Siang ini Yohana mengunjungi rumah anak dan menantunya, kebetulan memang jika siang Ekohafiz masih berada di kantor nya. Sambutan Renata tentu saja seperti biasanya tak pernah bersikap ramah pada ibu mertua nya lagi. Sebenarnya sejak lama itu terjadi bahkan sejak awal Renata menikah dengan Ekohafiz dan menjadi istri dari anak nya, menantu nya itu tak pernah bersikap layaknya menantu pada ibu mertua, selalu saja tak sopan, hanya saja Yohana masih berusaha maklum, dia tak pernah menceritakan pada Ekohafiz bagaimana kelakuan istri nya itu yang bersikap seenak nya.
"Sudah satu Minggu yang lalu aku ingin membahas ini dengan kamu empat mata" Renata terlihat kesal lalu menatap ibu mertua nya.
"Bagaimana hasilnya sudah ada kemajuan tidak?"
"Belum tahu mom, aku masih belum Periksa lagi, jadi belum tahu"
"Segera saja ke dokter siapa tahu ada kabar baik ini sudah dua bulan sejak aku menanyakan itu" Rena menghela nafas nya, Sudah sekitar dua bulan lalu dia memang menjauhi mertua nya, Rena dan Ekohafiz juga sudah berusaha keras memberikan cucu untuk kedua orang tua.
"Tiga bulan lagi jika masih tak ada kabar baik aku akan mencarikan calon istri untuk anak ku" Yohana terpaksa mengatakan itu meskipun wajah Rena langsung berubah kesal.
"Mom jangan kan Tiga bulan, jika aku bisa hamil minggu depan aku pasti sangat bahagia" sergah wanita keturunan bule Amerika itu.
"Jadi kamu harus buktikan jika dalam dua bulan kamu bisa hamil aku akan membatalkan rencana ku mencarikan istri lagi buat Hafiz"
"Mommy cukup deh!?" Bibir Renata terlipat kesal menatap tajam sang mertua. "Apa kami salah jika sebagai orang tua menginginkan anak nya bahagia, kami tak meminta hal yang berat padamu, kami hanya ingin seorang cucu itu saja, kamu tahu kan Hafiz itu satu satu nya harapan kami dan hingga saat ini kamu belum bisa memberikan dia anak" Yohana mengeluh dan dia masih berusaha meminta pengertian menantunya ini.
Dua wanita beda usia itu duduk di ruang tamu dan berbicara serius, setelah Yohana mendatangi rumah anak lelaki nya tentu nya saat dia memastikan Ekohafiz sudah pergi ke kantornya, jadi dia bisa mengobrol berdua saja dengan Renata.
"Mom Aku dan mas Hafiz juga sudah berusaha, bukan hanya pasrah dengan semua ini, kenapa mommy selalu cenderung menyalahkan aku? Bukankah mom juga tahu masa laluku jika aku pernah hamil dan melahirkan itu" Renata bertanya tajam
"Lalu kamu mau bilang ini salah nya anak ku begitu? Apa kamu menuduh anakku yang sebenarnya tak bisa punya anak dan mandul" Yohana jadi emosi dan berdiri dari duduk nya di sofa.
"Entahlah, mommy pikir saja sendiri, suamiku itu belum pernah menghamili wanita manapun, bisa jadi malah dia yang bermasalah"
"Kamu ya, lancang sekali mulut kamu itu!?" Yohana berusaha menahan emosinya, menantunya satu ini memang sangat menyebalkan tak ada -sopan santun nya- pada orang tua. Apa mentang mentang dia memiliki darah barat, lalu kelakuan nya juga seenaknya begitu.
Tapi banyak juga wanita yang seperti si Rena itu, namun bisa berprilaku sopan pada yang lebih tua, Yohana jadi makin kesal lagi pada anak nya kenapa bisa menikahi wanita tak sopan seperti ini. "Baiklah jika begitu aku akan membuktikan padamu jika anak ku itu lelaki normal dan tak ada keturunan mandul di keluarga kami, kamu lihat saja aku akan mencarikan Hafiz istri lagi dan pasti dia bisa memberikan aku cucu yang banyak"
"Apa maksud mommy?"
"Aku takkan menunda lagi untuk menjodohkan Ekohafiz dengan gadis lain dan kamu jangan menolaknya lagi, jika istri muda dari anak ku nanti ternyata bisa hamil bersiaplah untuk mengaku kalah dan bercerai dari anak ku, apa kamu paham Renata?"
"Apa??" Yohanna langsung berbalik pergi tanpa pamit sebelum Renata mengamuk, dia segera menyambar tas prada mahalnya di sofa, dia malas berpamitan dengan menantu tak sopan seperti itu.
Blam....
Sesaat setelah pintu depan ruang tamu tertutup dengan keras dan rapat, Renata langsung berteriak emosi melemparkan bantal sofa ke arah pintu berharap lemparan itu mengenai wajah tua ibu mertua nya. "Sialan!! wanita tua brengsek!!"
Brak!!!!!
"Argh, asem dah semoga saja dia cepat mati!!" Renata mengacak-ngacak rambut nya dengan wajah merah dan menahan emosi, selalu saja jika bertemu ibu mertua nya mood akan hancur seperti ini, kenapa sih Ekohafiz itu bisa punya ibu menyebalkan seperti itu.
Hati Renata rasanya seperti pecahan beling, hancur berantakan, dia meremas dadanya dengan air mata mengaliri mata lentik nya, dia membanting lagi pajangan kristal di meja ruang tamu rumah nya.
Sudah lebih dari satu jam dia mengamuk melempar benda apapun dan membuat ruang tamu rumah ini bagaikan di terjang badai. "Dasar wanita tua sialan! Aku sudah bersabar begitu lama jadi menantu nya, tapi sepertinya dia sengaja membuatku aku dan mas Hafiz bercerai, lihat saja anak lelaki kamu itu takkan pergi dariku dan takkan pernah menceraikan aku Nyonya Yohana!?" Renata bersungut sungut kesal dan menyambar tas Chanel nya di meja makan, berjalan menuju pintu lalu memakai high heels hitam, baiklah kali ini dia butuh hiburan untuk menenangkan otak nya yang kusut dan perasaan nya yang mendidih.
*
*
Forest cafe, Kemang Jakarta**
Renata tengah duduk di sofa merah dalam cafe yang malam ini nampak ramai, dia kesal dan hampir mencekik siapa saja yang mau menyodorkan lehernya.
"Jadi wanita tua itu mengancam kamu, dia mau menjodohkan Ekohafiz dengan wanita lain, argh dasar wanita tua jelek, sudah mau mati saja belagu" Selly yang emosi meremas serbet di meja, dan ketiga perempuan yang saling bersahabat itu tengah duduk bersama dalam cafe.
"Iya benar, argh aku kesal luar biasa, mentang mentang dia kaya raya banyak uang lalu seenaknya saja menjodohkan anaknya lagi, apa dia pikir aku sudi di madu, apalagi jadi istri tua dari anaknya, enak saja"
"Hahaha, ya ampun Ren jangan sampai deh kamu jadi istri tua di mana harga diri kamu jika sampai di madu oleh Ekohafiz, kamu bisa kalah saing kalau menantu baru mereka cantik dan bisa hamil pewaris keluarga Rahadian" Teman nya yang bernama Selly itu tertawa dan menyedot jus jeruk nya.
"Lalu apa rencana kamu Ren?"
"Gak tau, aku akan berusaha lebih keras lagi mungkin aku akan konsultasi ke dokter obgyn lagi dan minta maaf Hafiz melakukan tes lagi ke dokter, mau gimana lagi"
"Ckck ya ampun nyonya Eko, kamu bodoh sekali sih, kalau ke dokter lagi takkan ada gunanya, hasilnya pasti tetap sama kamu di nyatakan sehat dan wanita subur, kenapa ya aku jadi sangsi pada suami mu itu jangan jangan dia penyebab nya? Seperti nya kamu benar jika sebenarnya dia yang mandul?" Dira teman nya yang lain cekikikan saat Selly menuduh Ekohafiz biang keladinya.
"Hahaha~ Ekohafiz sebenarnya mandul, Masa sih?" Selly tertawa geli.
"Ya kales mungkin aja kan? Suami mu itu hanya terlihat gagah dan tampan di luar saja, tapi sebenarnya sperma nya payah tak ada benih nya, hahaha" Kedua temannya tertawa keras meledek Renata dengan puas.
"Yak kalian berdua!!" Perempuan dengan rambut pendek sebahu itu angkat bahu masih tertawa mengejek Renata.
"Lalu aku mesti gimana dong? Kalian bantu dong jangan malah mengejek aku mulu" Renata memelas pada dua teman nya.
"Aku ada ide agar rasa penasaran mu terjawab dan harga dirimu aman" Selly membisiki teman nya.
"Ide apaan? Ayo cepat katakan....."
"Kamu ingat nggak sama om Agung, Teman ranjang mu lima tahun lalu...." Alis Renata naik dengan bingung
"Eoh apa Agung Andriansyah maksud kamu??" Renata masih kaget lalu menatap kedua teman nya.
"Masa kamu lupa sih, om Agung yang dulu pernah menyewa kamu semalam dan membayar kamu sangat mahal" Renata tentu saja ingat lelaki itu, itu terjadi enam tahun lalu, saat dia dan Ekohafiz baru setahun lebih menikah dan dia pernah mendapat lima puluh juta dalam semalam sebagai bayaran, Renata pernah menjadi teman ranjang semalam dari om kaya berumur 45 tahun yang masih gagah di ranjang.
"Iya aku ingat, tapi dia tinggal di New York selama ini kan? Apa dia sudah balik ke Jakarta lagi?" Heran perempuan cantik itu.
"Dia sekarang ada di jakarta, udah sebulanan ini Ren, dia bilang ingin ketemu sama kamu, kemarin dia ketemu aku, dia berniat booking kamu lagi, Gimana kamu mau nggak, dia sepertinya masih tergila gila sama kamu lho?"
"Yak tapi aku ini sudah menikah! kamu gila Sell, masa aku tidur sama om om itu lagi?! Ogah, aku kapok dan takut mas Hafiz tau" Selly berbisik pelan sambil tertawa di akhir kalimatnya membuat bola mata Rena itu melotot setelah berteriak, untung saja cafe masih sepi siang ini.
"Iya aku tahu kamu sudah nikah tapi kan ini peluang bagus, sapa tau kamu bisa cepat hamil dan membuktikan jika suami mu itu yang sebenarnya mandul"
"Jadi maksud kalian?" Dira berbisik dengan mengacungkan jempolnya. "Dia menginginkan kamu Ren, ini kesempatan bagus, kamu bisa manfaatkan om om itu untuk menabur benih pada mu"
"Astaga, lalu jika aku tidur dengan nya bagaimana dengan mas Hafiz dong? Suamiku itu bisa murka dan langsung menceraikan aku jika tahu aku tidur dengan lelaki lain?"
"Ck tolol banget sih! tentu saja dia jangan sampai tahu rahasia ini selamanya....." Selly menandaskan kata- selama nya- tadi.
"Benarkah, masa bisa sih? Kamu yakin"
"Dengar ya, ini kesempatan bagus, kenapa nggak kamu manfaatkan om Agung aja? siapa tahu jika ada sperma lelaki lain masuk ke rahim mu kamu bisa cepat hamil, jadi kamu nggak di salahkan terus sama mertuamu yang songong itu lagi" Renata jadi bingung, di satu sisi dia cemas dengan perjanjian dengan mertuanya itu, apa jadi nya jika sampai dua bulan lagi dia belum juga hamil, tapi di sisi lain dia sebenarnya setuju dengan dua sahabatnya ini jika ini peluang bagus, mumpung kan ada lelaki yang bersedia menjadi relawan untuk menyumbangkan benih nya juga di rahim nya.