Mouse and rabbit cafe, Kuningan Jakarta***
"Napa muka loh bang, udah kucel kayak belum mandi setahun?" Ekohafiz hanya melotot galak pada Marcus Hotman Lubis adik sepupunya dari pihak ibu nya, yang sekarang senyum-senyum jahil tanpa dosa.
"Loh ada masalah lagi sama istri loh Fiz?" Lelaki lain yang sibuk di depan meja pantry membuat kopi untuk mereka bertiga bertanya iba.
"Iya....masalah nya makin runyam" Keluh Ekohafiz meletakkan kepala nya di meja dan mengusap meja itu miris seperti paling tersakiti.
"Masalah soal anak lagi, soal pewaris lagi?" Sang teman membawa tiga cangkir kopi buatannya lalu duduk di antara dua lelaki tadi.
"Iya....apalagi selain itu, mana mommy makin nekan gue lagi kalau dalam tiga bulan gue dan Rena gak juga juga bisa kasih cucu laki-laki, dia bakalan cariin gue istri muda, capek gue dah"
"Jadi Tante Hana marahin loh lagi bang?" Ekohafiz manggut-manggut kesal.
"Terus saran dari si Dimas gimana, bagus nggak?"
"Bagus apa nya, yang ada gue bisa di bunuh sama bini gue, dia nyuruh gue buntingin pelacur di club malam nya si Emir, sarap kan tuh ikan pendek?!" Lelaki bernama Rangga yang bertanya tadi hanya geleng-geleng iba.
"Jadi bang Dimas kasih saran itu kemarin sama loh?" Tanya Rangga.
"Yoi....." Ekohafiz mengangguk pelan dengan lesu, bibir Marcus sampai berkedut ingin tertawa namun Rangga menggeleng pelan. "Sejak kemarin gara-gara masalah ini Rena jadi bersikap dingin sama gue, dia terus aja nyalahin gue mandul, capek lahir dan batin gue" Entah kenapa Ekohafiz malah menceritakan ide konyol dari Dimas yang menyuruh nya mencari pelacur untuk menanam benih, padahal jika di pikir dia bisa saja menikah lagi dengan perempuan lain.
"Aku sih setuju saja bang, malah itu bagus" Marcus tersenyum pun Ekohafiz melotot ingin menampol bibir adik sepupu nya itu dengan sendok kopi nya. "Loh gila hah?"
"Marc, dosa tau buntingin perempuan tanpa dinikahi mendingan loh nikah lagi aja Fiz klo saran gue nih ya, rencana mommy loh itu bagus kali nyariin istri muda buat elo" Saran Rangga dengan bijak.
"Kalau dia nikah lagi bisa di bunuh sama mbak Rena, mending dia buntingin perempuan lain diam-diam, itu lebih bagus bang"
"Yak apa maksud loh bagus setan gendut?!" Ekohafiz sudah tak tahan mendeplak kepala Marcus.
"Hei dengar dulu deh bang, begini lho kalo loh nikah lagi pasti Mbak Rena bakalan murka lalu minta cerai kan bisa gawat, loh bilang sangat cinta sama bini eloh?" Ekohafiz mengangguk pelan. "Iya gue gak bakalan bisa menceraikan Rena sampai kapanpun, dia segala nya buat gue" Ekohafiz mengaku dengan lemas.
"Nah satu-satunya cara membuktikan kesuburan elo itu ya dengan meniduri perempuan lain, gue rasa nih kalau pelacur club malam nggak akan keberatan eloh jadikan bahan eksperimen, nanti kalo dia berhasil hamil elo bisa buktiin ke semua orang kalo elo subur dan tokcer" Rangga tertawa geli sampai wajah Ekohafiz merah, dia sendiri yang sudah punya anak dua sering iba pada sahabat nya itu, yang begitu mendambakan hadirnya anak di pernikahan nya.
"Tapi ikan sarap itu kasih ide gila dengan menyuruh gue mengugurkan janin jika pelacur itu bisa berhasil hamil" Marcus menghela nafas kesal, memang sih ide dari Dimas itu rada-rada gila.
"Kalo menurut gue sih Fiz, jangan di gugurin sayang banget, nanti nya loh adopsi aja anak itu, loh bisa alasan ke Rena kalau loh dapat bayi dari panti asuhan padahal itu anak kandung loh sendiri, cukup om Hendra dan Tante Hana saja yang tahu" Rangga tiba-tiba memberi usul bagus sampai Ekohafiz mengangguk kaget.
"Nah itu benar! Wah bang Rangga pinter nih!" Marcus langsung high five dengan lelaki itu dengan semangat, sementara Ekohafiz masih menggaruk rambut nya bingung.
"Udah deh mulai aja bergerak bang, loh bisa survei ke beberapa club malam untuk nyari calon wanita yang mau menampung benih loh, Saran gue sih loh harus cari perempuan yang masih perawan jadi nanti jika dia hamil itu benar-benar asli dari benih loh"
"Cih jika dia dia dapat pelacur terus tetap tinggal di club malam dan melayani lelaki lain sama juga bohong!!"
Ekohafiz kesal dengan ide Marcus yang sekarang garuk-garuk rambut karena bingung. "Iya sama juga bohong tuh, nggak bisa kalau dengan cara itu" Ujar Rangga juga.
"Ah kalo gitu loh beli saja perempuan nya bang, lalu sembunyikan dia di tempat aman, nanti loh bebas ngapain aja sama dia tanpa ada gangguan dari lelaki lain, udah deh itu ide paling bagus" Marcus tersenyum bangga dengan ide nya.
"Beli perempuan itu dimana setan gendut? Apalagi bisa dia bawa perg, dia bisa kena pasal jual beli wanita!" Rangga mentoyor dahi Marcus dengan gemas
"Hey uang dia kan banyak bang? Cuma beli perempuan apa susahnya, cari aja di germo yang jual pelacur muda cantik, yang penting dia bisa buktikan kalau subur, bang Hafiz nggak perlu nikah lagi dan ribut sama istri nya, ini sih ide cemerlang dari gue....."
"Fiz jangan dengerin dia, mendingan loh nikah lagi aja cari istri sana, daripada buntingin pelacur!" Rangga masih kekeuh dengan prinsip nya.
"Yak rese banget sih! Kalo dia nikah lagi yang ada dia di cerai sama bini nya!" Kesal Marcus karena dua orang itu malah jadi adu mulut.
"Daripada dosa, zinah tau nyewa pelacur apalagi beli perempuan ke germo, astagfirullah!" Sela Rangga kesal.
Ekohafiz nampak berpikir lama dan terdiam, ini ide gila dari teman-teman nya, ide aneh tapi ini lebih baik, daripada dia ketahuan menikah lagi, lalu istri nya akan murka dan minta cerai, Ekohafiz sungguh takut jika rumah tangga nya hancur karena masalah tak juga bisa punya anak ini.
*
*
Mansion Rahadian***
"Pokoknya aku akan mencarikan anak ku istri lagi, masa bodoh jika perempuan itu tak setuju" Yohana mencebik setelah berdebat dengan sang suami di ruangan duduk rumah ini
"Haish terserah kamu aku malas jika melihat mu dan Hafiz nanti ribut lagi karena masalah itu lagi" Sang suami hanya geleng- geleng kepala menanggapi ocehan sang istri dan melanjutkan menikmati kegiatan membaca koran lagi.
"Mas Hen, jangan acuh begitu!! Kamu ini gimana sih? dia itu anak kita satu-satunya, bicaralah apa yang harus kita lakukan? Kamu malah hanya sibuk dengan koran mu itu dan tak peduli dengan masa depan perusahaan dan keluarga kita?"
"Bicara apa lagi si Han? Tetap saja kamu itu keras kepala, tetap kekeuh dengan keinginan mu, nanti nya kau pasti ribut dengan Hafiz dan istrinya itu, aku bosan melihat keributan kalian soal masalah cucu yang tak kunjung datang"
"Mas, kamu itu tahu kan Hafiz itu anak lelaki kita satu satu nya, hanya dia harapan kita, jika tetap saja istrinya itu tak hamil juga sampai tahun depan lalu bagaimana nasib keturunan keluarga Rahadian?" Mahendra menghela nafasnya, benar juga perkataan sang istri tadi, jika harapan mereka hanya pada putra mereka, mereka butuh pewaris yang kelak bisa mengurus perusahaan Ciputra group.
"Hanif meninggal saat masih umur Lima tahun, dan aku sungguh ingin memiliki banyak cucu yang cantik dan ganteng, aku ingin punya menantu yang bisa memberiku banyak cucu, bukan seperti Renata itu yang hamil satu anak saja tak becus!" Yohana makin mengomel panjang lebar.
"Hah sudahlah, aku bingung harus setuju dengan mu atau tidak, memaksa anak kita menikah lagi juga akan membuat masalah baru, jika istri nya tak setuju dan menuntut rumah tangga mereka bisa makin kacau"
"Tapi hanya itu satu-satu nya jalan agar Hafiz bisa punya anak, mungkin saja jika dia menikah lagi, istri baru nya bisa hamil pewaris keluarga Rahadian" Yohana berujar putus asa, apa memang nasib nya harus seperti ini, mereka berdua makin tua makin kesepian karena tak ada suara ramai dan tingkah lucu bocah kecil yang bisa memanggil mereka nenek dan kakek.
"Lagi pula sikapmu dengan menyalahkan menantu kita juga salah, Renata itu dulu sebelum menikah dengan Hafiz janda anak satu, dia pernah melahirkan meskipun bayi nya meninggal, tentu saja dia perempuan normal yang bisa hamil, tapi anak lelaki kita itu, dia belum pernah terdengar menghamili perempuan satupun?"
"Jadi maksudmu yang bermasalah itu anak kita begitu? Jadi maksud mu Hafiz itu mandul?" Yohana mendekap lengan nya kesal dan berteriak emosi pada suami nya.
"Iya itu mungkin saja? Selama ini dia belum pernah menghamili perempuan manapun kan?" Mahendra hanya angkat bahu saja.
"Astaghfirullah mas Hendra tega sekali sih kamu!! Kamu jahat sekali, Ekohafiz itu sehat, dia anak lelaki ku yang normal bahkan banyak wanita yang takkan menolak di nikahi anakku, kamu keterlaluan mas, menuduh anak sendiri mandul!"
"Ckckck terserah kamu saja, tiap membahas ini pasti kita ribut, aku balik ke kantor dulu" Mahendra beranjak berdiri dan naik ke tangga menuju kamar bersiap berganti pakaian kerja.
"Pokok nya secepatnya aku akan mencarikan istri baru untuk putra kita, kalau istri nya itu tak mau aku akan minta Hafiz menceraikan perempuan mandul itu" Ujar Yohana keras kepala.
"Iya terserah kamu saja, kalian sama-sama kepala batu susah di nasihati, tapi nanti kamu bicarakan baik baik dengan mereka, aku takut nanti nya jadi masalah besar gara-gara ide aneh mu itu"