Kegelapan menyelimuti mereka sejenak hingga baju besi Ren dan garis cahaya pada cincin mulai bersinar, bahkan tanpa adanya jamur binatang misinya, memberikan pencahayaan yang cukup untuk melihat terowongan yang memanjang di depan mereka.
"Katakan padaku kalau kau tahu kemana ini mengarah," gumam Lin saat mereka maju, suaranya berbisik. Jemarinya menyentuh dinding terowongan, menguji kestabilannya.
"Aku tidak sepenuhnya yakin," Ren mengakui, cahaya kristal memperlihatkan alisnya yang berkerut. "Tapi saat aku memiliki jamur di kepalaku, aku memang tahu, dan kenangan itu harus cukup untuk sementara ini."
Di kedalaman, hampir tak terlihat dalam penumbra terowongan, sebuah titik bercahaya kecil bergerak cepat, melayang seperti kunang-kunang yang tersasar.
Terowongan menyempit saat mereka menurun, memaksa mereka untuk semakin rendah. Tanah lembab mengeluarkan aroma kuno yang bagi Ren anehnya menenangkan, seperti mimpi setengah terlupakan yang tiba-tiba teringat.