit yang terdekat dengan Kael datang dengan napas tersengal. "Tuan, mereka tidak hanya memiliki pasukan besar. Mereka membawa sesuatu yang lebih berbahaya—sebuah artefak yang dapat mengubah hukum yang ada. Kami—kami tidak bisa bertahan jika itu terus berlangsung!"

Kael berbalik, matanya menyala dengan api kebencian. "Artefak itu…" bisiknya pelan. "Mereka menggunakan itu untuk memanipulasi hukum yang aku pahami. Mereka… mereka sedang menghancurkan segala yang ada."

Eldoria, yang sudah berada di sisi Kael, menatap ke arah pasukan musuh. "Ini bukan hanya tentang bertarung dengan kekuatan fisik, Kael. Ini adalah perang untuk kontrol atas realitas. The Dissidents of Chaos telah menemukan cara untuk mengendalikan hukum itu—dan mereka tahu bagaimana mengalahkanmu."

Kael merasakan gemuruh kekuatan dalam dirinya. Sebelumnya, dia selalu merasa bahwa kekuatan yang dia miliki tak terbatas, namun kali ini ada sesuatu yang menghalanginya. Ada kekuatan yang lebih tua, lebih dalam, yang mampu mengubah hukum dunia—sesuatu yang bahkan ia tidak pernah bayangkan bisa terjadi.

"Eldoria," katanya, suaranya berat. "Aku harus memahaminya. Jika aku tidak bisa mengatasi ini, aku tidak akan bisa mengalahkan mereka."

Eldoria mengangguk, matanya tetap waspada. "Dan aku akan membantumu. Tidak peduli apa yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama."

Namun, tak lama setelah itu, kekuatan yang datang dari artefak musuh tiba-tiba meledak, memaksa Kael dan Eldoria mundur. Hukum-hukum yang mengatur realitas seolah-olah mulai berputar dan memanipulasi waktu dan ruang, menciptakan distorsi yang luar biasa. Pasukan mereka terjebak dalam kekacauan, dan Kael tahu bahwa ini adalah ujian yang jauh lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan.

Kael menutup matanya, mencoba untuk berkonsentrasi. "Aku harus menemukan cara untuk mengembalikan keseimbangan ini," gumamnya. "Aku tidak bisa membiarkan mereka menghancurkan apa yang telah aku bangun."

Namun, dalam pikirannya, Kael tahu bahwa ini bukan hanya masalah kekuatan fisik atau keterampilan bertarung. Ini adalah masalah pemahaman yang jauh lebih dalam. Sebelum dia bisa melawan musuh yang baru muncul, dia harus memahami hukum yang kini terdistorsi, dan lebih penting lagi, mengapa The Dissidents of Chaos memiliki artefak yang mampu mengendalikan hukum itu.

Dunia ini penuh dengan misteri yang belum terpecahkan. Ribuan ras yang tersebar di triliunan dunia, masing-masing dengan pemahaman dan interpretasi mereka sendiri tentang hukum yang ada. Ada alasan mengapa The Dissidents of Chaos berani mengancam tatanan dunia—mereka tidak hanya berjuang untuk kebebasan mereka sendiri, tetapi mereka juga berusaha mengguncang dasar-dasar hukum yang mengatur semua ras di dunia ini.

Sejarah Dunia dan Kekacauan yang Tersisa

Dunia ini bukan hanya satu dimensi atau satu alam semesta. Ini adalah jaringan yang luas, triliunan dunia yang berhubungan satu sama lain melalui hukum yang mengatur alam semesta ini. Setiap dunia memiliki ras dan bentuk kehidupan yang berbeda, dan masing-masing memiliki pemahaman mereka sendiri tentang hukum yang mengatur realitas. Beberapa ras ini memiliki pengetahuan yang jauh lebih dalam tentang kekuatan yang ada—pengetahuan yang, jika dikuasai, bisa mengubah tatanan dunia.

Ribuan tahun yang lalu, pertempuran besar terjadi antara para penguasa dunia dan mereka yang ingin membebaskan diri dari kekuasaan hukum universal yang diciptakan oleh para penguasa. Ras-ras yang menentang tatanan itu mengorganisir pemberontakan besar, yang dikenal dengan nama The Great Rift, yang berusaha untuk menghancurkan kekuasaan para penguasa dan menumbangkan hukum yang ada. Pada akhirnya, para penguasa berhasil mengalahkan pemberontakan itu, namun tidak tanpa kehilangan. Selama The Great Rift, banyak ras yang hilang atau terlupakan, dan banyak dari mereka yang berhasil bertahan bersembunyi di kedalaman dunia.

Sekarang, The Dissidents of Chaos berusaha membangkitkan kembali ideologi pemberontakan itu. Mereka percaya bahwa hanya dengan menghancurkan Hukum Asal Usul yang ada, mereka bisa memberikan kebebasan sejati bagi semua ras—menghancurkan tatanan yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

Kael dalam Keadaan Terjepit

Kekuatan dari artefak yang dibawa oleh pasukan musuh terasa seperti sebuah racun yang merusak realitas itu sendiri. Kael merasa dirinya semakin terhimpit. Dengan setiap detik yang berlalu, dunia di sekitarnya semakin kacau, hukum yang dia kuasai seolah mulai terpecah. Ini bukan hanya perang fisik—ini adalah perang ideologi, perang pemahaman. Kael harus menemukan cara untuk memulihkan keseimbangan dan mencegah musuh mengendalikan dunia yang telah lama dia perjuangkan.

Namun, semakin Kael mencoba untuk mengendalikan hukum, semakin dia merasakan bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang menunggunya. Sesuatu yang bahkan The Dissidents of Chaos tidak bisa pahami.

"Eldoria," Kael berkata dengan nada yang tegas namun penuh keraguan. "Aku rasa kita sedang bermain dalam permainan yang jauh lebih besar. Mereka bukan hanya musuh kita—mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih dalam, lebih gelap."

Eldoria memandang Kael dengan tajam, matanya penuh pemahaman. "Kael, jika apa yang kau katakan benar, maka kita harus lebih berhati-hati. Musuh kita bukan hanya mereka yang kita lihat di depan kita—ada kekuatan yang lebih besar yang bermain di belakang mereka."

Kael mengangguk, matanya penuh tekad. "Aku tidak akan mundur. Ini adalah perang untuk mengungkap kebenaran, dan aku akan menemukannya—apa pun harganya."